1 1. Kau siap?

WAA!! WAA!!

KRASH!! Suara tusukan tombak menembus jantung seorang manusia.

SRING!!! JLEB!! Tak mau kalah melihat rekannya terbunuh, teman manusia itu juga menusukkan pedangnya ke kepala makhluk yang diindentifikasi sebagai setengah manusia setengah serigala.

BLARR!! BLARR!! Suara meriam melubangi kastil megah yang sudah diciprati banyak darah segar yang keluar dari tubuh-tubuh yang fana.

"Kau siap?"

"Kapanpun! Semua sudah sesuai rencana! Kita hanya perlu mengeksekusi ini sesuai kata-katanya!"

BLAR!! BLAR!! BLAR!! BUARR!!!

"Kalian para pengganggu, kalian sungguh berfikir mampu menghapuskanku dari dunia ini? Aku sudah lelah mengikuti permainan kalian semua. Apalagi kau dan kau yang selalu menyebut nama orang itu! Aku sampai mengira nama itu adalah nama Tuhan atau dewa kalian!"

Pertarungan sengit yang melibatkan dua kubu yang saling menghancurkan, membunuh, mengeksekusi, terpapang di seluruh lapangan luas kastil milik makhluk yang memiliki ancaman tingkat dunia, Sang Iblis Penipu, Azazel Krypt.

Iblis itu sedang membabi-buta dengan kedua cakar panjangnya nan tajam. Tubuh kekar berototnya berbulu tipis putih kemerahan itu bermandikan darah korbannya.

"GUAAA!!!!" iblis itu berteriak sambil menunjukkan ekspresi mengerikannya seolah-olah dia merasa kesal.

"Tembak!"

KLING!!

Beberapa orang berpakaian jubah ungu mengangkat tongkat kayu dan memunculkan lingkaran sihir putih dibawah kaki makhluk yang diidentifikasi sebagai siluman serigala.

"Siraman sinar matahari! Sun Deglaze!" sekitar sepuluh orang merapal sihir itu.

KLING!!!

Cahaya sinar matahari yang dimunculkan di kegelapan malam yang suntuk itu menyilaukan semua makhluk yang berdiri dibawahnya, termasuk para penyihir-penyihir itu sendiri.

"GOAAHH!!!" siluman itu berteriak dan terjatuh.

Tubuh berbulu itu perlahan-lahan menghilang dan kembali menjadi tubuh yang mereka anggap seperti manusia.

"OAHK!!!" iblis itu masih mengerang kesakitan.

Sekitar satu kilometer dari kastil Azazel…

"Bagaimana situasinya?" tanyaku.

"Anda akhirnya menampakkan diri, Daz Eloi! Sesuai perintah dan strategi yang Anda rancang, kami berhasil memojokkan iblis itu perlahan-lahan!" seorang yang botak kekar memujiku sambil mendekatiku.

"Kita sudah memojokkannya, sesuai prediksi Azazel adalah seorang siluman serigala. Sihir cahaya memang sangat ampuh, anak-anak buahnya yang merupakan half-human pun sesuai survei Anda"

"Jangan senang dulu, lawan kita adalah Iblis Si Penipu. Kita tidak pernah apa yang akan dia lakukan" aku tidak melepaskan fokus mataku ke Azazel dari posisiku sekarang.

"Tenang saja, Daz. Ini akan menjadi bentuk balas dendam kita, Jendral Orcus sudah bisa beristirahat dengan tenang sekarang" seseorang menghampiriku dari dalam kemah, namanya Ordella.

Gadis pemanah dengan tubuh yang lebih pendek dariku ini adalah teman masa kecilku, sudah sembilan belas tahun aku bersamanya. Sekarang dia bukan lagi teman masa kecilku, dia adalah kekasihku. Tatapan percaya dirinya memberiku ketenangan.

Kami memasang kemah siaga berjarak satu kilometer dari area baku tempur, diatas sebuah daratan yang dapat memandang langsung kastil Azazel.

"5000 pasukan yang terdiri dari 1000 pasukan berkuda, 1500 pasukan bertombak dan pedang, 1000 penyihir, 1000 pemanah, 500 dokter dan ahli ramu. Kita pasti bisa melakukan ini Daz!" nada percaya dirinya diiringi gerakan kedua tangannya yang mengepal di depan dadanya.

"Kalau begitu, saya pamit Ahli Strategi, Daz!" pria botak tinggi itu pergi.

