1 Unchanged Melody

"Aku pulang!"

Seorang pria yang baru saja berulang tahun ke-42 membuka pintu kediaman mertuanya yang tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Dia membungkukkan badan seraya melepas sepatu pantofel yang digunakan sehari-hari untuk bekerja.

"Aku sangat beruntung menikahi Heidy Evgenia Kozlova. Selain cantik dan baik hati, dia selalu menyambut kepulangan ku, bahkan dia selalu tersenyum dan berpenampilan menggoda. Namun, di mana Heidy sekarang?"

Si pria yang sudah tidak muda lagi itu berseru dan berharap kepulangannya akan disambut dengan senyum manis sang istri. Namun, nasib baik tidak berpihak padanya karena harapannya sore ini tidak terwujud.

"Lion!"

Teriakan seorang wanita terdengar dari ruang keluarga. Ya, siapa lagi kalau bukan sang ibu mertuaーGelya Bronnikova.

"Jangan bersantai-santai! Cepat pergi ke dapur dan masak makan malam sekarang! Karena kau sudah terlambat pulang selama 20 menit."

Lionid Kozlov memiringkan satu sisi bibirnya ke atas usai mendengar kalimat perintah dari Gelya. Dia berjalan menuju ruang keluarga di mana sumber suara sang ibu mertua berasal.

"Sayang, tidak, 'kah, kau menonton berita terbaru sore hari ini?"

Lionid bertanya kepada Heidy yang sedang memijit kaki Gelya. Pandangan mata keduanya mengarah ke televisi yang sedang menyala.

"Tidak!"

Mendengar jawaban ketus dari Gelya, tentu saja membuat Lionid menarik napas dalam-dalam guna menyingkirkan kekesalannya. Dia melihat sang istri mengangkat kedua bahunya seraya menggelengkan kepala.

"Pihak Moskow Metro mengumumkan bahwa ada seorang anak hilang dari keluarga kaya raya di stasiun Arbatskaya hingga petugas meminta para calon penumpang untuk tidak beranjak dari antrian guna memastikan adanya dugaan penculikan."

Brak!

Gelya melemparkan majalah kesehatan yang sejak tadi dipegangnya ke atas meja oval berbahan kayu mahoni. Dia melirik Lionid tajam seraya tersenyum sinis.

"Apakah kau pikir, kami adalah anak kecil yang bisa kau bohongi, Lion?!"

Masih dengan sikap yang sama, Gelya berdiri, lalu bertolak pinggang.

"Semua penduduk kota Moskow tahu bahwa kereta datang setiap 30 detik sekali. Sejak Moskow Metro dibangun dan beroperasi pada tahun 1935 hingga saat ini, kereta tidak pernah datang terlambat!"

Glek!

Ya, benar! seru Lionid di dalam hatinya.

Namun aku bukan mempermasalahkan keterlambatan kereta kepada Heidy dan Mama, melainkan kejadian yang menggemparkan di stasiun Arbatskaya sore ini. Mengapa Mama salah paham padaku? Lanjut Lion di dalam hati dengan gusar.

"Mengapa kau masih berdiri mematung di sana, Lion?! Cepat pergi ke dapur untuk memasak makan malam! Apakah kau tega membiarkan saya dan Istrimu kelaparan?!"

Gelya tak henti-hentinya berseru juga meninggikan nada suaranya. Mengetahui hal tersebut, Heidy hanya terdiam dan berpura-pura tidak terjadi apapun karena wanita 32 tahun tersebut sangat sungkan beradu pendapat dengan Gelya.

"Baーbaik, Ma."

Tanpa berniat memperpanjang masalah, Lionid segera beranjak dari ruang keluarga menuju dapur. Dia menggulung lengan kemeja, lalu mencuci tangannya.

"Jika melihat bahan-bahan yang tersisa di lemari pendingin, sepertinya cocok untuk memasak Beef Stroganoff dan Sup Borscht."

Lionid berkata kepada dirinya sendiri seraya meraih kubis dari dalam lemari pendingin. Dia mulai memotong daging sapi yang telah dibersihkan untuk kedua menu makan malam tersebut. Lionid juga menyiapkan berbagai bahan untuk memasak Sup Borscht, seperti buah bit, kentang, wortel, kubis dan kacang merah.

"Aku akan memasak Beef stroganoff dan Sup Borscht secara bersamaan agar Heidy dan Mama bisa menikmati sup selagi hangat."

Lionid mulai menumis daging sapi bersamaan dengan saus smetana yang bercitra rasa asam. Kemudian, dia memasukkan paprika, bawang bombai dan bubuk oregano secara bersamaan. Setelah berubah warna dan harum, dia mengangkatnya dan menuangkan masakan pertamanyaーBeef stroganoffーke wadah keramik putih bermotif floral.

"Lion!"

Suara Gelya kembali terdengar di telinga Lionid yang masih sibuk dengan kegiatan memasaknya.

"Berapa lama lagi kamiーHeidy dan Gelyaーharus menunggu?! Mengapa kau sangat lamban dalam segala hal?!"

Lionid melirik jam tangan yang melilit pergelangan tangan kanannya.

"Saya butuh 10 menit lagi, Ma!"

Lionid pun menjawab dan berharap Gelya mendengarnya.

"Baiklah, saya memberimu waktu 10 menit lagi atau kau angkat kaki dari rumah ini!"

Lionid tidak mengindahkan ucapan Gelya. Dia memeriksa tekstur kentang yang sudah setengah matang, lalu memasukkan potongan tipis buah bit ke panci sup. Setelah menambahkan kaldu, kacang merah dan semua bumbu, Lionid segera memasukkan wortel, lada bubuk dan garam.

