webnovel

The Tales of Lixe

Pada suatu hari, ketiga dunia yang seharusnya terpisah bersatu. Dunia itu adalah Iume, Lapha, dan Veden. Masing-masing dunia mempunyai ras-ras yang menghuninya. Kejadian itu membuat seluruh dunia terkejut, tetapi di tengah itu tiba-tiba ras-ras dari Lapha menyerang dan mengakibatkan perang besar pertama. 20 tahun kemudian Edward, seorang pemuda yatim piatu yang mempunyai sebuah tujuan besar yaitu untuk membuat perdamaian di seluruh dunia. Edward adalah pemuda yang tidak mempedulikan ras karena dia menganggap seluruh ras itu sama. Tetapi tujuan itu sangatlah jauh dari jangkauannya yang sekarang, tetapi apakah ini sebuah keberuntungan atau kesialan, dia mengalami kejadian yang merubah hidupnya dan itu membuatnya semakin dekat dengan tujuannya itu. Inilah kisah dari dari dia yang telah menjadi legenda di masa lalu, maupun masa depan. Sebuah kisah legenda yang telah terlupakan tentang dia yang agung.

OlphisLunalia · Fantasy
Not enough ratings
105 Chs

Deus Machina part 1-8

Sementara itu dengan perlahan di tempat yang jauh Yggdrasil semakin mendekat dan mendekat.

"Hoi lihat apa itu?!" kata salah satu pemuda yang ada di sana.

Tentu tidak ada orang bisa melewatkan pemandangan sebuah pohon terbang yang bercahaya di langit. Sontak semua orang yang ada di ibukota kekaisaran Aritophia keluar untuk melihat Yggdrasil yang pertama kali mereka lihat.

Semua orang pun mulai panik melihat Yggdrasil yang semakin mendekat.

Sementara di dalam istana tepat di kamar sang Kaisar, terdapat Alexander yang dari kasurnya dia melihat Yggdrasil begitupun dengan seorang wanita yang ada di sana yang terkejut melihat Yggdrasil.

Dia adalah Astral, seorang penyihir yang juga merupakan bagian dari sepuluh ksatria.

"Tuan Kaisar, apa jangan-jangan itu adalah salah satu harta nasional bangsa Elf?"

Seorang kakek tua itu terlihat sama sekali tidak terkejut dengan apa yang dilihatnya. Malah melihat Yggdrasil sekali lagi mengingatkannya saat dia muda dulu.

"Itu…jadi begitu, dia sudah bangkit ya?"

Astral pun menoleh dan bertanya, "Apa maksud anda?"

Memang fakta bahwa Yggdrasil memanglah sebuah pohon itu membuat orang-orang mengira kalau itu milik bangsa Elf, tetapi sayangnya itu bukan karena apa yang ada di sana adalah bencana yang jauh lebih buruk.

"Itu bukanlah harta nasional bangsa Elf, itu adalah Yggdrasil."

"Yggdrasil?" Astral bertanya-tanya.

"Ya, benda itu tidak bias dibandingkan dengan harta nasional bangsa Elf. Memang senjata itu adalah harta Elf yang konon bisa menghancurkan satu negeri, tetapi benda itu ada di level yang berbeda."

"Apakah anda pernah melihat benda itu?"

"Ya, aku sudah pernah melihat Yggdrasil."

Ini adalah sebuah cerita kelam tentang masa lalu Alexander dimana dia mengetahui seberapa kejam takdir dunia ini kepada dirinya dulu.

"Itu bukanlah cerita yang bahagia."

Sebuah masa lalu dimana perang antara manusia masih sangat sering terjadi. Dia Alexander yang telah melihat kekejaman yang terjadi di sebuah negeri kecil tempat dia tinggal.

Sebuah negeri yang berada di antara dua negeri besar yang seharusnya damai tetapi negeri itu menjadi korban akan dua negeri besar yang berperang.

Pada saat itu dia melihat Yggdrasil dating dari langit dan mengabulkan permohonannya untuk mengakhiri perang itu.

Astral yang mendengarkan cerita Alexander pun merasa kagum kepadanya.

Itu memang bukan sebuah cerita yang bahagia tetapi, Alexander memang benar-benar berjuang karena dia sudah lelah dengan pertumpahan darah yang terjadi terus menerus di masa itu.

"Tuan, anda memang orang yang sangat hebat."

"Mungkin kau menganggapku seperti itu tetapi pada dasarnya aku menghentikan perang dengan jalan peperangan jadi tidak heran ada orang di luar sana yang masih membenciku sampai saat ini."

