webnovel

The Roommate 1

Arissa berpikir kalau ia baru saja membuat sebuah kesalahan besar dengan menandatangani kontrak tinggal setahun dengan seorang maniak seks. Teman satu kontrakannya, Cristan dengan santainya selalu membawa wanita yang berbeda setiap malam untuk menjadi penghangat tempat tidurnya dan Arissa harus menahan derita untuk selalu menyumbat telinganya yang memerah akibat desahan dan erangan erotis yang harus ia dengar setiap malam. Masalahnya, ia baru saja pindah dan mendapat pekerjaan jadi ia tidak mungkin untuk langsung mencari tempat tinggal baru kan? Belum lagi, ia juga harus membantu mengirim uang bulanan ke panti asuhan dan anak tunggalnya. Hhh... Walaupun si maniak seks itu berwajah sangat menarik dengan tubuh yang luar biasa sempurna, Arissa harus bertahan untuk menuntaskan kontrak tempat tinggal sementaranya dan segera pindah secepat mungkin...

Nana15 · Urban
Not enough ratings
300 Chs

51 KENCAN PERTAMA

Hari itu suasana hari Cristan baik sekali. Arissa bisa mendengar lagu "Can't stop falling in love with you" dari suara siulannya dari tadi. Kening Arissa langsung berkerut bingung saat mendengar suara siulan non stop tersebut dari bibir Cristan. Wah, kesambet apa lagi ni orang?

Tapi berhubung jadwal pemotretannya agak padat pagi itu, Arissa tidak terlalu ambil pusing dengan tindakan aneh Cristan. Syukurnya, karena mood Cristan sedang ok hari itu. Arissa tidak perlu repot-repot menyiapkan sarapannya sendiri. Dengan senyum lebar yang menghiasi wajahnya, Cristan yang baik hati sudah menyiapkan 2 set pancake di atas piring untuk mereka berdua.

Mata Arissa berkedip cepat tak percaya beberapa kali saat melihat sarapan mereka sudah tersaji dengan cantiknya di atas meja makan sementara Cristan yang sudah terlihat rapi dan wangi, sedang duduk dengan manisnya di seberang meja dengan wajah khas anak anjing yang sedang menunggu dielus majikannya. Arissa berani sumpah bahwa ia bahkan melihat penampakan ekor anjing yang sedang bergoyang-goyang riang di belakang tubuh Cristan sekarang.

"Errrr… ini kamu yang bikin? Buat aku dan…. kamu?" tanya Arissa sambil duduk dengan ragu dan menatap pancake yang ada di hadapannya dengan tatapan aneh.

"Buat kita lah…" dengus Cristan dongkol. Lalu, ia menyerahkan sendok dan garpu kepada Arissa.

"Ayo, dicoba! Kalau aku bikin pancake, biasanya Kakek Besar suka sekali. Ia malah bisa makan sampai 10 buah sekaligus…" kata Cristan sambil memuji pancake buatannya sendiri.

"Haaaa…. Masaaa??" balas Arissa pura-pura tak percaya sambil terkikik geli. Tapi dicobanya juga pancake super buatan Cristan tersebut. Dalam sekali suapan, bola mata Arissa langsung membesar!!

"Ini enak!! Serius! Ini enak banget!!" puji Arissa kaget. Ia benar-benar tak menyangka kalau serangga pemalas seperti Cristan bisa membuat pancake seenak ini!!

Dalam waktu singkat, mereka berdua lalu menghabiskan pancakenya masing-masing. Arissa malah menambah beberapa potong pancake lagi saking enaknya.

"Terima kasih ya?" kata Arissa dengan wajah berseri-seri saat mereka berdua akan memasuki mobil dan berangkat ke kantor utama Fashion Blast.

"Kembalii…tapi rasanya bakal lebih asik kalau aku bisa dapat bayaran lebih deh…"goda Cristan begitu mereka sudah berada di dalam mobil.

"Oh? Apa itu??" tanya Arissa bingung ketika Cristan menyalakan mesin mobilnya.

Sambil mengerling nakal, Cristan lalu menunjuk kedua pipinya dengan tangan kirinya sambil memonyongkan bibirnya.

"Ih, apa sih?" gerutu Arissa kesal sambil memukul lembut pundak Cristan yang segera melajukan mobil mereka ke jalan raya.

...............................

