webnovel

The Story of Xueyue

Dia hanya gadis biasa yang terlahir dengan dibekali ingatan dari kehidupan sebelumnya. Dia tidak memiliki kekuatan super atau keahlian luar biasa bagai dewa yang mampu menjungkirbalikkan dunia. Tantangan hidupnya saat ini sangat besar. Entah dosa apa yang dia lakukan di kehidupan sebelumnya hingga membuatnya harus mengalami itu semua. "Apa?! Wang cefei dan Li cefei bertengkar lagi?" Xiang Xueyue benar-benar tidak habis pikir dengan kedua selir ayahnya itu. "Apa?! Xiang Xueying dan Xiang Xueyan bertengkar lagi karena Pangeran Keenam?" Xiang Xueyue juga tidak habis pikir dengan kedua kakak perempuannya yang ribut hanya karena seorang laki-laki. Meski begitu, dia sangat bersyukur karena bisa bertemu banyak laki-laki tampan berkuda putih bak pangeran dari negeri dongeng. Ya, paling tidak hidupnya masih berwarna. Namun, semua itu sirna tatkala titah kaisar turun. "APA?!" "Masuk harem?!" Seumur hidup dia tidak pernah berpikir untuk masuk ke dalam harem. Bagaimana bisa dia masuk ke dalam sarang para wanita ganas yang bersaing ketat untuk menjadi feniks?! "Yang Mulia tidak ingin mengunjungiku?" "Yang Mulia, kau tunggu saja. Aku pasti bisa memeluk pahamu erat-erat!"

mingyue_han · History
Not enough ratings
3 Chs

Makan Malam

Glosarium

Ben wang: sebutan yang digunakan wang untuk menyebut diri mereka sendiri saat berbicara dengan orang yang derajatnya sama atau lebih rendah.

Cefei: selir/istri kedua, posisinya satu tingkat di bawah istri sah yang disebut.

Daxiushan: pakaian luar berlengan lebar berbahan tipis dan ringan.

Fuwang: ayah (digunakan oleh anak-anak wang untuk memanggil ayah mereka).

Go: permainan strategi pada papan dengan menggunakan dua jenis "batu" hitam dan putih, permainan sejenis catur).

Guqin: alat musik petik, sejenis kecapi dengan tujuh senar.

Jiejie: kakak perempuan (bisa digunakan untuk memanggil perempuan yang lebih tua tanpa hubungan darah, misalnya antara istri sah dengan para selir suaminya, ataupun antar selir).

Mama: pelayan (wanita) senior.

Meimei: adik perempuan (bisa digunakan untuk memanggil perempuan yang lebih muda tanpa hubungan darah, misalnya antara istri sah dengan para selir suaminya, ataupun antar selir).

Qie: sebutan yang digunakan wanita untuk menyebut diri mereka sendiri utamanya dihadapan suami.

Wang: pangeran (gelar bangsawan untuk anak laki-laki dan saudara laki-laki kaisar atau orang yang berjasa besar untuk negara).

Wangfu: kediaman wang.

Wangye: panggilan untuk wang.

.

Makan malam malam hari ini bertempat di paviliun Lianhua. Paviliun itu terletak di tengah danau bunga lotus.

Ketika Xiang Xueyue dan ayahnya tiba, kedua cefei dan kakak perempuannya sudah duduk manis mengelilingi meja makan.

Wang cefei mengenakan daxiushan 'pakaian berlengan lebar' berwarna biru langit berbahan sutra tipis yang menyejukkan, sedangkan Li cefei mengenakan pakaian dengan model hampir sama berwarna dasar putih dengan paduan toska.

Kedua kakak perempuan Xiang Xueyue, Xiang Xueying dan Xiang Xueyan duduk di dekat ibu mereka

Kedua kakak perempuan Xiang Xueyue, Xiang Xueying dan Xiang Xueyan duduk di dekat ibu mereka.

Xiang Xueying adalah anak perempuan tertua Xiang Xiuwei. Ibunya adalah Li cefei. Usianya sekarang ini sebelas tahun. Gadis itu mewarisi gen bagus dari ibu dan ayahnya sehingga memiliki wajah cantik. Sebagai seorang remaja, dia memang memiliki paras menawan. Kalau diamati, struktur wajahnya memiliki sedikit kemiripan dengan Xiang Xueyue.

