What The Hell?!

Bhak!

Sebuah tendangan ketika mereka saling melepaskan pelukan. Juni terjerembap ke belakang, tapi untungnya, senjatanya terselamatkan.

Lelaki itu kini berusaha berdiri, setengah terhuyung akibat oleng hasil tendangannya sendiri. Ia mengambil botol air kerasnya, memecahkannya pada pinggiran meja. Menjadikannya sebuah senjata.

"Kau memang Juni ternyata, si biang masalah dan kesulitan, dasar batu sandungan! Pantas saja ayahmu lebih menyayangi July dari pada Kau!" Celanya dengan mata melotot.

Juni ingin tersinggung, tapi apa yang dikatakan pamannya itu benar. Dia suka sekali membuat masalah, berbanding terbalik dengan adiknya yang pendiam.

Juni meludahkan darah dari mulutnya, tendangan Anderson memang tidak main-main. Untung dia tidak pingsan!

"Kau pikir, dengan mengatakan segala hal konyol itu akan membuatku lemah dan mengalah?" Juni menarik keluar belatinya, berniat menandingi Pamannya dalam pertarungan jarak dekat.