Kantor utama Fashion Blast

Arissa sudah berubah wujud sebagai "Snow" ketika Vika dan Jojo sudah memilihkan beberapa pakaian yang harus digunakan oleh Arissa untuk pemotretan hari itu. Tema foto pagi itu adalah Breeze sehingga nuansa baju yang wajib dikenakan Arissa banyak bernuansa tropis dengan kombinasi warna putih, biru dan hijau.

Sementara Arissa sedang melakukan pemotretan, Cristan yang merasa bosan, lalu berjalan-jalan di sekitar kantor dan baru akan menuju ke café ketika matanya menangkap seorang sosok pria yang sangat familiar dengannya. Pria itu bertubuh tegap dengan wajah bulat dengan mata berseri-seri sehingga menimbulkan kesan sedikit kekanak-kanakan. Di sebelah tangannya, ia membawa sebuah buket lavender ungu yang cantik sekali. Sementara tangan yang satunya lagi tampak membawa bingkisan berupa kotak berwarna ungu juga.

Mata Cristan langsung membesar ketika ia tiba-tiba mengenali sosok tersebut!

Itu George!

George Santana!

Si pemilik kebun lavender kaya raya di Lavender Hill.

Sial! Mau apa ia ke sini hari ini?

Melihat dari gelagatnya kemarin, kemungkinan besar ia juga menyukai Arissa.

Otak Cristan langsung berpikir keras untuk menyingkirkan rival cintanya itu secepat mungkin. Lalu, sebuah bola lampu menyala di dalam kepalanya.

.....................…..

George sedang menanyakan ruangan studio dan di lantai berapa Arissa sedang bertugas hari ini ketika tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya dari arah belakang. Begitu melihat Cristan, senyum di wajah George langsung bertambah lebar.

"Cristannnn…" peluk George polos sementara Cristan juga menyambut pelukan George dengan wajah "bersahabat".

"Hai, George! Tumben lihat kamu di sini. Cari Arissa?" tanya Cristan dengan nada suara (berusaha) seramah mungkin.

"Ah iya. Cristan, kamu tahu Arissa bekerja di lantai berapa hari ini? Gedung ini besar sekali. Aku bisa habis waktu seharian untuk cari dia." keluh George dengan wajah cemberut.

"Oh, Arissa kayaknya bakal sibuk banget hari ini, George." Balas Cristan dengan wajah sedih sambil berharap kalau kalimat itu mampu mengusir pria ini secepat mungkin dari hadapannya.

"Tapi.. tapi kata Jojo, Arissa bakal free siang ini. Kebetulan hanya jadwal pagi saja yang agak sibuk. Rencanaku, aku mau mengajaknya makan siang sekalian memberikan buket bunga dan parfum bunga lavender ini untuknya. Ini semua hadiah dari ibuku…" balas George tak mau kalah.

"Well.. tadinya begitu, sayangnya, tadi pagi kami baru dapat revisi jadwal baru dari bos jadi mungkin kau tidak bisa mengunjunginya hari ini.." terang Cristan sambil menuntun George pelan-pelan menuju pintu keluar.

"Untuk bunga dan parfumnya, sini biar aku bantu kasih ke Arissa…"

Cristan langsung mengambil kedua benda tersebut dari tangan George dengan wajah "tersenyum". Raut wajah George langsung berbinar-binar saat mendengar kalimat tersebut dari mulut Cristan.

"Baiklah kalau begitu, aku tidak akan memaksa. Bye, Cristan. Terima kasih banyak yaa…"

George menyampaikan salam perpisahannya sambil melambaikan tangannya dan dibalas oleh Cristan sampai sosok pemuda itu sudah tak terlihat lagi. Lalu, dalam sekejab, raut wajahnya berubah keruh dan ia segera memberikan kedua benda tersebut pada seorang gadis cleaning service yang kebetulan berada di dekatnya.

Mau mendekati Arissa?

Cih! Langkahi dulu mayatku!

Cristan langsung kembali ke lantai 8 dimana Arissa sedang melakukan sesi pemotretannya.

Di dalam lift, Cristan lalu melihat jam tangannya. Pukul 12.30. Harusnya Arissa sudah selesai.

.................................

Arissa baru saja menyelesaikan sesi pemotretannya dan sedang bersiap-siap menuju ke ruang gantinya ketika Cristan tiba. Sambil dikawal oleh Cristan dan Vika, Arissa lalu kembali berubah wujud ke sosoknya yang biasa setelah beberapa jam menyamar sebagai "Snow".

