16 EVIDENCE

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = 

🔎 🔎 🔎 🔎 🔎 🔎 🔎 🔎 🔎 🔎

EVIDENCE

"BUKTI" 

🔍 🔍 🔍 🔍 🔍 🔍 🔍 🔍 🔍 🔍

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = 

Tidak ingin Dean mencurigai pembicaraan mereka. 

Joe dan Eve kemudian langsung berjalan sesuai Formasi dan lanjut mengikuti Dean. 

"Nah ini dia.. lewat sini..!" kata Dean sambil menunjukkan tanda silang di tembok. 

Tadi aku mengikuti jalan ini... 

Mereka berjalan beberapa langkah, dan Dean menunjukkan sebuah tangga yang mengarah ke atas. 

Dean mencoba menaiki tangga sambil tetap memegang Senter. 

"Awwww… Sssshhhh...." Dean meringis kesakitan sambil memegang lengan kanannya. Ia kembali turun dari satu tangga yang baru saja dipijaknya. 

"Ada apa dengan tanganmu Dean..?" kata Joe penasaran, sambil mengernyitkan dahi. 

"Eh… tidak apa-apa, ini hanya luka kecil.." ucap Dean tersenyum. 

"Eve… tolong pegang senter ini dan arahkan pada jalanku, biar aku yang selidiki apakah di atas aman atau tidak.." ucap Dean sambil memberikan senter kepada Eve. 

Eve pun menuruti perkataan Dean, ia mengarahkan senter ke tangga yang dinaikki Dean. 

Sementara Joe, ia terlihat sangat waspada terhadap Dean, Joe merasa ada yang aneh dengannya. 

Wajahnya terlihat sangat mencurigai Dean. 

"Eve… Eve…" Bisik Joe perlahan. 

"Apa kau lihat lengan kanannya??? " 

"Ya aku melihatnya... Tenanglah dulu Joe..!" kata Eve menenangkan Joe... 

"Bagaimana bisa aku tenang Eve..." Jawab Joe lalu memelototi Eve dengan wajah khawatir. 

"Kita belum tahu pasti..!" Jawab Eve tegas, berusaha untuk tetap berpikir positif. 

Eve memperhatikan dengan serius gelagat dan tingkah Dean. Sambil meneruskan pembicaraan dengan Joe dengan nada yang berbisik. 

Saat itu Dean tidak memperhatikan karena sementara menaiki tangga ke atas, berencana untuk membuka penutup saluran pembuangan bawah tanah dan mengecek kondisi di atas sana. 

"Eve... Dia terluka persis di tempat kau menusuk pisau pada orang itu! Kau ingat?? Saat kau melarikan diri!" kata Joe sambil ketakutan. 

"Joe…. Ku mohon tenanglah! Dean tidak mungkin melakukan hal seperti itu!" jawab Eve dengan tegas. 

"Eve… tapi Pisau itu?" kata Joe sekali lagi meyakinkan Eve. 

"Aku tahu Joe.. aku tahu…! Itu adalah pisau yang kuberikan padamu... yang ku gunakan untuk menusuk salah satu dari mereka..." ujar Eve menegaskan kalau ia pun paham akan kondisi saat ini. 

"Bagaimana dengan luka di tangannya, Eve? Dan kenapa dia bisa tiba-tiba ada di sini dan bertemu dengan kita? Ia bahkan belum menceritakan kenapa dia bisa sampai di sini??" lanjut Joe... 

Eve terdiam dan tetap bersikap tenang, mencoba menelaah semua perkataan Joe. 

"Eve!!... Eve!!! Apa yang harus kita lakukan?? Bagaimana kalau dia salah satu dari orang-orang itu..!" 

Kata Joe kembali menyadarkan Eve. 

"Heiiiii!!! Disini aman.. naiklah..!" Kata Dean dari atas jalan sambil melihat ke bawah, ke arah Joe dan Eve. 

"Naiklah Joe!" perintah Eve 

"eehm.. eehmm…! No!!!!" kata Joe sambil menggelengkan kepalanya. 

"Joe!!! Naiklah!!!" perintah Eve semakin tegas. 

"Tidak Eve!! Kita tidak tahu dia dari mana dan bagaimana… Jujur sekarang aku sangat mencurigainya... Aku tahu dia sahabatmu dari kecil! tapi dia juga sahabatku! Dan dengan apa yang terjadi saat ini, dan bukti yang kita lihat bersama, aku sulit mempercayainya!" 

