1 Bertamu

Langit cerah berpamitan dengan indah, bukan tanpa alasan mengakhiri langkah untuk menatap langit yang kini berubah. Satu harapan untuk mempelajari kisah perlu energi dan peluang. David berharap menemukan suatu jawaban, mengapa dia tetap bertahan disini, ditempat yang setiap harinya menyesakan.

"huahhh". David berfikir kini saatnya dia harus pergi.

Tok tok tok

Terdengar suara ketukan pintu yang keras.

"David"

Di perjalanan David melihat pria tua memanggil namanya di depan rumahnya.

"Ada apa Om?"

"Kamu keterima di Universitas Oxford"

"Iya, apa Om mau masuk dulu?"

" Baiklah"

"Apakah ada hal serius Om?"

"Pertimbangkanlah, kamu bisa memilih universitas yang kamu inginkan"

"Tidak Om, saya lebih baik menjauh dari keluarga Ayah dan melanjutkan kerja. Nenek benar-benar sangat membenci Ibu dan Ayah."

"Dengar kan Om, itu hanya masalalu, Nenek sangat menyayangi kamu sama seperti yang lain. Tolong jaga nenek, dan bertahan disini. Kamu adalah satu satunya cucu yang Nenek punya, Nenek sedang sakit. Kamu berhak marah dan benci sama Nenek. Satu hal yang harus kamu tau, jika kamu berada disini setidaknya nenek tau keadaan kamu sekarang seperti apa, setiap harinya mereka memantaumu dari kejauhan"

"Mengapa Nenek meninggalkanku sejak lahir? itu karena Nenek sudah membenci Ibu dan Ayah sejak mereka menikah."

"David, kamu salah paham."

"Lihatlah ketika Ayah dan Ibu meninggal, apakah Nenek datang menemui mereka untuk terakhir kalinya? tentu saja tidak. Karena Nenek egois"

"David, pertimbangkanlah lagi. Om harap kamu bisa kuliah kedokteran di Universitas Pelita. Kamu bisa melanjutkan cita cita kamu seperti yang kamu inginkan."

"Tidak Om, saya akan kerja. Om saya lelah. Apakah Om mau minum?"

"Tidak, terima kasih. Kamu boleh menolak tinggal bersama nenek. Tapi tolong jangan menolak Om untuk kuliah di Universitas Pelita. Om sudah berbicara dengan direktur, tidak ada penolakan. Ini surat nya, besok kamu datang untuk ke kampus untuk perkenalan jadi Mahasiswa baru. Kamu boleh tinggal disini sesuai keinginanmu. Jika ada apa-apa hubungi Om, Om akan selalu siap untuk kamu. Om, sedang banyak urusan di kantor. Kalau begitu Om pamit, jaga dirimu"

"Baik Om".

Jadi semakin siang, David berjalan ke dapur mengambil minuman dingin. David duduk di ruang tengah sambil merebahkan diri, dan berfikir Mengapa Omnya repot-repot pergi ke rumahnya, padahal masih bisa menyuruh orang lain, jika memang mau mengantarkan surat dari kampus.

Tok tok tok.. (terdengar suara keras dari luar rumah). David pergi keluar membukakan pintu. Kemudian, terlihat beberapa laki-laki berotot besar menghampiri nya.

"Cepat keluar"

"Ampun pak"

"Cepat ambil semua barang barangmu, kamu sudah jatuh Tempo"

"Pak, tolong kasih saya waktu 1 minggu, saya yakin saya bisa melunasi hutang dan rumah ini"

"Cepat pergi"

"Tidak Pak, saya mohon, beri saya waktu"

'Bugh bugh bugh' terdengar suara tinju yang dihadiahi preman itu untuk David.

"Cepat ambil barang barangmu di dalam! saya beri waktu 1 jam untuk membereskan semua perlengkapanmu. Setelah semua beres kamu bisa pergi. Saya tunggu disini."

Wajah bengkak dan biru David terlihat jelas, selama ini David hidup sendirian dan dikejar kejar oleh lintah darat, dia meminjam uang

untuk membiayai sekolahnya sendiri. David kebingungan, dia harus pergi dari rumahnya. Dia harus menurunkan egonya sampai akhirnya dia meminta bantuan kepada Om Deni.

"Halo, Om saya terima penawaran Om. Saya akan kuliah di Universitas Pelita. Tapi apakah ada kamar kosong di asrama"

"Syukurlah, Om kira ada. Nanti Om akan segera urus perlengkapan asrama nya. David, apa kamu mau tinggal di vila Om?"

"Enggak Om, asrama sudah cukup. Makasih Om"

"Sama sama. Kalau ada apa apa kasih tau Om ya."

"Ya, selamat tinggal Om" ..

Tak terasa sejam waktu menunjukkan pukul 2 sore. Saatnya David pergi meninggalkan rumah sewaannya. David berjalan melewati jalanan kota yang sangat luas, polusi kendaraan sangat sesak untuk di hirup, David pergi ke terminal bus, kemudian langsung pergi ke alamat yang di tuju.

'Mengapa langit nya sangat indah, padahal hatiku penuh beban' ucap David dalam hati.

Setelah melewati 2 jam perjalanan akhirnya David masuk ke tempat yang di tuju, kampus nya sangat luas, berada di antara Kota dan Desa. David berjalan menuju asrama Putra, 10 menit berjalan dia sudah seperti masuk di sebuah pedesaan. Benar sangat nyaman asramanya. David pergi ke lantai 2, sorot matanya memperhatikan sebuah bangunan tua yang tinggi, tak jauh dari sana terlihat rapi.

"Permisi"

"Kamu David?"

"Iya Kak, kalau begitu silahkan masuk. Teman teman kamu sudah ada di dalam"

"Terima kasih kak"

avataravatar
Next chapter