webnovel

Bab 1 - Hari pertama

Sudut pandang Allen 

Namaku ... Allen Leafrage, seorang anak biasa dari desa Alphen.

Karena usiaku, hari ini adalah saatnya untuk aku pergi ke akademi. Akademi sihir inilah yang merupakan tempat pendidikan para orang berbakat dalam sihir.

Aku yang merupakan seorang yang terlahir sebagai anak biasa dari desa. Walaupun akademik ku biasa saja jadi sebuah kebetulan aku berada akademi impianku karena pamanku adalah orang dalam akademi.

Saat aku berada di depan akademi, yang kulihat adalah patung...

Iya, Patung itu adalah sosokku yang kuhormati saat dari kecil. Reynold, sang pelindung umat manusia terdahulu.

Aku pun meletakkan tangan di dadaku dengan menghormatinya di depan patung itu dengan sambil membungkukkan badan.

Setelah itu, aku menyadari ada orang yang mendatangiku.

Aku bertemu seorang pria dengan memiliki wajah yang mata sinis kepadaku. Dia pun membawa segerombolan siswa di belakangnya.

"Hei kamu! Apa yang kamu lakukan dengan itu? Melihat patung itu? Tch... Menjijikkan."

Pria itu nampaknya memiliki baju akademi yang terlihat mewah, tidak seperti siswa lainnya yang memakai baju akademi biasa. Dia pun membawa segerombolan orang mengikuti dibelakangnya.

Saat aku memandangnya, dia terlihat lebih tinggi daripada diriku. Aku pun melihat wajahnya yang terlihat jijik kepadaku.

...

Mungkin ini saat waktunya untuk memperkenalkan diri saat mengenai peraturan akademi.

"Maaf ... Aku adalah murid baru disini, bisakah anda memperkenalkan diri anda. Mungkin saya bisa untuk memperdalamkan hubungan kita?" Kataku menunduk dengan sopan.

"Kenapa aku harus memperkenalkan diriku?" Kata pria tinggi itu.

Semua orang yang dibelakangnya melihatku dengan tajam.

Tiba-tiba para gadis dekat pria tinggi itu saling berbisik "Bukankah pria itu tidak tau siapa yang sosok paling agung di depannya."

Mungkin... Aku sedikit jelas mendengar apa yang mereka katakan sebelumnya.

Saat aku melihat sekitar mungkin, suasana ini terlihat canggung. Apakah aku melakukan hal yang salah?

"Apakah anda tidak ingin memperkenalkan diri? Bukankah peraturan akademi ini 'yang pertama ketemu harus memperkenalkan diri dahulu'?" Kataku.

Dalam seketika dia tidak bisa berkata apa-apa. Dia pun terjebak dengan kata-kataku.

Aku telah membaca peraturan akademi yang diberikan oleh paman saat aku masih dalam perdesaan.

"Tch ... Baiklah, aku akan memperkenalkan diriku yang hebat ini. Namaku Tybalt Von Lamonia, sang pangeran ketiga di kerajaan besar Lamonia. Karena kemampuan yang diberikan oleh dewa, aku akan menjadi sang penerus tahta kerajaan." Kata pria tinggi itu.

"Benar! Dia orang yang paling sosok dijunjungi!" Kata pria di belakangnya.

Aku tidak tahu tentang seorang bangsawan di kerajaan ini. Yaa... Mungkin aku harus melihatnya lebih dalam lagi.

"Hey kamu!" Kata pria tinggi itu.

Aku pun sadar berapa lama aku melamun tadi. Mungkin ini saatnya giliranku memperkenalkan diri.

"Namaku Allen Leafrage, seorang anak dari desa Alphen. Salam kenal." Kataku.

"Desa? HAHAHAHAHAHA. Lucunya dari anak dari desa bobrok itu datang kesini" katanya sambil ketawa.

"Bobrok?..." Kataku sambil menahan amarah.

"Bukankah lebih baik kamu membersihkan kandang sapi disana, daripada kamu datang disini?!" Kata pria tinggi itu.

Semua orang pun ikut tertawa kata lelucon yang tidak lucu itu. Kenapa mereka bicara hal yang tidak lucu?

"Bukankah peraturan akademi ini 'tidak boleh salah satu mereka merendah satu sama lain'."

"Tch.. kamu terus menerus mengatakan tentang peraturan akademi yang omong kosong—" setelah katanya ada seorang gadis memotong berbicaraan ini.