Malam ini Xiang Xueying memakai baju atasan berwarna merah muda berbahan tipis dan rok panjang setinggi dada berwarna abu-abu terang. Rambutnya digelung dobel pada kedua sisi.

Kakak perempuan kedua Xiang Xueyue adalah Xiang Xueyan. Dia adalah putri Wang cefei. Usianya hanya dua bulan lebih muda daripada Xiang Xueying. Mereka lahir di tahun yang sama.

Kalau dibandingkan, Xiang Xueyan memang tidak secantik kedua saudara perempuannya, tapi bukan berarti dia tidak cantik. Kecantikannya tetap masuk dalam peringkat atas.

Malam ini gadis itu mengenakan baju serupa dengan kedua saudaranya. Bagian atasannya berwarna putih tulang, sedangkan bagian bawahannya berwarna koral terang. Rambutnya digelung menggantung pada kedua sisinya.

Kedua cefei dan kakak perempuan Xiang Xueyue berdiri untuk memberi salam kepada Xiang Xiuwei. Setelah Xiang Xiuwei duduk, mereka pun kembali duduk.

Berbagai hidangan telah tersaji di atas meja makan. Hampir semua hidangan itu disiapkan oleh Xiang Xueyue.

Xiang Xiuwei mulai makan dan anggota keluarga yang lain mengikuti.

"Wangye, silakan cicipi sup buatan qie."

Li cefei menyodorkan semangkuk sup kepada Xiang Xiuwei. Dia pun menerimanya.

"Hmm, lumayan."

Li cefei yang mendapat tanggapan positif atas supnya merasa senang. Pipinya pun bersemu merah.

Hal ini tentu berbeda dengan Wang cefei yang langsung bermuka masam begitu Li cefei meminta Xiang Xiuwei mencicipi supnya. Dia hanya bisa mengeratkan gigi dan mengepalkan tangan kirinya yang ada di bawah meja. Kalau saja masakannya tidak tumpah, dia pasti akan medapatkan pujian.

Xiang Xiuwei melihat semua hidangan yang ada di atas meja. Tiba-tiba seorang pelayan datang. Dia memberi salam lalu meletakkan satu nampan hidangan di atas meja. Hidangan itu mencuri perhatian Xiang Xiuwei.

"Apa ini menu baru Xiao San?"

Xiang Xueyue yang sedang minum sup hanya bisa mengangguk mengiyakan.

Pandangan semua orang yang ada di situ tertuju pada sesuatu yang disebut menu baru Xiao San. Di atas nampan terdapat enam porsi hidangan . Hal unik pada hidangan itu adalah wadah yang digunakan. Benar saja, wadah yang digunakan adalah kulit jeruk.

Wadah itu dibuat denggan membelah buah jeruk menjadi dua bagian lalu mengeluarkan daging buahnya. Dengan begitu didapatkan kulit buah jeruk yang menyerupai mangkuk.

"Ini namanya ayam saus jeruk."

Xiang Xueyue tersenyum lebar saat memperkenalkan masakannya.

"Ayam? Jadi ini ayam?"

Xiang Xiuwei melihat anaknya yang mengangguk-angguk seperti ayam saat mematuk beras.

"Kalian semua harus mencicipinya. Ini enak sekali, lho."

Setiap orang mengambil bagiannya. Xiang Xueyue sudah mempersiapkan enam porsi sehingga masing-masing mendapatkan satu porsi.

"Ini lezat sekali. Bagaimana Xiao San membuatnya?"

Xiang Xiuwei sedikit terkejut rasa masakan anaknya. Perpaduan rasa asam manis pada sausnya menyegarkan dan cocok untuk disantap saat musim panas seperti ini.

"Itu rahasia~"

Xiang Xueyue menjawab pertanyaan ayahnya dengan nada bercanda. Hal itu membuat Xiang Xiuwei gemas dan mencubit pipi tembamnya.

Sebenarnya cara membuat ayam saus jeruk sangat mudah. Hanya perlu menyiapkan ayam tanpa tulang yang dipotong dadu, membumbuinya dengan garam dan sedikit lada lalu membalurnya dengan tepung dan telur, setelah itu menggorengnya. Penggorengan dilakukan dua kali agar lebih renyah. Untuk sausnya tentu menggunkan buah jeruk segar. Saus dibuat dengan perasan air jeruk dan juga parutan kulit jeruk yang ditambahkan sedikit garam, cuka, gula dan madu. Masak saus hingga mengental lalu masukkan ayam tepung ke dalam saus. Aduk hingga rata, taburkan biji wijen lalu tata di mangkuk kulit jeruk. Ayam saus jeruk pun siap dihidangkan.

