webnovel

The time is most powerful

History
Ongoing · 458 Views
  • 1 Chs
    Content
  • ratings
  • N/A
    SUPPORT

What is The time is most powerful

Read The time is most powerful novel written by the author Nima_Bahadur_Roka on WebNovel, This serial novel genre is History stories, ✓ Newest updated ✓ All rights reserved

Synopsis

Visit my blog page and read my true life story and about "what is the time" www.strouglelife.blogspot.com

You May Also Like

Why Is The Grand Duke Chasing Me?

"Grand Duke, I have no idea what you are talking about." He gave me a sly smile but I can see the anger behind them. I wanted to throw this glass ball at his handsome face but also, I don't want to end up in jail. "You have no idea?" He mockingly said and I can feel the anger slowly radiating off from where he stands. I secretly stepped back from the table and created a huge distance between the both of us, just to be sure. I kept my calm and looked at him straight in the eyes. "Yes. I have no idea." He smiled, "Wrong answer." I suddenly felt the tip of his sword on my throat and his eyes screaming insanity and just madness. I was calm the whole time even though my knees are ready to give up any moment now. Work with me body! Don't let me down or we are both dead! "Say that again, witch." I glared at him this time but I changed my expression and smiled at him. I may seem calm but I am trembling on the inside. Don't kill me, don't kill me. "I. Have. No. Idea." I just got reincarnated here! Let me live! - - - - Pandora is a beautiful fortune teller that is often mistaken as a witch but, she is actually is not. She is also a con woman in an era where women are vulnerable to talks of love and true happiness, like the ones that you find in those sucky love fairy tales. There are no problems about Pandora if you will just look at the outside. She is always full of smiles and laughter and everything she predicted seems to actually come true. However, Pandora is no witch at all. In fact, she is just a mob character in a game namely "Messengers of Love" wherein the heroine believes in fortune telling and, you guessed it, fate! Pandora was constantly visited by the villainess to seek answers from her. Pandora, being the con woman that she is, fed lies to the villainess and just to falsely believe that the grand duke, the one the villainess loves, feels the same way about her. Basically, she was the one who pushed the villainess to her death. However, the real Pandora is no more and in replace of her is a woman named Pia. A 28-year old bitter woman who had a job and 2 rescue cats. Pia doesn't believe in love, because it already destroyed her before. So she call bullshit to every reading she has with these hopeless ladies and told them the real, hard, truth. That love sucks! Everything is straightening up and even the villainess, who seems madly in love with the duke at first, started realizing that the duke doesn't feel the same way. The villainess started to change and that is where the plot began to shift. One faithful day, the Grand Duke himself visited Pandora and… What is this?! Why is the Grand Duke angry at me for telling the truth and why did he suddenly start to chase me?! O N - H O L D

heienzeya · Fantasy
Not enough ratings
2 Chs

sih jampang robinhood betawi

Si Jampang adalah seorang pendekar legendaris dari Betawi yang dikenal sebagai "Robin Hood" dari Betawi. Dengan kepiawaian silatnya , ia kerap merampok harta benda milik tuan tanah dan orang kaya yang rakus di kawasan Grogol, Depok . Kemudian, hasil perampokan itu dibagikan kepada warga. Bagi tuan tanah dan orang kaya, Jampang adalah momok yang menakutkan. Namun, dia adalah sosok yang heroik bagi rakyat kecil. Bagaimana kisah hidup Jampang ? Berikut adalah kisah dalam kisah Si Jampang, Robin Hood dari Betawi . Selain Tujuh , Betawi juga memiliki pendekar legendaris yang dijuluki " Robin Hood"dari Betawi. Dialah Jampang yang terkenal tampan, kuat, dan sakti. Nama Jampang diambil dari nama daerah asal ibunya yaitu daerah Jampang di Sukabumi, Jawa Barat. Ayahnya berasal dari Banten,Jampang dan istrinya tinggal di Grogol, Depok. Mereka hidup bahagia dan dikaruniai seorang putra yang sering dipanggil Jampang Muda. Namun, kebahagiaan itu tidak berlangsung lama. Ketika anak-anaknya mulai beranjak remaja, istri Jampang meninggal karena sakit. Sejak saat itu, Jampang hidup menjanda dan mengasuh anak seorang diri. Karena ingin melihat anaknya menjadi anak yang shaleh dan berguna bagi masyarakat, ia menitipkan anaknya di sebuah pondok pesantren. Sejak saat itu, sang anak lebih banyak tinggal di pondok pesantren. Terkadang, dia pulang untuk menemui ayahnya jika dia membutuhkan uang untuk biaya sekolah dan biaya hidup. Jampang merasa kesepian,Dari situ, ia berpikir untuk membantu orang Betawi yang menderita akibat tekanan tuan tanah dan orang kaya yang pelit. “Ah, lebih baik aye merampok hartanya untuk aye berbagi dengan rakyat jelata,” pikirnya. Jampang juga mulai merampok harta milik tuan tanah dan orang kaya di kawasan Grogol. Mereka yang menjadi korbannya marah padanya. Namun, masyarakat justru senang karena sering mendapat jatah harta dari perampokan Jampang. Sejak saat itu, ia dikenal sebagai perampok dan menjadi perbincangan warga kota, tak terkecuali di kalangan kyai dan santri di pondok pesantren. Hal itu membuat Jampang Muda malu karena tendangan ayahnya. Pada suatu ketika, putra Jampang kembali ke rumah dengan semua pakaiannya. “Hai, Tong ! [1] Mengapa kamu membawa pulang semua pakaianmu? ” tanya Jampang pada anaknya. " Aye [2] tidak mau mengaji lagi, Be [3] ," jawab anak itu, " Aye sangat malu." "Kamu malu, Tong ?" tanya sang ayah. “Bukankah Babe dari Banten? Biasanya orang Banten adalah orang yang alim. Tapi, kenapa Babe malah suka merampok? Semua orang di sekolah asrama membicarakan Babe . Saya malu,” kata anak itu dengan perasaan kecewa. “Hai, Tong . Anda tidak perlu menasihati Babe seperti itu . Katakan saja apa yang Anda inginkan, ”kata Jampang. Putra Jampang hanya menggelengkan kepalanya dan berkata kepada ayahnya. "Pokoknya aye nggak mau mengaji lagi," kata putra Jampang itu. "Sial, kamu Tong . Dia biasa memberi nasihat seperti kyai, tapi sekarang dia bahkan tidak mau mengaji lagi. Kamu ingin menjadi apa? Mau jadi perampok seperti ayah?” tanya sang ayah. Anak laki-laki itu menggelengkan kepalanya lagi. Ia sangat kecewa dengan sikap ayahnya. “Jadi, apa yang kamu inginkan, Tong ? Mau menikah?” desak sang ayah yang mulai kesal. "Tidak, Jadilah. Hanya bayi yang menikah yang tidak boleh kesepian lagi, "kata anak itu. Mendengar perkataan anaknya, Jampang tertawa terbahak-bahak. "Oh, apakah kamu ingin ibu lain?" kata sang ayah, "Baiklah, kalau begitu. Sayang akan menemukanmu ibu baru. ” Anak itu hanya terdiam. Sementara itu, Jampang langsung teringat seorang janda bernama Mayangsari yang memiliki anak bernama Abdih. Janda itu adalah mantan istri Sarba, sahabatnya sejak kecil saat masih tinggal di Banten.

Ebit_Adja · Action
Not enough ratings
3 Chs
Table of Contents
Latest Update
Volume 1

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews

SUPPORT

empty img

coming soon

More about this book

Report