Di dalam hati Aleander sebenarnya dia ingin memerintah negeri yang dia buat itu sendiri karena dia tidak mau mengorbankan anak dan cucunya untuk peran itu tetapi saying karena manusia secara umum adalah ras yang berumur pendek dia tidak bisa menjadi seperti Aria.

Ini semua juga karena kesehatannya yang terus menurun seiring waktu yang bahkan sekarang membuatnya berbaring sepanjang hari di kasurnya.

"Kurasa memang sudah waktunya cucu bandelku menampakkan dirinya di depan publik."

"Cucu anda? Apakah Xavier akan ikut andil dalam perang ini?"

Alexander tidak pernah sekalipun bertemu dengan cucunya juga tidak pernah bertatap muka dengannya sehingga dia tidak tahu orang seperti apa cucunya itu tetapi, dia pasti akan menampakkan dirinya untuk mencegah perang ini terjadi.

Xavier kembali menatap Yggdrasil dan dengan percaya diri dia pun berkata, "Dia pasti akan menampakkan dirinya, karena dia adalah cucuku."

Baginya Cucunya adalah harapan terakhirnya untuk memegang tampuk kekuasaan di kekaisaran ini.

Dia tahu cucunya itu pasti sudah mengalami banyak hal yang menyedihkan di dalam hidupnya yang sama seperti dirinya sendiri yang juga kehilangan orang tuanya akibat perang.

Xavier dan Alexander terlihat sebagai dua orang yang mempunyai kemalangan yang sama tetapi, diantara mereka terdapat perbedaan yang sangat besar.

Alexander masih beruntung karena dia mempunyai orang yang selalu mendukung dan berada di sisinya dari awal yang tidak lain adalah istrinya sendiri tetapi untuk Xavier…

Dia dari awal dimana titik hidupnya berubah selalu sendirian dan sendirian berjuang di dalam takdir kemalangannya. Dia yang sudah tahu siapa dirinya dari awal tetapi memutuskan untuk memilih jalannya sendiri untuk mewujudkan mimpinya.

"Dia pasti akan datang…"

Tepat di garis depan pasukan kekaisaran Miyako, disana sekarang terjadi kegaduhan dikarenakan kabar tentang apa yang terjadi kepada Tamamo juga kepada para sesepuh.

Ini adalah hal yang tidak ada orang yang menduga dimana para petinggi kekaisaran telah dikalahkan oleh LEON seperti rumor yang beredar dan kali ini mereka tahu kalau ketua LEON memang juga iku andil dalam semua ini.

Dengan menghilangnya para petinggi maka itu juga mempengaruhi semangat berjuang para prajurit. Bahkan saat ini banyak dari mereka yang sudah patah semangat dan berputus asa untuk memenangkan peperangan yang bahkan belum dimulai.

Pada saat itu muncullah seorang manusia rubah yang memiliki bulu hitam kemerahan yang mempunyai ekor berjumlah Sembilan. Dia berdiri membelakangi rembulan tepat di atas sebuah bangunan.

"Tenanglah wahai para prajurit pemberani! Saat ini memang benar kalau nona Tamamo dan para petinggi telah menghilang tetapi, aku, kita, semuanya masih ada disini!" ujar rubah itu sambil mengepalkan tangannya.

Dia sangat benci melakukan ini, dia sangat membenci ini.

Mendengar itu pandangan semua prajurit pun langsung tertuju kepada rubah itu.

"Kita adalah ras Beast! Ras yang terhormat dan mempunyai keberanian tinggi walau apapun yang menerjang! Untuk itu, demi nona Tamamo dan untuk keluarga kalian berjuanglah sampai titik darah penghabisan!"

Pada saat itu para prajurit dari kekaisaran Miyako yang tadi ingin menyerah menjadi berpikir dua kali untuk melakukannya.

Ya, mereka teringat konsekuensi yang akan terjadi jika mereka kalah dalam perang ini. Ras mereka semua akan menjadi budak dari kekaisaran Aritophia. Semua keluarga mereka, ibu, ayah, adik, semua yang mereka sayangi akan menjadi budak dan kekaisaran Miyako dimana merupakan rumah dari semua ras mereka akan hancur.

Untuk itu mereka juga tidak mempunyai pilihan lain lagi antara berdamai atau berperang habis-habisan.

Di sana di balik layar terlihat seseorang yang mengawasi dari jauh semua itu. Orang itu memakai jubah mantel hitam yang lumayan tebal.

"Ini gawat, aku harus segera kembali!"

Orang itu pun langsung menghilang di dalam bayang-bayang dan tidak menampakkan dirinya kembali.

"Oooo dia benar-benar melakukannya," kata orang itu.