"Masakan Xiao San memang lezat. Apalagi, wadah yang digunakan ini. Bukankah ini biasanya sudah dibuang?"

Li cefei yang dari tadi merasa kesal tapi hanya bisa meremas saputangan akhirnya bersuara. Dia tampak memuji masakan Xiang, tapi sebenarnya sedang menyindirnya dengan menyinggung wadah kulit jeruk yang digunakan. Dia ingin mengatakan wadah yang digunakan itu adalah sampah.

Dengan wajah polos Xiang Xueyue mengatakan, "Seseorang cepat menjadikan sesuatu menjadi sampah dan membuangnya karena tidak kreatif. Benarkan fuwang?"

"Hmm."

Muka Li cefei semakin masam. Dia tidak bisa membalas ucapan Xiang Xueyue karena Xiang Xiuwei mengiyakannya. Kalau dia membalas sama halnya menampar muka Xiang Xiuwei.

"Ben wang sudah meminta guru Wu untuk datang mengajari Ying-er dan Yan-e . Kita beruntung, dia bersedia." Xiang Xiuwei mengalihkan pembicaraan.

Kedua cefei langsung berpandangan setelah mendengar ucapan Xiang Xiuwei lalu mengatakan, "Qie mewakili Ying jie (Yan jie) berterimakasih kepada wangye."

"Hmm."

Guru Wu yang disebut Xiang Xiuwei adalah maestro guqin. Beberapa tahun belakangan ini dia bepergian ke berbagai negara. Namun, sekitar empat atau lima bulan yang lalu dia kembali ke Longjiang. Banyak orang yang memintanya mengajar, tapi tidak semua permintaan diterima. Kalau dia bersedia mengajar, itu suatu keberuntungan.

"Mungkin satu atau dua minggu lagi dia akan tiba di ibu kota, jadi persiapkan diri kalian."

"Baik fuwang."

Xiang XueYing dan Xiang Xueyan menjawab dengan patuh. Dalam hati mereka sangat senang karena bisa menjadi murid guru Wu yang terkenal.

"Ben wang juga meminta nyonya Zhao menjadi guru untuk Xiao San."

Xiang Xueyue mendongak menatap ayahnya dengan mata bening yang tampak bingung. Dia tidak tahu kenapa ayahnya repot-repot memanggil guru. Selama ini ayahnya sudah mengajarinya dengan baik. Dia juga sudah bisa membaca dan menulis, mengenal beberapa pantun, dan melukis. Meskipun masih pada tahap awal, dia juga sudah belajar bermain go dan guqin.

Seolah Xiang Xiuwei mengetahui pikiran anaknya, dia pun berkata, "Meskipun sudah belajar dengan ben wang, kau tetap butuh guru untuk mengajari etika dan keputrian."

Xiang Xueyue mengangguk-angguk, "Kapan Xiao San mulai belajar dengan nyonya Zhao?"

"Tidak terburu-buru. Setelah Xiao San genap enam tahun. Mungkin setelah tahun baru."

Masih ada waktu sekitar setengah tahun lagi. Xiang Xueyue pun merasa lega. Kalau pelajarannya segera dimulai, dia tidak punya banyak waktu untuk bermain-main.

Xiang Xueyue merasa senang karena masih punya banyak waktu, kedua kakaknya juga senang karena akan diajari guru Wu. Namun itu berbeda dengan kedua cefei.

Wang cefei mulai gundah karena kemampuan Xiang Xueyan dalam bermain guqin tidak sebagus Xiang Xueying. Dia juga kesal setelah tahu kalau Xiang Xueyue akan diajari nyonya Zhao. Dulu anaknya tidak diajar oleh guru sebaik nyonya Zhao.

Li cefei awalnya sangat senang. Dia yakin dengan kemampuan guqin Xiang Xueying. Namun, setelah tahu nyonya Zhao akan mengajari Xiang Xueyue, kebencian dalam dirinya mulai membara lagi. Dia tidak habis pikir kenapa Xiang Xiuwei begitu memanjakan anak itu.