1 Siapa Dia?

"Aku hamil!"

Pria yang mengenakan seragam sekolah menengah atas memundurkan langkahnya. Raut wajahnya terkejut dan tubuhnya bergetar. Tidak lama kemudian dia berlari meninggalkan gadis yang tengah memegangi perutnya.

Setelah pertemuan hari itu Illona Arabela atau sering dipanggil Illona, tidak pernah lagi melihat batang hidung Hugo Matteo. Kekasihnya tidak lagi datang ke sekolah hingga membuatnya merasa cemas. Terlebih lagi tidak ada kontak Hugo yang dapat ia hubungi.

Rasa frustrasi menyerang gadis itu. Illona tidak tahu harus bagaimana jika ada orang lain yang tahu tentang keadaannya. Terlebih lagi gadis sebatang kara itu tidak memiliki tempat bersandar kecuali sahabatnya, Sarah.

Sayang sekali Sarah mulai pindah ke negara lain begitu memasuki sekolah menengah atas. Meski mereka masih sering bertukar pesan, tetapi Illona tidak berani mengganggu kehidupan Sarah di sana.

Illona yang tidak memiliki keluarga, tinggal seorang diri di apartemen kecil peninggalan orang tuanya. Untuk biaya sehari-hari, ia memanfaatkan tabungan yang ditinggalkan untuknya. Gadis itu juga melakukan kerja paruh waktu untuk menambah uang saku. Sedangkan untuk sekolah, Illona belajar dengan baik agar mendapat beasiswa. Sudah sejak semester awal, gadis itu selalu mendapat peringkat pertama hingga ia berhasil mendapat beasiswa untuk mengurangi beban biaya.

Illona seorang gadis pandai dan pendiam, tetapi ia tidak memiliki banyak teman. Di saat dikucilkan karena tidak bisa bergaul, saat itulah Hugo mulai mendekatinya. Pria itu cukup populer di sekolah. Dia pria tinggi nan tampan dan termasuk dalam keluarga yang berada. Benar-benar sosok idaman bagi para gadis. Sikapnya yang hangat juga membuat Hugo memiliki banyak teman.

***

Kisah itu dimulai saat Hugo berpapasan dengan Illona yang seorang diri. Ia mulai penasaran pada gadis itu, karena dalam pikiran Hugo, semua orang harus bersosialisasi. Harus punya teman setidaknya satu atau dua yang selalu berada di sampingnya. Maka dari itu, saat melihat seorang gadis berjalan sendiri dengan menundukkan kepala, dia benar-benar ingin tahu apa yang menjadi masalah pada orang seperti itu.

Hugo yang berbeda kelas mulai mencari tahu tentang Illona. Dia yang tidak tahu nama gadis itu hanya dapat menyebutkan ciri fisik kepada teman-temannya. Namun, tidak ada satu pun yang tahu siapa gadis yang dimaksud Hugo.

Suatu ketika, Illona melintas di hadapan Hugo dan sahabatnya yang tengah duduk di halaman sekolah. Dengan penuh semangat Hugo menunjuk gadis itu. Dia memberitahu sahabatnya bahwa gadis itulah yang ia maksud selama ini.

"Memangnya kenapa kamu ingin tahu tentang dia?" tanya Andre penasaran.

"Tidak apa-apa, hanya ingin tahu saja," jawab Hugo. "Memang dia siapa? Namanya?" imbuh laki-laki yang tengah memegangi sekotak jus. Wajahnya tampak penasaran dengan mata yang terus mengikuti langkah Illona.

"Sepertinya anak kelas sebelah. Aku sih tidak tahu namanya," sahut Andre.

Informasi itu sudah cukup membantu Hugo. Dia pun hanya mengangguk mendengar jawaban Andre.

Setelah hari itu, Hugo jadi sering melintasi kelas Illona. Padahal selama ini, dia lebih sering melewati jalan yang berlawanan, karena lebih dekat jika ingin pergi ke kantin ataupun kantor guru.

Selama mengamati kelas Illona, dia mendapati gadis itu duduk di bangku depan paling pojok, tepat di hadapan meja guru. Setiap jam pelajaran gadis itu hanya menatap ke papan tulis sembari memperhatikan guru. Sedangkan saat jam kosong, dia hanya melihat Illona membaca buku atau membenamkan kepalanya di meja. Yang membuat Hugo lebih terkejut lagi, saat makan siang pun dia melihat gadis itu duduk sendiri di tengah keramaian kantin atau kalau tidak ia melihatnya menikmati makan siang di kelas dengan bekal yang dibawanya.