"Apakah kalian tidak menghargai peraturan akademi sehingga sampai kalian memperolok pahlawan 'sang pelindung' pendahulu, apakah begitu yang mulia?" Kata gadis itu.

Tiba-tiba seorang gadis datang dan menengahi omong kosong mereka.

"Bos.. sepertinya dia itu seorang anak dari keluarga obevern yang terkenal itu... Bukankah kita untuk tidak buat masalah?" Kata lelaki di berada samping pria tinggi itu.

"..." Pria itu pun terdiam. Dia pun menatap tajam gadis itu. "Baiklah, aku akan pergi dari sini. Kau takkan bisa lari dariku ..." Sebelum pergi pria itu menatap tajam kepadaku.

Orang-orang itu pun langsung pergi.

"Ahh.... Lebih baik aku mengawasi mereka..." Kata gadis itu.

Saat bersamaan aku melihat gadis itu terlihat menawan. Rambut pirangnya malah seperti emas dan warna matanya seperti Aquamarine. Dia terlihat cantik...

Bukan saatnya aku berpikir tentang itu, aku penasaran kenapa gadis itu tiba-tiba menolongku. Tunggu... Gadis itu menolongku... Berarti dia sudah di sini daritadi.

"Terima kasih telah menolongku dan maaf merepotkan anda" kataku sambil gugup.

"Tidak apa-apa, aku senang menolongmu daripada melihatmu melandeni mereka." Katanya sambil tersenyum. "Apakah kamu murid baru disini?" Lanjutnya.

"Iya. Namaku Allen Leafrage. Salam kenal" kataku.

"Namaku Rishata Obevern, mungkinkah kamu boleh memanggilku dengan nama daripada memanggilku senior"

"Baiklah, Rishata" kataku.

"Risha."

Eh.

"Manggil saja aku Risha."

"Baiklah, Risha." Kataku sambil tersenyum geli.

"Maafkan aku, sebenarnya aku ingin bertanya sesuatu..." Tanya Risha.

"Apa itu?"

Dia sepertinya penasaran hal tentang sesuatu, mungkin aku harus menjawabnya dengan hati-hati.

"Apakah kamu berasal dari desa Alphen?" Kata Risha.

"Iya?" Tanyaku.

Seberapakah dia mengamatiku tadi? Sepertinya dia cukup waktu yang lama saat mengamati tadi.

"Sebenarnya ada kenalanku berada di sana..." Kata Risha.

Kenalan? Apakah dia mempunyai kerabat di desaku. Bukankah dia adalah keluarga yang kaya?

Mungkin aku pernah mengingat sesuatu saat masih kecil. Di desa, aku pernah melihat seorang pria yang memakai pakaian aneh datang ke desaku.

"Sebenarnya aku pernah bertemu orang asing datang ke desa sejak aku masih kecil. " Kataku dengan bahagia.

"Apakah dia berambut coklat dan pakaiannya agak aneh?" Tanyanya.

"I–iya." Jawabku.

"Sebenarnya orang itu adalah saudara jauh. Kami sering bermain sejak kecil saat dia datang ke rumahku. Dia sering berbicara hal yang tidak masuk akal. Apalagi dia suka memakai baju yang aneh cuman menurutnya itu bagus. Mungkin itu seleranya sendiri." Katanya sambil tertawa.

"Sepertinya kalian sangatlah dekat."

"Memang. Aku hanya sangat memahaminya lebih apapun itu. Hanya saja dia sangat lah dekat denganku."

"Sebenarnya aku pernah melihat kerumunan beberapa orang dari desa berkumpul untuk mendekati pria itu. Saat itu pun aku pernah bertemunya langsung dan dia pun memberikan aku permen. Dimataku dia orang yang baik."

"Dia sosok kakak yang baik bagiku."

Setelah kami berbicara panjang, tanpa kami sadari bahwa ada bel lonceng sekolah pun berbunyi.

"Maafkan aku, aku harus pergi." Kata Risha sambil terburu-buru.

Setelah berpikir-pikir, aku harus pergi ke ruang kepala akademi secepatnya sebelum terlambat.

Ya, tadi kami berbicara tentang pria itu. Ya... Dia sangatlah baik. Setelah kulihat-lihat, kenapa Risha sangat sedih aku bicara tentang soal pria itu.

Aahh... Apakah aku mengacaukan pertemananku dengan Risha? Ya mungkin setelah itu aku harus berhati-hati semua orang dengan menjaga sikapku.

Ya, mungkin aku harus menjaga pertemananku dengan semua orang di akademi.