1 Part 01

Zhang Ling Xiao dia anak yang tampan dan juga sangat cerdas, dia selalu menjadi kebanggaan untuk ayahnya namun kesialan untuk ibunya karena ibu Ling Xiao mengandungnya tepat pada saat usianya 21 tahun maka dari itu ibunya tidak pernah memberikan kasih sayang untuknya. Kini jam dinding tepat jam 12 malam dan Ling Xiao terbangun dari tidurnya, lalu dia mengepalkan kedua tangannya dan berbisik didalam hati karena hari ini tepat hari ulang tahunnya yang ke 7.

"Semoga ditahun ini ibuku bisa menyayangiku layaknya ayah menyayangiku." batin Ling Xiao sambil tersenyum.

Keesokkan paginya Ling Xiao keluar dari kamarnya dengan menggunakan seragam sekolahnya lalu dia melihat ayahnya yang sudah duduk diruang makan sedangkan ibunya baru saja keluar dari kamar sama sepertinya.

"Selamat pagi ibu," sapa Ling Xiao sambil tersenyum seperti biasanya.

"Ling Xiao kemarilah," panggil ayah yang membuat Ling Xiao segera berjalan kearahnya.

"Selamat ulang tahun," ayah mengusap kepala Ling Xiao dengan tangannya.

"Terima kasih ayah," Ling Xiao tersenyum bahagia saat mendengarkan ucapan dari ayahnya.

"Ayah membelikanmu sepatu baru," ayah memberikan sebuah bingkisan yang berisi sepatu yang sangat mahal.

"Kenapa membelikannya sepatu, bukankah itu sangat boros?" tatap ibunya sinis yang membuat suasana menjadi hening sesaat.

"Lagi pula Ling Xiao apa kamu tidak melihat keluarga kita ini sangat sulit," tatap ibu yang membuat wajah Ling Xiao berubah menjadi datar.

"Chen Hui ini hari ulang tahunnya apa salahnya jika sedikit memanjakannya," sela ayah yang membuat ibu Ling Xiao menatapnya sinis.

"Apa masalahmu kenapa kamu selalu membelanya, sudah berapa kali aku mengatakannya jika aku membenci hari kelahirannya!" teriak ibu yang membuat ayah sangat marah.

Ling Xiao segera keluar dari rumah itu karena dia tau kedua orang tuanya akan bertengkar seperti biasanya, dari kejauhan Ling Xiao melihat ibunya pergi meninggalkan rumah itu namun Ling Xiao tidak menggerakkan kakinya untuk mendekati ibunya itu. Malam pun tiba kini Ling Xiao duduk termenung dikamarnya lalu ayahnya masuk dan duduk disampingnya.

"Ling Xiao kamu pasti sangat kecewa," kata ayah yang membuat Ling Xiao menatapnya.

"Jangan khawatir ayah aku baik-baik saja, aku akan selalu bersama ayah dan tidak akan meninggalkan ayah." kata Ling Xiao dengan suara yang lembut.

Sejak kejadian itu Ling Xiao tidak pernah menunjukkan senyum diwajahnya, dia menjadi orang yang sangat dingin dan juga dia sangat membenci orang-orang yang selalu berlari kearahnya walaupun sejak masuk sekolah menengah pertama Ling Xiao adalah sosok yang populer karena ketampanannya dan kepintarannya. Kini Ling Xiao duduk disekolah menengah atas yang ada di Shenzhen dan dia semakin menjadi idola para wanita yang ada disana.

"Ling Xiao apa aku boleh bertanya?" kata seorang wanita cantik sambil membawa buku.

"Aku tidak mengerti ini bisa jelaskan padaku?" tanyanya lagi yang membuat Ling Xiao mengangguk.

Ling Xiao akan mengajari orang-orang yang bertanya padanya dan dia hanya akan fokus pada apa yang dibahas dan setelah itu dia akan kembali kedunianya sendiri dimana dia akan sibuk membaca buku pelajaran.

"Ling Xiao apa kamu akan bergabung dengan tim basket, guru Li menyuruhmu untuk berpartisipasi dalam lomba kali ini," teriak anggota basket yang ada dilapangan.

"Entahlah." jawab Ling Xiao dingin lalu berjalan menjauh dari sana.

"Zhang Ling Xiao?" panggil seseorang yang membuat Ling Xiao menghentikan langkah kakinya.

"Apa yang membuatmu selalu menolak tawaran para guru disini!" tanya seorang pria yang membuat Ling Xiao berbalik badan.

"Mereka hanya menawari dan yang menerimanya atau tidak adalah aku, jadi jika aku tidak mau apa kalian akan terus memaksaku?" jawab Ling Xiao dengan wajah yang datar.

