An Artist

Andrea tersenyum di depan cermin sambil mengoleskan cream kesehatan kulit pada pipinya.

"Dia manis sekali," gumam Andrea yang membayangkan bibir Evans menyentuh pipi mulusnya itu.

"Astaga, aku pasti sudah gila. Andrea, cukup sudah kau dibodohi oleh Felix. Kau sadar, Evans tak akan pernah bisa mengambil resiko dalam hidupnya untukmu. Kau harus merantai hatimu agar tak lagi jatuh kepada laki laki lagi," ujarnya pada dirinya sendiri.

Namun usai berkata seperti itu, bayangan saat Evans melumat mesra bibirnya terus saja menghantuinya.

"Ah, aku tak bisa menyingkirkan dia dari kepalaku. Ada apa ini? Jangan, kumohon jangan. Aku tak boleh seperti ini," ujar Andrea.

***

Sementara Evans sedang asyik di ruang kerjanya sambil tersenyum saat Kenand membacakan laporan hariannya.

"Dan Karlina baru saja mengadakan pertemuan dengan gubernur wilayah Barat mengenai masalah tanah yang diminta kembali oleh Rendy Wijaya ... "