12 12

Tae hee pun keluar dari ruangan terapi dan melihat Seung ki telah berdiri di depannya. Jae seok pun bangkit dari kursinya dan menatap wajah Tae hee yang masih memerah dengan mata yang terlihat sedikit membengkak akibat tangisannya tadi, namun dengan mudahnya Tae hee malah tersenyum lebar pada Seung ki dan Jae seok. Ia pun langsung mengajak Jae seok untuk segera pulang, dengan canggung Jae seok pun mengiyakan permintaan Tae hee tersebut. Mereka pun memasuki lift dan suasana di dalam pun terasa sangat dingin dan mencekik, baik Jae seok maupun Seung ki tidak ada yang berani menanyakan pertanyaan apapun kepada Tae hee, Jae seok hanya sesekali melihat wajah Tae hee yang terlihat sangat lelah, Jae seok bahkan melihat tangan Tae hee Nampak gemetar. Seung ki yang melihat wajah Jae seok yang terlihat ragu itu pun langsung memegangi tangan Tae hee saat keluar dari lift. Tae hee pun langsung menengok ke arah tangan nya yang sudah di genggam oleh Seung ki, Ia pun langsung tersenyum dan menggenggam erat tangan Seung ki sampai mereka berada di depan mobil.

" Tidak seharusnya kau memendam itu semua sendirian " sahut Jae seok sambil fokus ke arah jalan. Tae hee pun hanya menoleh sebentar ke arah Jae seok, Ia tidak ingin mengatakan apapun saat ini. rasanya memang sangat menyakitkan ketika orang terdekat sendiri lah yang memberikan luka, luka yang bahkan sulit untuk sembuh . Luka yang bahkan bisa terus menerus membesar setiap waktu, apalagi saat itu adalah keluarga sendirilah yang berperan sebagai pemberi luka. Merasa di asingkan, Kesepian , dan Penolakkan yang akan terus hidup dan tumbuh di dalam memori yang akan terus membesar dan sulit untuk melakukan apapun. Tidak banyak yang Tae hee ingat di dalam dirinya mengapa ia sampai bisa berada di dalam titik seperti ini, namun perasaan sakit dan ingatan yang menyakitkan yang terus muncul di dalam otak nya yang menjadikan nya seperti sebuah film tanpa suara bagi Tae hee. Tae hee mengatakan kepada dokter kim bahwa sekeras apapun iya berusaha menata bagaimana lukanya, iya tetap tidak bisa membuka mulutnya atas semua permasalahan yang terlihat seperti sebuah benang yang kusut dan tidak tahu bagaimana akhirnya.

" Seung ki-ah, setelah sampai ke apartemen nanti lekas lah membersihkan dirimu dan makan, sekretarisku sudah menyiapkan makan malam untuk mu " sahut Tae hee yang di jawab anggukkan oleh Seung ki. Jae seok pun menoleh ke arah Tae hee, ia pun menghela nafas berat dan langsung membelokkan mobil ke arah Han River. Tae hee pun Nampak bertanya-tanya kenapa Jae seok membelokkan Mobil ke arah lain. " Apa yang kau lakukan ?" Tanya Tae hee sambil melihat ke arah Jae seok yang segera melepaskan sabuk pengaman nya dan keluar dari mobil. Jae seok pun langsung membuka pintu mobil yang berada di sebelah Tae hee dan menyuruhnya untuk keluar. " Seung ki-ah, tolong tetap berada di dalam mobil " sahut Jae seok yang langsung menarik tangan Tae hee dan membawanya ke pinggir sungai.

" Berteriak lah... " sahut Jae seok sambil menatap wajah Tae hee. " Berteriak dan menangislah sesuka hatimu! Jika kau ingin memaki dunia ini lakukan lah !. ini bukan sebuah kesalahan jika kau tidak baik-baik saja. Kau bukan seorang robot yang akan selalu kuat, kau adalah manusia yang memiliki sebuah perasaan dan hati. Tidak apa-apa jika kau tidak baik-baik saja, itu bukan kesalahanmu.. " sahut Jae seok. Mendengar hal tersebut Tae hee pun langsung berteriak mengeluarkan semua hal yang selama ini membuatnya terjatuh. Sesekali ia bahkan memberikan makian pada dunia atas apa yang terjadi padanya.