"5000 orang di awal tahun. Sesudah pertempuran panjang selama setahun memburu Azazel, kita kehilangan 800 pasukan berkuda, 900 pasukan bertombak dan pedang, 700 penyihir, 800 pemanah, dan hampir seluruh dokter. Musuh kita ini cerdik" balasku dengan tatapan pahit.

Aku adalah seorang ahli strategi pasukan Kerajaan Asterial, negeri perdagangan yang mengutamakan bisnis. Kehadiran Iblis Azazel memotong seluruh alur perdagangan kami, banyak negeri sudah kandas olehnya. Kami sudah meminta bantuan negara lain untuk berkooperasi melawan Azazel, namun entah bagaimana mereka semua terbunuh di tengah perjalanan.

"Yo! Daz! Aku baru saja kembali untuk memberi laporan" seseorang dengan zirah abu menghampiriku dengan kuda dari bawah.

Dia adalah Kings Lavrev, pimpinan pasukan yang tersisa. Dia juga adalah teman masa kecilku. Tubuhnya ditutupi dengan zirah milik ayahnya. Aku bisa melihat pemuda berambut hitam yang gagah itu setelah dia membuka topi zirahnya.

Kami duduk melingkar bertiga di dalam tenda.

"Situasi sekarang tetap sengit, tetapi strategimu berhasil sobat!" dia tersenyum senang.

Entah kenapa ekspresi kedua teman masa kecilku yang lugu ini memberikanku rasa tenang dan kepercayaan diri yang baru.

Kami bertiga adalah pemimpin pasukan yang sekarang, Jendral Orcus adalah pimpinan kami dulunya. Dia tewas di tengah-tengah pertarungan dua bulan yang lalu, seseorang berhasil melukai dan membunuh Orcus si tak tersentuh itu.

"Kita akan menyelesaikan ini semua dan menjadi pahlawan Asterial!" gadis berambut coklat dengan eskpresi riang itu terus-menerus berkata-kata dengan optimis.

"Hmm.. Ini akan menjadi akhirnya" Kings tersenyum lega, mata hitamnya terlihat penat namun tetap bertekad kuat.

"Ehem! Saya ingin mencari Si Jenius Daz, apa dia disini?" seorang datang kemari.

Suara terdengar tidak asing.

Botak kekar? Bukannya dia baru saja pergi? Kenapa dia kembali?

"Daz! Aku ada perlu sebentar dengan Anda, bolehkah sebentar saja?"

"Baik, sebentar" aku keluar dari tenda mengikutinya.

Botak kekar itu berjalan menuruni tangga terbuat dari tanah tanpa sepatah kata apapun. Tidak seperti dirinya.

Kami berjalan hingga ke depan pohon besar, tidak ada orang yang berjaga disini. Kenapa?

"Ehh.. Sebenarnya Daz. Anu.." botak kekar belum memalingkan wajahnya.

"Ada apa? Kau biasanya berbicara tanpa rem, tidak seperti kau biasanya. Acar jeli"

"Yahh.. Aku ingin mengatakan ini sebelum aku-"

BUAK!!

Aku menedang mukanya dengan kaki kananku sebelum dia menyelesaikan kata-katanya. Botak kekar sangat membenci acar jeli, dia pasti akan marah jika aku mengatakan itu di depannya.

Tendanganku tidak dapat menjatuhkan tubuh besarnya itu. Tentu saja, dia sangat besar dan setinggi dua meter.

"PENYUSUP!" teriakku.

"TERLAMBAT DAZ! TIDAK AKAN ADA YANG MENOLONGMU!" suaranya menggelegar dan berat sekali.

Tubuh si botak kekar berubah menjadi sesuatu yang mengerikan, terlihat sesuai penilaianku kalau dia adalah siluman serigala. Mukanya yang terlihat bodohnya itu berubah menjadi muka yang berlumur darah dan terlihat bekas luka di pipi kanannya.

Mata merah iblis terpancar langsung ke mataku.

"?!"

Aku tidak bisa bergerak.

"Kau bisa tahu bahwa Sang Penipu ini menipumu? Kau memang musuh yang merepotkan, Daz" suara beratnya membuat seluruh bulu kudukku naik seketika.

Dia sangat mengerikan jika dilihat dari dekat. Raut mukanya sekarang ini dipenuhi terror dan kengerian.

"Karena itulah aku akan membunuhmu!" dia berteriak dengan suara yang berat.

BRETSHH!!

"Uhkk!!"

Cakar tajamnya mengenai perut sampingku, kecepatan yang tak masuk akal!