Orang itu adalah orang yang sekilas terlihat seperti Edward yang kemarin bersama dengan orang misterius menuju ke sebuah tempat.

Tiba-tiba disana terdengar suara seorang wanita yang tidak berwujud.

"Walau di jaman mana pun mereka semua tidak bisa berubah,"

Sontak pria itu pun terkejut mendengar suara itu.

"Suara itu, Yuriel! Kau, kenapa kau ada disini! Seharusnya Innocentia dan White tidak ikut campur dalam urusan ini, Yuriel!"

Perang itu sendiri bukan urusannya dan tidak perlu para utusan dari langit untuk ikut campur. Untuk itu bagi pria itu seharusnya baik White maupun Innocentia dan semua hanya melihat semua dari kejauhan tentang takdir dunia ini.

Pria itu sendiri tahu kalai Innocentia dan sang Mahadewi benar-benar ikut andil maka ini akan menjadi game over buat semuanya karena menghadapi mereka masih terlalu cepat untuk mereka semua terutama dengan tidak mengetahui siapa dan apa kekuatan mereka.

"Ya, diriku tidak ada niatan untuk ikut andil dalam perang ini dan nona Innocentia sendiri juga sama. Aku hanya datang memperingatkan kalian tentang kehadiran Avelix Rigel dalam peperangan ini. Lagipula jika nona Innocentia juga membiarkan kalian jadi sudah jelas dia tidak ingin ikut andil dengan apapun di dunia ini untuk sekarang."

Avelix Rigel, dia adalah salah satu Magical Beast misterius yang keberadaannya sendiri hanya diketahui beberapa orang.

Rigel adalah magical beast yang sangat luar biasa kuat tetapi, yang paling mengerikan dari dirinya bukanlah kekuatannya melainkan dirinya sendiri yang tidak bisa dikalahkan.

"Rigel...itu artinya..."

Avelix Rigel sendiri tidak akan serta merta menampakkan dirinya, tentunya ada suatu hal besar yang akan terjadi di dalam perang ini yang membuat sang Magical Beast itu sampai menampakkan dirinya sendiri karena pada dasarnya dia tidak memiliki pikiran atau kehendak sendiri.

"Dan juga jangan salah paham dengan nona Innocentia, semua ini berawal dari kesalahanmu yang berujung dengan semuanya!"

"Aku tahu kesalahanku yang telah aku perbuat kepada kalian semua tetapu..."

Sembari mengepalkan tangannya laki-laki itu berkata, "Aku masih mempunyai hal yang harus aku lakukan!"

Dia pun melihat ke arah seseorang di belakangnya.

Orang berjubah yang berada di belakangnya itu pun berkata, "Ya, kami pasti akan membatalkan semua ini karena itulah alasanku merebut kekuatan kegelapan ini dan menjadi Darklord! Sang Cahaya perlu untuk dihentikan atau jika tidak 'dia' akan benar-benar mati!"

"Bukankah kalian juga menginginkan hal yang sama?" orang berjubah itu bertanya kepada Yuriel.

Yuriel tidak menjawab pertanyaan orang berjubah itu dan dia pun pergi dari sana tanpa mengatakan sepatah kata pun.

"Tch!"

Seorang gadis yang terlihat mempunyai rambut panjang itu terlihat kesal.

Tidak ada yang tahu apakah dia kesal dengan jawaban orang berjubah itu, atau dia kesal dengan hal yang lainnya. Saking kesalnya terlihat aura yang sangat kuat keluar dari tubuhnya sendiri yang bahkan bisa mempengaruhi lingkungan di sekitaran gadis itu.

Lantai tempat gadis itu berpijak bahkan retak, begitupun juga dengan dindingnya dikarenakan aura gadis itu yang sangat kuat.

"Yu-Yuriel tenanglah!" ucap gadis yang ada di belakang Yuriel.

Gadis itu tidak lain adalah Ramiel yang telah kembali dari misinya sendiri.

Setelah itu Yuriel pun menenangkan dirinya dan aura yang sangat kuat tadi pun menghilang dan keadaan kembali menjadi seperti semula.

"Fyu~h akhirnya kau tenang juga."

"Jadi bagaimana dengan pekerjaanmu?"

"Tentu saja aku berhasil, setidaknya tidak ada orang yang bisa menghentikanku disini."

Dengan berhasilnya misi Ramiel, tentu sebentar lagi akan ada kegaduhan yang akan terjadi di Veden ditambah dengan seseorang yang diperintah oleh White untuk menyerang ke salah satu kerajaan besar di Lapha yang Yuriel sudah yakin akan berhasil.

