webnovel

The Ungraduated Love (Bahasa)

Pertemuan dan Perpisahan yang tidak terselesaikan. Aku harap aku bisa mengatakan maaf tapi tidak bisa karena bagiku kata itu hanya tetap untuk mengakhiri sesuatu. Aku selalu berharap tidak ada akhir disetiap awal yang ku jalani.

f4u · Realistic
Not enough ratings
23 Chs

Bonus: Alice POV

Aku Alice, Aku punya sahabat sejak kecil. Namanya Saaf. Dia pemalas, selalu murung, tidak pernah bersemangat, tidak pandai merawat dan suka tidur. Sangat merepotkan, aku harus membangunkannya dan selalu menjadi orang bodoh untuk menghiburnya. Tapi syukurlah dia bisa ketawa dan tersenyum denganku.

Dia selalu ada untukku.

Dia selalu ada disaatku sedih.

Dia selalu menyemangatiku.

"Saaf kamu memang tidak tergantikan"

Ya kami selalu dikira sedang berpacaran, tapi tidak apa aku tidak peduli dengan kata orang. Yang penting aku bisa menghabiskan waktu bersama saaf

Dan disekolah baru ini kita sekelas lagi dan tetap bersama lagi.

Aku ingin masa sma ku menyenangkan bersama Saaf. Tapi aku juga sangat ingin bermain softball. Pada saat perkenalan ekskul softball, aku melihat seorang senior yang membuatku kagum seperti saat aku menonton idol. Kadang aku berharap saaf bisa seperti mereka. Dilihat dari kelakuannya sepertinya tidak mungkin hahaha.

Aku pun memutuskan untuk bergabung di klub softball sekolah.

Ternyata aku terpilih jadi pemain tim utama untuk kejuaraan nanti. Aku akan berlatih lebih keras untuk ini.

Dan lebih asiknya lagi aku bisa bertemu dengan senior itu setiap latihan. Andaikan Saaf bisa sekeren senior itu. Tidak apa, Saaf dengan apa adanya sudah membuatku nyaman. Dan aku sudah mulai membadingkan senior itu dengan saaf.

Ternyata aku suka sama Senior itu.

Kesibukanku akan softball membuat waktu ku bersama saaf berkurang. Aku ingin sekali bercerita tentang senior itu kepada saaf. Aku ingin meminta pendapatnya.

Ya akhirnya aku bisa jalan lagi dengan saaf.

Sepertinya saaf tidak bersemangat hari ini, aku coba menghibur dia. atau Mungkin dia juga lelah. Aku tidak tahu kesibukan dia. Aku juga lelah sehabis latihan tadi.

"Alice..... Aku...."

Tidak, tidak sekarang saaf. kenapa baru sekarang kamu bilang itu ke aku. tidak disaat aku sedang suka sama orang lain. Aku bingung. Atau haruskah aku terima saja.

Tidak. aku juga harus memastikan isi hati dan perasaanku.

Aku tidak mau terkecoh dulu, aku harus fokus ke kejuaraan ini. Aku harus latihan lebih keras lagi.

Sepertinya aku sadar kalau waktu bersama saaf semakin berkurang. Tapi. Apapun yang terjadi Saaf tetap sahabatku.

Aku tidak tahu apa yang terjadi. Hubunganku dengan Saaf terasa semakin canggung. Ataukah aku yang bingung dan tidak tahu harus berbuat apa.

Ya kejuaraan pun dimulai, aku harus tetap fokus.

Tidak disangka Tim ku bisa mencapai Final.

Tapi disamping itu kenapa aku merasa sedih, seharusnya aku tetap bersemangat dan serius di final kali ini.

"Saaf" Aku melihat saaf, dia datang menonton. Dia ada disini menyemangatiku. Aku harus menang.

"Saaf, Aku pasti menang" Dengan senyum lebar dan jempolku.

Eh, Aku menang. Tim Ku juara. Aku ingin bertemu Saaf.

"Selamat atas kemenanngannya, kamu hebat sekali tadi Alice"

"Ahhh senior, terima kasih"

"Alice ada yang ingin kubicarakan"

"Apa itu?"

"Alice aku suka padamu, kamu mau jadi pacarku?"

Aku tidak tahu lagi. tapi aku suka sama senior. disatu sisi aku sadar aku pasti akan kehilangann Saaf. Tidak mungkin. Dia sahabatku. Kita tidak akan berpisah karena hal ini.

"Iya, aku juga suka"

"Aku mau"

Aku jadian dengan senior. Dan waktu itu aku bahagia.

Saaf kemana ya? dia belum menemuiku sejak kejuaraan. Aku ingin bertemu dengannya. iya aku harus menepati janji ku.

Tiba-tiba senior mengajakku jalan. Sepertinya nanti saja bertemu dengan saaf. ini kencan pertamaku dengan senior.

"Eh?.... Hai Saaf"

Aku bertemu dengan saaf. sejenak terasa waktu telah berhenti. Aku berpikir harus berkata apa kepadanya.

Dia mengetahuinya.

Aku telah kehilangan saaf.

Aku kehilangan sahabatku.

Kami pun sudah sama sekali tidak bisa kembali lagi. Dia terus menghindar.

"Maaf"

Tidak cukup. Dan semakin parah.

Aku merasa kesepian.

Aku senang bersama senior. tapi tidak cukup aku tetap merasa kesepian.

Aku tidak tahan. Aku butuh Saaf.

Aku harus menemuinya.

Disaat aku ingin menemui Saaf, Aku menerima suatu surat dari saaf. Dia menitipkannnya kepada ibuku. Dan disaat itulah rasa penyesalan terbesarku. aku benar-benar kehilangan Saaf.

"Aku ingin menemuimu Saaf"

"Aku sadar yang aku butuhkan kamu saaf"

"Aku....."

"Kamu..."

"Alice POV END"

Saaf Story To be Continued.