"Kau ingat, Eve??" –Lanjut Joe berkata dengan nada serius- "Dialah yang mengundang kita berdua sampai bisa ke sini, bukan..? Keputusanku tetap sama, aku tidak akan naik!!!" 

"Heiiiiii…. Cepatlah… kenapa kalian lama sekali di sana!" Teriak Dean dari atas, karena melihat Joe dan Eve yang hanya saling berbincang, tak ada seorang pun yang mulai mengambil langkah untuk menaiki tangga. 

"Diamlah Joe!!! Aku tahu semua itu..! Tapi sekarang kita harus bersikap tenang! Naiklah dan ikuti apa kataku!" Ucap Eve mulai memarahi Joe.. 

"OKE..!!! FINE!!!! Jika itu maumu Eve, tapi bila terjadi sesuatu pada kita, aku sudah memperingatimu..!" kata Joe kesal dan menaiki tangga tersebut. 

Eve terdiam dan berpikir sejenak. 

"Eve!!! Ayoooo! Ikuti aku di belakang.. Aku tidak ingin sampai di atas sendirian bersamanya..." Kata Joe sambil melihat ke arah Eve yang masih terdiam dengan wajah yang nampak serius berpikir. 

Eve mengerjap. Ia mengikut Joe menaiki tangga tersebut, berada tepat di bawah Joe. 

Saat tiba di atas... Dean segera tersenyum dan bertanya. 

"Ahhh.. Apa sih yang kalian bicarakan??" kata Dean penasaran dengan dahi yang mengerut, dan senyuman yang di tahan di bibirnya. 

"Ehmm… kata Joe dia Lapar.." ujar Eve menjawab pertanyaan Dean dengan asal. 

"Heh!!! Dasar kau ini.. selalu saja pikiranmu makanan walau sedang di saat genting seperti ini.." kata Dean meledek Joe. 

"Ee… eh… y..Ya.. aku masih dapat menahannya.." ujar Joe terbatah. 

"ayo… Lewat sini..!" kata Dean menunjukkan jalan dan berjalan lebih dahulu, sambil memiringkan kepalanya.. 

"Ayooo Joe!!!!" kata Eve mengerutkan dahinya. 

"Kau saja yang duluan Eve" Jawab Joe serius. 

Eve menatap Joe tajam sambil mengarahkan telunjuknya ke wajah Joe, 

"Ingat jangan bertingkah bodoh dan malah membuat kita dalam bahaya.. kita ikuti saja Dean.. ok?" 

"ya... ya... yah.. aku tau.." jawab Joe pasrah. 

Mereka pun berjalan melewati pinggiran kota, berjalan terus menerus sambil waspada dan masuk ke daerah pepohonan dan hutan. Mereka masih bisa menatap kota itu di kejauhan. 

"Ok.. Kita beristirahat dulu di sini..!" kata Dean , sambil duduk di sebuah batang pohon tumbang. 

Dean kemudian melepaskan Jacket yang dikenakannya, 

Terlihat sehelai kain hitam terikat di lengannya, kain itu dipenuhi darah, sepertinya ia menggunakan kain itu untuk mengikat lukanya. Namun kain itu sedikit merosot dan terlihat luka seperti tusukan yang menganga di lengannya. 

Dean kemudian mengencangkan kembali ikatan lukanya itu dengan menggunakan tangan kiri dan giginya. 

Joe dan Eve menatap Dean semakin curiga, perasaan mereka bercampur aduk antara tidak ingin percaya dan takut. Kain hitam yang digunakan Dean untuk mengikat lukanya terlihat seperti kain hitam yang di gunakan para penjahat itu untuk menutupi wajah. 

Joe menggeserkan kakinya menyentuh kaki Eve seraya memberikan Isyarat atas apa yang dilihat mereka. 

Eve menarik napasnya dalam-dalam. 

Mereka duduk berhadapan dengan Dean. 

"Dari mana kau dapatkan luka itu Dean..??" Tanya Eve. 

"Ceritanya panjang, nanti akan kuceritakan padamu.. Sekarang kita beristirahat saja di sini dulu, aku akan mengumpulkan beberapa ranting kering untuk menjadikannya sebagai kayu bakar.." kata Dean menjelaskan. 