"Oke, semua sudah matang!"

Lionid berseru seraya menuang Sup Borscht tersebut kedua mangkuk keramik berwarna coklat. Tidak lupa, ia menyajikan roti dan keju sebagai pelengkap. Oh, mengapa hanya ada 2 mangkuk saja? Bukankah anggota keluarga yang tinggal di kediaman keluarga Bronnikov berjumlah 3 orang?

"Hmm, semua sudah tersedia dan tertata rapi di atas meja makan. Kini, aku akan memanggil Heidy dan Mama."

Lionid tersenyum puas ketika melihat hasil masakannya di atas meja. Dia berjalan ke ruang keluarga dengan antusias.

"Sayang, Ma, makan malam sudah siap!"

Mendengar seruan dari pria satu-satunya di keluarga Bronnikov, kedua wanita yang sangat dihormati oleh Lionid pun saling melemparkan pandangan.

"Mari, Ma! Masakan Lion pasti akan memanjakan lidah!"

Heidy bangkit dari kursinya, lalu mengulurkan tangan kepada sang ibunda. Mereka berdua berjalan menuju ruang makan dengan diikuti oleh Lionid.

"Lion!"

Gelya berteriak ketika dia tiba pertama kali di ruang makan. Wanita berambut coklat tersebut membelalakkan kedua matanya.

"Apakah kau sudah kehilangan akal sehat?!"

Kali ini, Gelya mengalihkan pandangannya kepada Lionid yang selalu patuh pada semua perintahnya.

"Ada apa, Ma? Mengapa Mama berteriak seperti itu kepada Lion?"

Heidy mencoba menenangkan Gelya seraya menunggu penjelasan dari sang ibunda.

"Lihatlah, Heidy!"

Gelya menunjukkan 2 mangkuk sup yang baru saja membuatnya geram kepada Heidy. Namun, Heidy bungkam karena tak kuasa melawan Gelya.

"Mengapa kau memasak Sup Borscht, Lion?! Apakah kau pikir hari ini adalah hari Natal dan musim dingin?!"

Gelya menggelengkan kepala seraya memperlihatkan kekecewaannya kepada Lionid.

Aku tahu, Ma. Bahwa menu tersebut selalu tersedia di hari Natal dan pada musim dingin. Namun, hanya itu yang bisa ku masak untuk malam ini, batin Lion merasa bersalah.

"Maーmaaf, Ma. Hanya itu bahan makanan yang tersisa dan bisa saya masak karena perusahaan sedikit terlambat membayarkan gaji bulan ini."

Heidy menghela napas dengan kasar. Dia melirik Gelya, lalu mengangguk.

"Mari makan saja, Ma!"

Lionid lega usai mendengar seruan sang istri meskipun dia sedikit sakit hati dengan perkataan ibu mertuanya tadi.

"Daripada kau hanya berdiri di sana, sebaiknya kau merebus air, lalu menyiapkan air hangat untuk mencuci kaki saya dan Heidy setelah makan malam!"

Lionid tertegun dengan kalimat perintah Gelya. Dia tidak bisa berbuat apa-apa, selain mengiyakannya.

"Iーiya, Ma."

Lionid pergi ke dapur untuk kali ke dua. Dia merebus air seperti apa yang diperintahkan oleh Gelya.

**

Setelah hampir 60 menit lamanya, akhirnya Gelya meneriakkan nama Lionid dari ruang keluarga.

"Lion!"

Mama pasti meminta ku untuk mencuci kakinya juga kaki Heidy, batin Lionid seraya berlari usai mengambil 2 wadah berwarna biru yang telah terisi air hangat.

Tak! Tak! Tak!

Lionid tiba di ruang keluarga. Tanpa menunggu aba-aba dari Gelya, Lionid bersimpuh di hadapannya. Dia meraih kaki Gelya, lalu memasukkannya ke salah satu wadah yang dibawanya secara bergantian.

"Di usia yang sudah tidak muda lagi, mengapa kau masih saja tidak memiliki apapun untuk membahagiakan Heidy? Kau masih saja bekerja sebagai orang bawahan!"

Gelya tidak berhenti mengatakan kalimat yang mampu menyakiti hati Lionid. Namun, pria itu tetap menundukkan wajah dan melakukan tugasnya.

"Pria lain yang seusia denganmu telah memiliki rumah dan kendaraan mewah, Lion! Apakah kau tidak ingin hidup seperti mereka?!"

Gelya tidak berhenti berceloteh. Dia menatap Lionid yang kini sedang mencuci kaki putrinya.

"Semua telah selesai. Saya akan kembali ke kamar dan beristirahat."

Usai mencuci kaki Heidy dan ibu mertuanya, Lionid kembali ke ruang tidurnya yang terletak di dekat dapur. Oh? Apakah dia tidak tidur satu kamar dengan Heidy?

**

"Aーapa, Tuan?! Anda memecat saya?! Meーmengapa?!"

Kabar buruk yang diterima Lionid pagi ini, membuatnya kehilangan akal. Dia memijit lembut keningnya yang berdenyut.

"Karena virus Corona mulai menyerang kota Moskow dan beberapa kota lainnya di Rusia hingga berdampak pada perekonomian perusahaan, Lion."

Lionid menautkan kedua alisnya seraya berpikir keras mengenai alasan yang baru saja diutarakan oleh manajer senior bagian HRDーLiev Smirnov.

"Maーmaaf, Tuan Liev. Bukankah pemerintah belum mengonfirmasikan tentang isu virus Corona tersebut?"

avataravatar
Next chapter