"Hanya karena dirimu pintar maka dari itu kamu akan angkuh kepada semua orang, Ling Xiao bahkan disaat pemakamanmu nanti kamu perlu orang-orang untuk membantumu," balasnya yang membuat Ling Xiao masih berdiam diri disana.

"Kakak Wen! Kenapa berkelahi dengannya!" teriak seorang gadis kecil yang berlari menuju pria yang bermarga Wen itu.

"Kak Ling Xiao maafkan atas tingkah laku kakakku ini, aku jamin dia tidak akan mengganggumu lagi jika kamu memikirkan apa yang dia katakan," jelasnya dengan nada yang pelan.

"Menyebalkan." Ling Xiao pun segera pergi dari sana dan meninggalkan mereka semua.

Tang Yin dia adalah gadis yang melerai pertengkaran Ling Xiao dan kapten basket yaitu Wen Junhui. Tang Yin sangat dekat dengan Junhui karena mereka sudah berteman dari kecil dan juga Tang Yin mengenal Ling Xiao karena mereka tinggal dilingkungan yang sama hanya saja Ling Xiao tidak mengenalinya.

"Tang Yin kenapa kamu ada disini?" tatap Junhui dengan wajah yang datar.

"Tatapan macam apa itu, kak Jun sebaiknya kakak jangan bertengkar dengan kak Ling Xiao itu," pinta Tang Yin yang membuat Junhui mengerutkan dahinya.

"Apa maksudmu?" tatap Junhui padanya.

"Kalian itu sama saja hanya saja kalian dibedakan dengan kak Ling Xiao yang menjadi siswa jenius disekolah dan kakak adalah pria yang populer disekolah," jelas Tang Yin yang membuat Junhui menatapnya datar.

"Aku sangat berbeda jadi jangan samakan aku dengannya," omel Junhui sambil melempar bola basket yang dia pegang.

"Hehehe kakak tenanglah, oh iya paman Bai menyuruh kita untuk mampir kekedainya setelah pulang sekolah, apa kakak akan pergi kesana?" tanya Tang Yin untuk meredahkan amarah Junhui.

"Baiklah." tatap Junhui sambil mengelus kepala Tang Yin.

"Aku akan kekelasmu saat kelas berakhir jadi tunggu aku!" Tang Yin menyingkirkan tangan Junhui lalu segera berlari pergi dari sana.

Tang Yin hanya melambaikan tangan pada Junhui lalu dia segera berlari meninggalkan lapangan basket itu, Junhui hanya tersenyum lalu melanjutkan kegiatannya. Kini jam dinding berbunyi lalu dengan cepat Tang Yin berlari kearah kelas Junhui yang tanpa dia sadari dia berlari terlalu kencang sehingga menabrak seseorang yang baru saja keluar dari kelas.

"Ohh! Kak Ling Xiao maafkan aku!" teriak Tang Yin sambil menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Apa kakak tidak apa-apa?!" tanya Tang Yin dengan panik.

"Tang Yin apa ada masalah?" tanya Junhui yang berdiri dilorong itu.

"Pergilah." Ling Xiao berjalan melewati Tang Yin.

"Apa dia mengganggumu!" tanya Junhui yang membuat Tang Yin langsung memegang lengan Junhui.

"Kakak aku tidak sengaja menabraknya." kata Tang Yin sambil melihat Ling Xiao yang pergi dari sana.

Ling Xiao pun segera pergi dari sana dan berjalan kaki hingga rumah namun setelah sampai dirumah dia tidak menemukan ayahnya, lalu dia melihat ada secarik kertas yang memberitau bahwa ayahnya sedangkan makan mie dikedai yang ada diperempatan jalan.

"Ayah?" panggil Ling Xiao saat melihat ayahnya yang sedang berbincang dengan pemilik kedai.

"Ling Xiao duduklah disini, Bai Lu berikan anakku ini menu terbaikmu hahaha," kata ayah sambil tertawa kecil.

"Anakmu benar-benar sangat tampan," puji paman Bai padanya.

"Ling Xiao paman akan buatkan menu terbaik disini untukmu," tawa paman Bai yang diangguki oleh Ling Xiao.

"Paman Bai, aku berhasil membawa kak Junhui kemari!" teriak Tang Yin yang membuat Ling Xiao berbalik kebelakang.

"Oh! Kak Ling Xiao!" panggil Tang Yin yang terkejut.

Ling Xiao hanya menatap mereka berdua dengan tatapan yang datar dan khawatir, Ling Xiao khawatir pada Tang Yin yang menurutnya terlalu banyak bicara dan menatap datar Junhui karena menurutnya Junhui menyebalkan.

avataravatar