Persaingan

Eleanor tidak bisa menghentikan dirinya. Ia marah semarah-marahnya. Merasa sangat kesal dan ingin mencekik wanita itu sampai mati. Tidak perlu kata-kata yang lebih halus, wanita tidak tahu malu itu berhak ia maki sampai akhir hayat nanti.

Masalahnya masih sama. Yaitu Arthur. Lelaki itu kembali menjadi sumber masalah. Dan tipenya sama. Sama-sama menyukai Arthur karena lelaki itu sangat menawan. Bahkan, ini sudah entah ke berapa kalinya lelaki itu dijegat dan diinginkan untuk dimiliki orang lain.

"Bangsat sialan! Akan aku cabik-cabik dia sampai tidak berbentuk!" makii Ele sambil membanting pintu rumah. Di belakangnya, Arthur berlari mengikuti matenya. Mengucap maaf pada beberapa orang yang istirahat di ruang depan. Mereka butuh tenaga untuk menghadapi bahaya malam ini. Tapi Ele justru datang dengan keadaan marah seperti ini. Membuat keributan dan kaget bagi beberapa orang.