Bruak!!

Aku terjatuh, rasa perih yang luar biasa terekam oleh otakku ini, nafasku mulai memburu. Aku bisa menggerakan sedikit kepalaku untuk melihat lukaku..

Sial, darahku mulai mengalir sedikit demi sedikit, terasa panas dibagian kulit yang sudah tersayat benda tajam itu.

JRAKSH!!

"UahkK!!"

Kaki besarnya menginjak perutku. Raut mukanya mengisyaratkan sepertinya dia ingin segera menghabisiku. Bagaimana ini?! Bagaimana?!

"SERANG!!"

"UWOHH!!!"

"SERANG TERUS!"

Makhluk yang terkapar itu bangkit dengan santai. Dia mengeluarkan sayap dari punggungnya, berwarna merah darah kehitaman.

"HA?"

"Serangan kita tidak mempan kah?"

Makhluk yang seharusnya sudah dilemahkan itu menunujukkan wujud lainnya.

"Blood's Vortex" dia mengatakan itu.

Dia memiliki bentuk tubuh seperti manusia, tetapi seluruh tubuhnya seperti tertutup sesuatu yang hitam. Matanya memancarkan warna hitam dan terlihat bentuk seperti mulut berwarna putih, hanya itu yang dapat diidentifikasi dari dirinya.

"Apa ini?"

"Tubuhku terasa pan-"

"Ap-"

JROTT!! BRWSHHH!! BLARR!! KRESHH!!

Semua orang yang sedang mengepung iblis itu hancur seketika, seluruh darah mereka tersedot secara paksa keluar dari tubuh mereka dan membentuk sebuah pusaran darah di udara.

"Kalian sungguh pikir mampu mengalahkanku, si Iblis ini?" senyumnya terlihat tak puas dan merasa tergganggu.

Dia membuka mulutnya lebar-lebar dengan posisi rahang yang menggelikan.

GLEK! GLEKK!!

Pusaran darah tadi dia telan semuanya sekaligus.

"Monster.."

"Ini tidak-"

"Hiii…"

Para penyihir dan pemanah yang tidak terkena serangan itu langsung tersungkur menyerah melihat kengerian makhluk itu.

"Siapa berikutnya?" dia terkekeh.

"Tanpa basa-basi lagi, aku akan langsung membunuhmu disi-"

JRAKK!!

Tombak kesayangan Kings yang berwarna abu mengkilap itu menusuk perutnya.

"DAZ!!"

Zirah perangnya terlihat menyilaukan meskipun dari jauh.

"UWAHH!!!"

BUAK!!!

Bobot tubuhnya yang hampir mendekati angka 90 kilogram itu menimpa Azazel si Iblis itu.

Aku bisa bergerak lagi.

"Kau tidak apa Daz? Aku hanya penasaran awalnya, ternyata" Kings muncul di detik-detik terakhir.

Aku sudah berhutang nyawa lagi padanya.

DUAK!!

Makhluk berbulu itu mendaratkan tendangan kerasnya ke pemuda berzirah itu. Tapi, dia menangkap kakinya.

"Aku sudah bertahan hidup selama ini untuk detik-detik ini!" tatap Kings murka.

BUAK!!!

Pukulan mendarat langsung ke mukanya langsung menjatuhkannya.

"Thick Mist!"

Azazel mengeluarkan asap tebal dengan cepat begitu dia terjatuh, seluruh pandanganku terhalang. Hal terakhir yang dapat kutangkap adalah dia mencoba menarik tombak Kings dengan kedua tangannya.

BUAK!! BUAK!! DZIG!!

Aku mendengar suara pukulan beruntun.

Posisi Kings..

BUAK!! BUAK!! DZIG!!

"Keluar kau pengecut!"

BUAK!! BUAK!! DZIG!!

"Kau memang pengecut!"

KRASHH!!!

"Uahk!!"

Zirahnya tertembus cakar yang tajam, meninggalkan lubang dari zirahnya. Tubuh pemuda itu pun terkena tusukannya. Sebuah zirah besi saja mampu ditembusnya, apalagi daging manusia.

"Tch! Aku belum boleh kalah! Daz masih berhutang tiga nyawa padaku" Kings mengatur kembali nafas dan kuda-kudanya.

"Fuuuu.. Hah!" dia memperbaiki postur tubuhnya yang sempat berlutut karena serangan terakhir.

Pemuda itu diam membatu seperti memperhatikan sesuatu selagi menutup kedua matanya.

Kri… kri… kring.. kencring….

