3 Noel arc: awal yang baru (1)

Semakin curiga kepada kakek, Noel memberikan brosur-brosur itu dan bergegas untuk pulang.

- N e w C h a p t e r-

di Panti Asuhan Beverly (Beverly's orphanage)

-NOEL'S POV-

"Bun, Aku pulang"

"Baik pak, akan saya bicarakan dengan Noel. Iya pak, saya mohon maaf sebesar-besarnya" Terdengar suara bunda yang menyebutkan namaku ditengah pembicaraan telfonnya itu.

"Kamu tahukan tadi bunda sudah berbicara dengan kepala sekolah? Coba kamu ceritakan sebenarnya apa yang terjadi?" Tanya bunda marie dengan nada cemas

Bunda marie, Kepala panti asuhan yg telah merawatku dan adik-adikku di panti selama ini dengan sepenuh hati.

Kalau aku memberitahukan semua ini, pasti hanya akan menambah beban bunda.

Gimana nih? Kalo cerita masalah pindah sekolah juga ntar bunda malah makin ribet.

"Begini bun, aku mau berhenti sekolah aja dan mulai kerja. Kan lumayan, bisa ngurangin beban, si bontot jg udah mau masuk sd kan?" Ucapku untuk mengalihkan pembicaraan

"Kamu merekam privasi salah seorang siswi diam-diam, itu kata kepala sekolah. Itu tidak benarkan? Bunda tau pasti sifatmu seperti apa. Dan rasanya ngga mungkin kamu melakukan itu, nak" Ucap Bunda sambil mengernyitkan alisnya

Hah... Kalo seperti ini tidak ada lagi yang bisa kusembunyikan dari bunda

"Walaupun..." ucapku sambil menahan amarah setelah mengingat kejadian di sekolah tadi.

"Walaupun?" tanya bunda

"Walaupun pelakunya bukan aku, jari mereka sudah menunjukku sebagai kambing hitam, bun. Tidak ada jalan keluar lagi" ucapku sambil tersenyum pahit penuh kekecewaan.

"mereka? mereka siapa? Kan kamu bisa minta tolong ke John" tanya bunda penuh kebingungan.

"beberapa siswa, mereka melapor ke kepsek bahwa aku lah pelakunya. Selebihnya, mereka hanya diam dan tidak peduli. John? Ia salah satu pelopor konspirasi ini."

Sama sepertiku yang masih sulit menerima kenyataan, bunda sampai terdiam beberapa saat untuk mencerna info ini.

"kenapa mereka tega melakukan ini kepada mu, nak? Kamu sudah bicara 4 mata sama John mengenai masalah ini? Bunda percaya John adalah anak yang baik. Ayo, bunda akan mengantarmu ke rumah John, kita coba bicarakan baik - baik"

Kenapa mereka tega melakukan ini? Aku juga sempat bertanya-tanya kepada diriku sendiri. Apakah aku pernah melakukan kesalahan kepada Kevin ataupun anak lain tanpa kusadari?

Tapi setelah diingat-ingat lagi perharinya aku hanya mengeluarkan beberapa kata di kelas karena aku tau mereka menjauhiku secara diam-diam, selebihnya waktuku dikelas kuhabiskan dengan tidur siang.

Jadi, letak kesalahannya dimana? Tidur siang? -batinku.

Back to conversation.

"Kalau John anak yg baik, harusnya dia membantuku, bun. Tapi malah dia yang jadi pelopor masalah ini. Kalau kita ke rumah John, kita bisa-bisa jadi bahan tertawaan doang, bun." kataku sambil mempertahankan gengsi.

Ditengah pembicaraanku dengan bunda terdengar bunyi notifikasi HP yang berbunyi terus menerus di tas sekolah. Aku pun mengakhiri pembicaraan dengan bunda menggunakan dalih notifikasi HP itu.

-TINONG-TINONG-TINONG-

(bunyi notif massanger)

notifikasi itu terdengar jelas dari HP pemberian John yang sebenernya punya Kevin dan HP inilah yang jadi awal mula skandal dan pengkhianatan tak terbayangkan sebelumnya.

Dari notifikasi yang kuterima, John beberapa kali miss called dan Kevin mengirim beberapa chat dan video.