"Ada ya orang seperti itu?" gumam Hugo yang tengah melihat Illona dari kaca kelas.

"Hai, Hugo!" sapa Clara. Gadis cantik yang satu kelas dengan Illona. Dia juga sangat menyukai Hugo, hingga tidak hanya satu atau dua kali gadis itu merundung gadis lain yang terlihat mendekati Hugo.

"Ah, hai!" jawab Hugo. Ia menoleh sejenak menatap Clara dan kembali beralih menatap Illona.

"Apa yang kamu lihat?" tanya Clara penasaran.

Karena menyadari bahwa Clara satu kelas dengan Illona, akhirnya Hugo bertanya, "Clara, siapa nama gadis itu?"

Clara menatap Hugo sejenak, kemudian ia menatap seseorang yang pria itu maksud.

"Yang di depan meja guru itu?" tanyanya menegaskan. Hugo mengangguk hingga membuat Clara membatin. Gadis itu memang kalah cantik dibanding dengan Illona, tetapi jarang ada pria yang mendekati Illona karena kepribadiannya yang pendiam. "Namanya Illona. Ada apa dengan dia?" tanya Clara penasaran.

Hugo tidak menjawab pertanyaan Clara, laki-laki itu hanya berterima kasih dan segera pergi menuju kelasnya.

Kini Hugo yang berlalu pergi meninggalkan Clara dan sahabatnya yang tengah menatap Illona. Mereka bertanya-tanya kenapa Hugo mempertanyakan gadis suram seperti itu. Namun, tidak ingin ambil pusing, sahabat Clara pun mengajak gadis itu untuk segera pergi menuju kantin, karena memang saat itu tengah jam istirahat.

Setelah mengetahui nama Illona, Hugo seharian terus menggumamkan nama gadis itu. Andre yang duduk satu bangku dengan laki-laki itu bertanya apa yang terjadi padanya hingga terus tersenyum bahkan saat pelajaran dimulai.

"Aku sudah tahu namanya!" seru Hugo yang tiba-tiba menoleh ke arah Andre.

"Namanya siapa? Gadis menyeramkan itu?" Andre menatap Hugo dengan penuh tanya.

"Kok menyeramkan?" Laki-laki yang duduk di dekat jendela berbalik bertanya dengan tatapan bingung.

"Ya benar 'kan? Sekarang mana ada gadis yang poninya sepanjang itu. Jalan menunduk sampai-sampai semua rambutnya turun ke depan. Terlebih lagi apa roknya itu? Panjang sekali di bawah lutut, memang dia lahir di jaman apa?"

Hugo menggeleng mendengar jawaban Andre. Namun, dia tidak heran sahabatnya berkata seperti itu. Karena hampir seluruh siswi di sekolah itu menggunakan rok yang setidaknya berada di atas lutut, bukan di bawah lutut seperti yang Illona kenakan.

***

Saat jam pulang sekolah tiba, Hugo keluar paling terakhir karena ia sempat tertidur saat pelajaran dimulai. Laki-laki itu pun segera berkemas dan keluar dari kelasnya. Namun, saat hendak berlalu pergi, ia mendengar suara dari kelas sebelah hingga membuatnya bergegas melihat ke sana.

Laki-laki itu melihat Illona yang terjatuh di belakang kelas. Ia berpikir, gadis itu tersandung kursi karena kursi di sampingnya miring seperti habis ditabrak. Dengan segera Hugo langsung masuk melalui pintu belakang. Dia pun lantas berjongkok di hadapan Illona sembari berkata, "Kamu baik-baik saja?"

Illona yang menghadap ke bawah tiba-tiba mendongak. Ia terkejut dengan suara yang tiba-tiba terdengar, karena yang gadis itu tahu semua orang sudah pulang sejak tadi.

"Hu-hugo?" ucapnya refleks.

"Eh? Kamu tahu namaku?" Hugo terkejut. Ia berpikir gadis pendiam seperti Illona tidak akan mengenal siapa pun. "Ah, lupakan itu. Ayo aku bantu berdiri," imbuh Hugo sembari mengulurkan tangan.

avataravatar
Next chapter