"MATI!" siluman serigala setinggi dua meter itu langsung melesat dari belakang kepalanya, dia melompat dari titik butanya.

FWUT!

Kings langsung membungkuk dan melangkah satu langkah pendek kesamping untuk menghindari sergapannya, dia langsung membuka kedua matanya.

TAP!! BRAKK!!

Dia menangkap kepala makhluk menyeramkan itu dan membantingnya ke tanah. Disaat yang bersamaan dia menarik tombak yang tak bisa dilepas oleh Azazel dari perutnya.

"Tombak ini sudah hidup bersamaku 19 tahun, aku sudah tahu bagaimana dia akan berbunyi untuk memberikan lokasinya" dia tersenyum bangga.

"Jangan senang dulu!" Azazel merentangkan kedua tangannya kearah muka Kings.

"Red Rays!" kedua tangannya mengeluarkan sinar merah yang menyilaukan dan terasa panas.

PSIU!!! PSIIUU!!

Dia menembakan laser merah dari kedua tangannya. Kings melompat kesamping untuk menghindarinya.

Seseorang mengarahkan panah ke tumpukkan kabut tebal itu dari tempat yang lebih tinggi. Anak panahnya mengeluarkan aura berwarna keputihan yang menyilaukan.

"Peluru suci akan menghancurkan segala yang menghalanginya! Power God's Thrust!!" Ordella menembakan panah yang sudah diselimuti aura sihir dari atas mereka semua.

FUWOSHHH!!!

Kabut tebal itu tersapu bersih berkat hempasan angi dari anak panah Ordella.

"Siapa-"

"Power Shot!!"

DREB!! DREB!! DREB!! DREB!!

Tembakan panah beruntun didaratkan langsung ke Azazel, dia dengan cepat menghindari semua anak panah itu.

"Sialan! Siapa kalian sebenarnya? Kalian berbeda dari cecunguk-cecunguk yang di garis depan!" dia heran melihat keahlian mereka berdua.

"Lakukan "itu" Ordella!! Lakukan "kesukaanmu" Kings!" perintahku.

"Kau yakin?" Kings terlihat bergumam dengan muka yang cemas.

"Tak masalah" balasku dengan tatapan tegas.

Ordella tanpa menunggu aba-aba langsung menarik banyak anak panah dari tas panahnya dan mulai menembakinya dengan cepat.

"Power Snipe!"

BWESTT!! BWESSTT!! BWEST!!!

Azazel hanya bisa menghindar dan berlari cepat kearahnya. Kings dengan cepat menghampiriku dan menggendongku.

Dia menarik tangannya ke belakang dan mengambil posisi seolah-olah dia ingin melemparku.

WUSHH!!!

Aku melesat cepat di udara berkat lemparan kuat Kings dan segera menabrak Azazel, perhatiannya hanya tertuju Ordella sekarang.

BUAK!!

"CIH! PERGI DARIKU" dia memegang kepalaku.

Aku mengunci kedua kakinya dengan kaki panjangku, kedua tanganku menahan gerakan tangannya. Aku menguasai ilmu bela diri judo, karena aku belum bisa menggunakan sihir.

Ordella tetap menembaki kami, tentunya dia mengarah Azazel secara akurat.

"TAUNT!!" Kings mengaktifkan sihir penarik target paksanya.

JRAKSHH!!!

Sekali lagi tombak itu menusuknya, kali ini tepat menancap kepalanya.

"Uhk!"

Tanpa banyak bicara, tombak itu langsung dicabut dan ditusukan langsung ke tenggorakannya dengan kejam. Aku bisa melihat tatapan keji Kings.

"GUARHHH!!!" dia berteriak.

JLEB!!

"Uhkk!! Tidak mungkin! Aku.. dikalahkan.. oleh.. ma…" Azazel mengerang.

CKROSHH!!!

Kings langsung mengayunkan ujung bilah pedang tombaknya untuk memenggal kepalanya tanpa ragu.

Bugh!! Jasadnya terjatuh di tanah.

Tombak Kings adalah tombak suci khusus pembunuh iblis dan makhluk half-human, kartu truf jatuh kepadanya di dalam rencanaku.

"Ayo Daz! Kings mengangkat dan menggandeng separuh tubuhku.

Tubuh Azazel mulai mengeluarkan abu yang terbang ke udara. Apakah ini sudah berakhir? Apa aku tidak salah lihat? Aku masih merasa tidak tenang, nafasku masih tidak beraturan.

avataravatar
Next chapter