" Aku ingin berhenti… aku ingin menyerah.. Aku ingin berhenti berpura-pura baik dan kuat.padahal Selama ini aku sudah bekerja keras.. tapi kenapa dunia hanya jahat kepadaku?.. aku muak dengan kata-kata 'kamu pasti bisa'.. dunia selalu mengambil orang-orang yang aku sayangi… " teriak Tae hee dengan tangisan yang terdengar seperti mencekik Tae hee. Jae seok pun terlihat mengusap air mata nya yang jatuh saat Tae hee mengatakan semua hal yang selama ini ingin ia katakan, bahkan kata-kata 'dunia selalu mengambil orang-orang yang aku sayangi' terdengar sangat mencekik dirinya, mengingat sang ibu yang bahkan tidak bisa ia temui sampai saat ini. Ia lalu segera memeluk Tae hee dan menyuruhnya untuk menangis sampai ia merasa tenang.

Jauh dari tempat Jae seok dan Tae hee berada rupanya Yoon bin pun tengah berada di tempat yang sama dengan mereka. Yoon bin bahkan mendengarkan semua kata-kata yang di keluarkan oleh Tae hee, mendengar hal itu Yoon bin pun langsung menengok ke arah kanan nya yang mendapati Tae hee sedang menangis di pelukan Jae seok. Yoon bin pun terdiam di dalam hembusan angin yang bertiup dan masih menatap ke arah Tae hee dan Jae seok, ia bahkan sempat tersenyum kecil sambil melihat ke arah sungai. Yoon bin pun beranjak dari tempat nya dan bergegas pulang, ia pun berjalan menuju mobil nya yang terparkir tepat di belakang mobil Tae hee. Ia pun menoleh ke arah mobil Tae hee yang di dalamnya tengah berada Seung ki yang juga menoleh ke arah Yoon bin dari balik kaca mobil. Yoon bin yang sejak awal sudah melihat Seung ki di dalam mobil pun langsung menatapnya saat dirinya tepat berjalan melewati mobil Tae hee dimana mereka bedua saling bertatapan, namun tatapan Yoon bin terlihat sangat dingin pada Seung ki yang membuat seung ki langsung membuang pandangannya ke arah lain. Yoon bin pun langsung meninggalkan Han River dengan perasaan sedikit kecewa dengan apa yang ia lihat tadi, Ia bahkan tidak pernah berniat untuk berbicara langsung dengan Tae hee. Apa yang selama ini di lakukannya hanya lah memandangi Tae hee dari kejauhan, dan merasakan ada sebuah tembok penghalang bagi nya. Setiap saat ia melihat Tae hee dirinya seperti melihat orang lain yang berada di dalam satu tubuh, Tae hee yang biasa terlihat kuat tiba-tiba Ia dapati tengah menangis dan berteriak di Han River bersama dengan orang yang sama sekali ia benci. Sangat di sayang kan bagi Yoon bin yang berada di saat Tae hee terjatuh bukan dirinya yang berada bersama dengan nya Tapi Jae seok.

" Lakukan apa yang seharusnya kau lakukan, jangan sampai kau menghancurkan semuanya hanya karena perasaanmu yang tidak berarti itu " sahut seorang wanita yang duduk di kursi depan bersama dengan Yoon bin. Wanita tersebut memakai seragam sekolah yang sama dengan Yoon bin, namun sayang ia mentupi wajah nya dengan hoodie berwarna hijau milik Yoon bin. Mendengar hal itu, suasana hati Yoon bin pun berubah seketika. Ia merasa sedikit tersinggung dengan kata-kata yang di ucapkan oleh wanita tersebut, namun ia tidak bisa berbuat apa-apa.

avataravatar
Next chapter