Niki 6

Aku berpikir dan Aku merasakan kalau hubungan terasa hambar. Sangat membingungkan. Aku sangat ingin mengakhiri hubungan ini, karena awal yang tidak begitu serius. Disatu sisi, aku menikmati apa yang dan juga aku mulai bertanya-tanya apakah aku mulai tertarik dengan Niki.

Mungkin ini saatnya aku mengambil inisiatif.

"Niki Sabtu ini kamu sibuk tidak? ayo nge date!!"

"Hmm... nanti aku beri kabar, aku tidak tahu sibuk atau tidak"

"Ohhh oke, di tunggu kabarnya"

Setidaknya aku sudah mencoba.

"....."

"Eh ayooo.... kita mau kemana saaf?"

"Mungkin nonton dan makan siang sepertinya asik..."

"Sip..... Aku sangat menantikannya"

Sampai pada waktunya berkencan.

"Hei Saaf sini...."

"Maaf telat dijalan macet"

"Iya tidak apa saaf"

Seketika aku terpukau dengan penampilannya, dia sangat cantik hari ini. aku bersyukur punya pacar (meskipun masih terasa palsu).

"Hei saaf, kenapa. saaf!!! mengahayal terus!!"

"Eh maaf, aku hanya terpukau dengan penampilan kamu niki"

".... pffft" Niki sambil tersipu malu.

Dijalan menuju bioskop kami mengobrol banyak hal. Hanya dengan mengobrol dan cari tahu tentang dirinya membuat diriku sudah merasa puas.

Lalu seketika Niki berhenti dengan wajah yang terkejut. aku langsung melihat dan mencari apa yang membuat dia terkejut tapi dia langsung menarik tanganku dan pergi dari tempat tersebut. sepertinya kita tidak jadi nonton dibioskop.

"Ada apa denganmu Niki?"