Setelah Arissa selesai berganti pakaian, mereka berdua langsung masuk ke dalam lift dan langsung menuju kea rah parkiran di basement. Arissa sudah menyiapkan sebuah rencana dan akan membawa Cristan ke restoran favoritnya ketika tiba-tiba Cristan berkata," Aku sudah memesan reservasi atas namaku di satu restoran terkenal. Kita ke sana yuk…"

Arissa terbengong dan mengangkat alisnya dengan bingung, "Oh? Di mana?"

"Nanti juga kau tahu…"

Setelah mengucapkan kalimat tersebut, Cristan langsung melajukan mobilnya.

.........................

Heaven's Palace Restaurant

Arissa terbengong-bengong saat memasuki restoran super mewah tersebut. Dekorasinya bergaya oriental dengan detail khas Tiongkok dan ada sebuah taman mini dengan pancuran bamboo dengan suara gemericik air mengalir. Belum lagi setiap meja dan kursi ditata sebaik mungkin sehingga mampu memberikan privasi yang baik bagi setiap tamu yang datang berkunjung serta menikmati hidangan dengan santai tanpa terganggu dengan pengunjung lainnya. Suasananya begitu tenang dan nyaman. Walaupun berada di dalam restoran tapi Arissa merasa bak berada di halaman belakang rumahnya sendiri.

"Kau suka?" tanya Cristan kuatir. Ia belum pernah mengajak seorang gadis ke restoran favoritnya ini, kebetulan gadis yang ia bawa adalah Arissa. Seseorang yang sangat ia sukai, maka ia memastikan agar pilihan restoran untuk kencan pertama mereka ini benar-benar berkesan untuknya.

Arissa mengangguk sambil tersenyum. "Dekorasi interiornya bagus sekali.."

Cristan tersenyum bangga pada dirinya sendiri karena merasa sudah berhasil menemukan restoran yang tepat untuk mereka berdua. Pelayan lalu datang sambil mengarahkan mereka ke tempat duduk yang sudah dipesan.

Cristan dan Arissa lalu duduk sambil melihat-lihat buku menu. Melihat daftar harga makanan yang ada di dalam buku tersebut, mata Arissa langsung melotot selebar-lebarnya.

BUSET!!! MAHAL SEKALI!!

Uang yang ia bawa di dalam dompetnya mungkin hanya cukup untuk membeli satu menu hanya untuk dirinya saja. Seakan mengerti kekhawatiran Arissa, Cristan lalu memberi tanda kalau untuk hari ini adalah bagiannya mentraktir Arissa.

Tak lama, mereka berdua lalu memesan makanannya masing-masing dan ketika pesanan mereka datang, Cristan dan Arissa langsung menikmatinya bersama-sama.

"Kau suka?" tanya Cristan lagi.

Arissa hanya mengangguk ringan sambil berkata pelan, "Makanannya enak sekali…."

"Tapi suasananya terlalu kaku ...…"

Heaven's Palace memang restoran kelas atas sehingga para pengunjung yang datang pun berasal dari kalangan the have. Menu-menu makanan yang disajikan di sini pun merupakan makanan-makanan terbaik. Dengan dekorasi interior yang cantik, biasanya para tamu sangat menikmati suasana formal dan tenang yang ada di sini.

Arissa sendiri memang menyukai ketenangan tapi untuk tempat makan, ia sudah punya pilihan favoritnya sendiri dan sebenarnya ia berencana untuk membawa Cristan ke sana. Tapi karena Cristan ternyata sudah memiliki pilihannya sendiri, Arissa terpaksa mengalah.

"Oh… maaf…kupikir kau suka tempat-tempat yang tidak terlalu ramai.." balas Cristan serba salah. Maksudnya membawa Arissa kemari adalah supaya ia bisa mengobrol dengan tenang bersama gadis itu tapi ternyata gadis itu memiliki pandangan yang berbeda dengannya. Arissa menggeleng sambil memberi tanda kalau itu bukanlah masalah besar baginya.

"Hari Sabtu nanti, kebetulan aku kosong. Bagaimana kalau aku gantian mentraktirmu? Tapi mungkin butuh waktu satu hari penuh untuk kita makan sambil mengobrol santai."

Cristan langsung tersedak.

Ga salah nih?

She's asking him out for the next date already!! Twice!!

"Oh boleh…" balas Cristan dengan wajah merah setelah ia terbatuk-batuk untuk melegakan tenggokannya tadi.

Arissa yang melihat kejadian tersebut lalu tersenyum lagi. Manissss sekali….

Demiiiii....

Demi mengikuti request para pembacaku yang baik, saya hari ini upload 5 chapter yaa...

Trus libur sampai senin depan.

Happy reading...

Nana

Nana15creators' thoughts