"Dengan ini dua negeri sudah berhasil dihancurkan..."

"Itu memang misi yang sangat mudah Nya~hahahaha."

Baik Yuriel dan Ramiel pun menoleh ke sumber suara itu dan mendapati Persia yang ada di jendela atas.

"Persia? Kenapa kau kesini?"

Persia pun turun dari jendela.

"Aku merasakan aura Yuriel dari jarak jauh nya~, jadi aku datang dan ingin memastikan."

Sama seperti White, Persia juga sangat peka dengan keadaan sekitarnya sehingga dia bisa merasakan sesuatu dari jarak yang sangat jauh.

"Ngomong-ngomong apa yang sedang kalian diskusikan Nya?"

"Tidak ada, itu hanya aku yang berharap mereka akan bisa gunain sihir yang bisa menghancurkan satu atau dua gunung gitu sehingga bisa membuatku lebih bersemangat," ucap Ramiel dengan santainya.

"Aku jadi berpikir apa yang dirasakan yang lainnya. Kalau naga itu aku sudah tahu kalau dia tidak peduli karena yang dia mau hanyalah 'Makan'."

"Kalau begitu mau mencoba bertarung denganku?" tanya Yuriel.

Seingin apapun Ramiel untuk bersenang-senang, Yuriel adalah lawan yang sama sekali tidak ingin dia hadapi. Ada beberapa alasan dan salah satu diantaranya adala Yuriel tidak tahu cara untuk menahan diri terutama saat ini dia tengah merasa kesal.

"Geh! Jangan bercanda, bedakan ingin mencari kesenangan dan mencari malapetaka!"

"Nyahahaha~ saran yang bagus nya!"

Persia menarik pedang yang ada di pinggulnya dari sarungnya dan menghunuskannya ke Yuriel.

"Sebenarnya aku kemarin ingin berhadapan dengan Yulia-nyan tetapi tidak jadi."

Sekarang baik Persia dan Yuriel sudah bersiap-siap untuk bertarung sedangkan Ramiel menjauh karena dia tidak mau terlibat dengan kehancuran yang mungkin mereka berdua sebabkan.

Di saat itu, di saat mereka dengan secepat kilat mendekat ke arah masing-masing tiba-tiba layaknya komet yang jatuh, dari atap seorang wanita berpakaian Gothic panjang datang kesana dengan sayap hitam yang ujungnya bersinar biru dan mendarat di tengah-tengah antara Persia dan Yuriel yang berlari ke arah masing-masing untuk saling menyerang.

Dia tidak lain adalah White dan pada saat yang sangat singkat itu White mencengkeram pergelangan tangan dari Yuriel dan Persia dan menahan mereka.

"No-nona White?!" ucap mereka bertiga secara bersamaan.

Mereka bertiga benar-benar terkejut dengan hadirnya White yang sangat tiba-tiba. Ekspresi terkejut mereka bahkan nampak sangat jelas di wajah mereka masing-masing.

Dengan cahaya bulan yang menyinari White dari langit-langit terlihat dengan jelas dia menghentikan Persia dan Yuriel untuk saling menyerang satu sama lain. Dengan iris berwarna merah yang menyala itu nampak tenang seperti biasanya tetapi, ketenangan White itu yang membuatnya semakin menakutkan.

Di saat-saat itulah White pun mengatakan kepada mereka, "Kalian, berhentilah membuat masalah."

Mendengar itu Persia menelan ludah dan seketika dia langsung mengeluarkan keringat dingin.

"Nya-nyahahahaha..."

Yuriel yang juga terkejut juga sama, tetapi dia juga sangat kagum dengan White terlihat sangat indah saat dia bermandikan cahaya rembulan.

[Nona White, dia memang benar-benar luar biasa]

Walapun Yuriel tidak mengeluarkan seluruh kemampuannya, tetapi untuk menghentikan serangannya adalah hal yang sangat luar biasa yang hanya orang selevel White saja yang bisa melakukannya.

"Maafkan aku nona White, aku hanya sedikit kesal dan mencoba untuk mengeluarkan kekesalanku ini dengan hal lain."

White pun melepaskan cengkramanannya dan membebaskan Persia dan Yuriel.

Dengan terbata-bata, Persia pun menyambut kedatangan White yang secara tiba-tiba, "Se-selamat datang ka-kakak, ka-kakak cepat juga ya Nyahahahaha..."

"Semua tugasku sudah selesai, sekarang yang akan aku lakukan hanya melihat seperti apa semuanya akan menjadi."

"Kalau begitu sebentar lagi?!" Ucap Yuriel.

"Ya, tidak lama lagi sang putri salju yang tertidur akan bangun."