Dean bangkit dari duduknya lalu pergi ke arah hutan, masuk lebih dalam untuk mengumpulkan ranting dan dahan kering. 

Melihat Dean yang menjauh, Joe segera berbicara lagi dengan Eve. 

"Eve..! Aku sudah tidak tahan lagi… Aku takut.. apa yang harus kita lakukan sekarang? Apa sebaiknya kita melarikan diri?" ujar Joe. 

"Tenanglah Joe, kita ikuti saja dulu apa yang dia lakukan, jangan bertindak terlalu mencurigakan.." Sahut Eve. 

"Aku sedang menyusun rencana untuk semua ini.. Tapi pertama-tama, aku harus mengumpulkan semua informasi terlebih dulu darinya, agar kita pergi tidak sia-sia.." kata Eve menenangkan Joe 

Joe mengangguk perlahan.. "Ku Serahkan semuanya padamu Eve.. aku percaya padamu..!" 

"Terima KAsih Joe.." ucap Eve tersenyum menatap Joe.. 

Beberapa saat kemudian Dean kembali sambil membawa ranting dan dahan kering,, 

"Eve bisa ku pinjam pisaunya?? Aku akan memotong ranting ini.." kata Dean mengulurkan tangannya meminta. 

Joe semakin gugup dan canggung mengetahui Dean meminta pisau yang ada pada Eve. 

Joe menahan tangan Eve saat Eve mulai menggapai pisau yang disimpan di pinggangnya.. 

Eve segera menatap Joe dengan penuh arti seperti mengisyaratkan untuk mengingat percakapan mereka tadi. 

Menyadari maksud tatapan Eve, Joe melepaskan tangannya dari Eve. 

"Hei… Ada apa dengan kalian berdua dari tadi..? sepertinya kalian menyembunyikan sesuatu dariku?" tanya Dean dengan mengerutkan dahi. 

"Hmmm??? Tidak apa-apa… ini pisaunya Dean.." Kata Eve mencairkan suasana, 

Dean kemudian menggunakan pisau itu untuk memotong ranting yang dibawanya, menyusunnya di tengah-tengah mereka dan membuat api untuk menghangatkan tubuh mereka. 

= = = = = 

"Apa api ini tidak terlalu berbahaya dan justru mengundang mereka ke sini Dean??" kata Joe.. 

"hmmm… kau benar,, sebaiknya aku mengecilkan apinya" ujar Dean sambil mengeluarkan beberapa kayu dari perapian agar api semakin mengecil. 

Dean kemudian memain-mainkan pisau di tangannya sambil memegang api, ia memegang bagian tajam pisau itu dengan jempol tangannya sambil menggerus-gerusnya... 

"Dari mana kau dapatkan pisau itu Dean?" kata Eve penasaran. 

"oh.. ini??" Sambil menunjukkan pisau di tangannya dan menatap Eve dengan senyuman… 

"Pisau ini.. heh!" Dean tersenyum tipis 

Joe semakin tegang dengan keadaan ini, namun ia terus menahan dirinya. 

"Pisau inilah yang melukai lengan kananku…!" ucap Dean perlahan. 

TAK TAHAN LAGI, TIBA-TIBA JOE BERDIRI!!! MEMEGANG SENJATA YANG DISIMPANNYA SAAT DI SALURAN PEMBUANGAN BAWAH TANAH DAN MENODONGKAN PISTOL TERSEBUT KEARAH DEAN .JOE BERKATA DENGAN BERTERIAK.. 

"KATAKAN PADAKU DENGAN JELAS DEAN!!!!! APA YANG SEBENARNYA TERJADI!!! 

DARIMANA KAU BISA DAPATKAN LUKA ITU?? PISAU ITU?? 

DAN MENGAPA KAU BISA MENEMUKAN KAMI!!!!??? 

ATAU AKU BERSUMPAH AKAN MENEMBAKMU JIKA KAU TIDAK MENJELASKAN DAN MENGAKUI SEMUANYA PADAKU!!!!" 

TO BE CONTINUED>>>>>>>>>>>>> 

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = 

STAY TUNED ON "THE PUZZLE GIRL" 

= = = = = = = = = = = = = = = = = = = = = =

avataravatar