Penasaran dengan yg dikirimkan Kevin, Aku membuka chat Kevin.

Kevin Pratama

Kevin: Heh, nak panti,

lo punya kuota buat

buka nih chat ga ya?

Ah bodo amat. Nih gw

kasih kenang-kenangan,

si John udah ngehapus

Vidio kelly di HP lama gw

kan? Nih, gw kasih yg baru

-send video-

Gw denger dari kepsek

lo mau pindah ya, Yah...

Ga bisa ketemu lagi dong :(

Anak-anak laen jg sedih

ampe nitip salam

wkwkwkwwk

Hoiya, gw mau kasih

warning ama lo. Kalo lo

berani ngelapor ke yayasan

sekolah kek, bonyok gw kek,

atau cari perhatian gimanapun

itu, gw ga bakalan tinggal diam.

Antara Kepala panti lo yg

bakalan dicabut dari posisinya.

Atau, panti asuhannya yg

dirobohin🤔

Menurut lo bagusan yg mana?

-----------

NOEL'S POV

Kevin. Tidak cukup setelah membuatku keluar dari sekolah, sekarang dia mau mengancam keberadaan rumahku dan pekerjaan bunda.

Bukan hanya itu, setelah kubuka video senonoh yg ia kirimkan bukanlah wajah Kelly. Akhirnya aku sadar bahwa korbannya bukan hanya satu orang, mungkin jauh lebih banyak dari dugaanku.

Tapi kenapa ditengah masalah yang dibuatnya itu kenapa malah aku yang kena batunya?

Kemarahanku yang pada saat itu telah mencapai ubun-ubun pun membuatku berencana membanting hp itu dengan keras.

Lucu bukan? Saking tak berdayanya, aku berusaha untuk menghancurkan benda mati yang tidak punya salah apa-apa.

Disaat aku sudah menggenggam erat, dan mengangkat hp itu. Konsentrasiku teralihkan oleh selembar brosur yang berada di lantai. Yep, lebih tepatnya  brosur yang diberikan oleh si kakek tadi.

Disalah satu sudut brosur itu, tertulis dengan font kecil :

🎉 sekolah informal, biaya  murah meriah mencret 🎉

Sekolah dengan biaya murah? Tanpa pikir panjang aku langsung mencari contact info di brosur itu.

"Dapat!" gumamku.

Aku pun tidak menyangka akan begitu bersemangatnya melihat brosur yang awalnya kuhujat sebagai brosur senonoh.

Dengan kecepatan penuh, aku berlari keluar rumah.

"mau kemana, Noel?" tanya bunda

"ke sekolah baruku, Bun"

------------------

di depan gedung UNDARCYBERSCHOOL

Masih menggunakan seragam sekolah Beverly High School, dengan terengah - engah aku sampai di lokasi sekolah non formal itu. Setelah aku memperhatikan sekeliling, aku mulai kebingungan dan tidak yakin lagi dengan brosur ini.

Ini beneran sekolah ga sih? Kok lokasinya di lorong sepi gini?

Mana gedungnya udah tua lagi, batinku.

Dengan perasaan bingung, aku mulai menarik napas dan berpikir lebih jernih.

Pertama, aku sudah pindah dari sekolah lamaku.

Kedua, aku mendapatkan calon sekolah baru dari seorang kakek tua mencurigakan yang membagikan brosur.

"Apa jangan - jangan brosur ini sebenarnya trik penipuan belaka? Bagaimana jadinya kalau ternyata brosur ini berusaha menjebak anak - anak sepertiku? Bagaimana jadinya kalau...."

Pikiranku terus berlari kemana-mana memikirkan hal terburuk hingga tak terasa aku sudah berdiri di gedung sekolah tua selama 1 jam. Dan selama 1 jam itu, tak ada seorang pun yang lewat di lorong ini. Semakin lama aku berdiri disana makin angker rasanya berdiri sendiri tanpa melakukan apa - apa.

Akhirnya kuputuskan untuk mempercayai keberuntunganku dan mulai memasuki dunia baru yang tak terbayangkan dari sebelumnya.

avataravatar
Next chapter