1 The Rule

'Orang terkuat adalah orang yang akan menduduki tahtah'

Itulah sistem pemilihan penerus raja di kerajaanku. Setiap anak raja yang baru lahir dengan memiliki saudara akan bertanding untuk menentukan siapa yang akan menduduki tahtah selanjutnya. Tidak peduli dia terlahir yang pertama atau kedua. Saat anak termuda menginjak usia 17 tahun ia akan bertarung dengan kakak-kakaknya untuk melihat apakah dia lebih pantas untuk menduduki tahtah. Jika ternyata anak termuda itu lebih kuat dari kakak-kakaknya, maka posisi putra mahkota pada saudaranya yang lain akan hilang. Aku sebagai anak termuda dari keturunan raja harus bertarung dengan kakak-kakakku saat aku berusia 17 tahun nanti. Itu artinya aku masih memiliki 2 tahun lagi sebelum acara pertarungan terbesar di seluruh kerajaan dimulai.

Perkenalkan namaku Kian Zeckend Cale, anak laki-laki termuda dari raja ke-11 raja Rackhmen Zeckend Dei, ayahku. Lebih tepatnya ayah tiriku. Ya, bisa dibilang aku adalah 'anak haram' dari raja Rackhmen, sekaligus anak terlemah dari raja Rackhmen. Sudah tidak ada gunanya lagi aku bertarung dengan kakak-kakakku kalau hasilnya saja sudah kelihatan jelas seperti ini. Tapi aku tahu, keluargaku akan tetap melaksanakan pertarungan itu untuk mempermalukanku di depan banyak orang.

Sejak dulu, keturunan raja selalu dianugerahi kekuatan terbesar melebihi rakyat-rakyat biasa. Mereka mendapat kekuatan spesial baik itu kekuatan elemen atau kekuatan psikis. Contohnya kakak pertamaku Wiraem Zeckend Frey, dia memiliki kekuatan elemen api dengan stok mana yang sangat banyak. Itu artinya dia bisa mengeluarkan api terus-menerus tanpa khawatir kelelahan. Lalu ada kakak perempuanku Shryea Zeckend Queen yang memiliki kekuatan es dan kekuatan tambahan yaitu dia bisa membuat perisai yang kuat. Perisai atau pelindung dengan jangkauan yang sangat luas, kalau tidak salah dia bisa membuat pelindung yang berukuran setengah dari wilayah kerajaanku. Ditambah daya tahannya yang luar biasa dan berlangsung lama. Kedua kakakku sudah pernah bertarung 2 tahun yang lalu saat kakak perempuanku berumur 17 tahun. Apakah kalian tahu siapa pemenangnya? Pemenangnya adalah kakak pertamaku, itu artinya posisi putra mahkota tetap ia pegang selama ini.

Sementara itu ada aku yang tidak memiliki kekuatan untuk bertarung. Yah, aku memiliki kekuatan mirip psikis sih, hanya saja kekuatan ini tidak bisa digunakan untuk bertarung.

Aku memiliki kemampuan untuk melihat masa depan. Masalahnya aku tidak bisa mengetahui persis apa yang terjadi di masa depan, itu seperti ingatan-ingatan samar yang hanya bisa kulihat 5 menit dalam sehari. Jadi kadang aku bahkan tidak tahu maksud dari ingatan itu. Ada satu lagi hal yang bisa kulakukan, aku bisa melihat warna aura dari seseorang. Saat aura di sekeliling mereka berwarna merah itu artinya dia memiliki niat jahat terhadapku atau membenciku lebih tepatnya, tapi saat mereka memiliki aura kuning itu artinya mereka tidak memiliki niat jahat terhadapku dan kalau aura mereka berwarna pink itu artinya mereka tidak peduli denganku.

Dan tentu saja seluruh keluargaku termasuk ibu tiriku memiliki aura merah pekat di sekeliling mereka. Kecuali untuk ayahku, warna merahnya sih tidak sepekat keluargaku yang lain, tapi tetap saja itu merah! Sebegitu bencinya kah kalian denganku? Memang aku salah apa?

Semakin aku berpikir, semakin aku yakin bahwa kelahiranku tidak ada hubungannya dengan kesalahanku. Kenapa harus aku yang disalahkan? Memangnya salah siapa aku harus terlahir sebagai 'anak haram'?

Aku tidak mau memikirkannya lagi, itu membuat kepalaku tambah pusing. Aku tidak mau menyalahkan ibuku atas masalah ini. Karena ibuku adalah orang yang baik dan dia selalu menjagaku disaat orang lain tidak peduli padaku. Sekarang setelah ibuku tiada, ayahku baru mengasihaniku?

2 tahun lagi ya sebelum aku bertarung dengan kakak-kakakku. Kalau begitu selama 2 tahun ini, setidaknya aku harus mencari seseorang yang akan setia kepadaku.

***

Wuuuussssshhhhhh

Angin lembut yang berhembus seakan memandu Kian menemukan seorang anak kecil berusia sekitar 12 tahun yang sedang tertidur bersandar di suatu pohon besar. Anak yang memakai baju dan celana putih yang sudah kusam, pipi kirinya yang sedikit kotor karena tanah tapi memiliki rambut lembut berwarna coklat.

Wuuuusshhhhhh

Sekali lagi angin berhembus, membuyarkan lamunan Kian yang sedari tadi meratapi anak perempuan itu.

Dengan kemampuannya Kian dapat melihat aura sekeliling anak itu yang berwarna putih. Putih? Kenapa bisa berwarna putih?

Kian terus mengulang pertanyaan-pertanyaan itu di dalam pikirannya. Apa mungkin karena anak itu tertidur jadinya auranya berwarna putih?

Tidak-tidak, bahkan jika orang itu tidak mengenal Kian mereka memiliki aura berwarna pink.

Seketika itu juga sekelebat cahaya seakan melahap kesadaran Kian. Beberapa gambaran-gambaran mulai bermunculan di kepala Kian. Gambaran-gambaran yang mengerikan, rumah-rumah yang kebakaran, para warga yang berlarian dan bendera lambang kerajaan Wizaclyn yang hangus terbakar.

"Ack!"

Kian memegangi kepalanya yang mulai terasa sakit. Ia menyandarkan bahunya pada salah satu pohon dan terduduk lemah disana.

'Apa-apaan itu? Apakah itu masa depan?'

Tanpa disadari Kian mengulas senyum di wajahnya. Ia mengeluarkan tawa kecil dari mulutnya sambil mengingat-ngingat masa depan yang tadi ia lihat.

'Setelah aku melihat anak itu tiba-tiba aku bisa melihat masa depan kerajaanku? Hahaha...'

Setelah selesai tertawa Kian menghampiri anak kecil yang masih tertidur itu.

'Kau akan menjadi aset utamaku untuk memenuhi keinginanku.'

Kian menyelimuti anak itu dengan mantelnya dan menggendong anak itu sampai ke seekor kuda yang ditumpanginya dari kerajaan. Dengan cepat kuda itu berlari membawa Kian dan anak itu sampai ke gerbang istana.

avataravatar
Next chapter