1 Mimpi Yang Aneh

Di stasiun kereta

Sebuah kereta berjalan dengan kecepatan sedang dan lancar di dalam sebuah terowongan. Semua penumpang di dalamnya sangat ramai dan terlihat seperti biasa saja.

Ada yang sedang membaca koran pagi, ada juga yang sedang memperbaiki riasan di wajahnya, ada beberapa orang saling menyapa dan berbicara, dan masih banyak lagi.

Namun, tiba tiba kereta itu berhenti padahal mereka baru saja berjalan menuju stasiun berikutnya.

Pemberhentian tiba tiba ini membuat para penumpang di dalamnya bertanya tanya.

Tiba tiba masinis yang sedang membawa kereta tersebut membuka matanya.

Terlihat matanya tidak seperti manusia biasanya. Warna matanya berubah menjadi putih sepenuhnya.

Tiba tiba masinis tersebut menarik tuas kearah berlawanan yang membuat kereta berjalan mundur dengan sangat cepat.

Semua penumpang di dalamnya menjadi panik karena jalan kereta tersebut menjadi tidak mulus, bahkan beberapa kali kereta tersebut mengalami guncangan hebat karena karena beberapa kali kereta hampir keluar dari jalurnya.

Penumpang kereta tersebut menjadi panik bahkan ada beberapa penumpang wanita dan anak anak menangus dengan keras.

Seorang penumpang melihat hal tersebut langsung berlari menuju tempat telepon darurat yang berada dibagian belakang tempat duduk penumpang.

Ia pun menelpon kondektur kereta tersebut.

"Kondektur kenapa kereta berjalan mudur" kata orang tersebut dengan berteriak karena panik.

Tetapi ia tidak juga mendapat jawaban.

"Kondektur" teriak kembali orang tersebut

"Sial jika begini terus kau akan membuat semua penumpang mati" teriak orang tersebut

"Hentikan keretanya sekarang juga, Hentikan keretanya." teriak orang tersebut.

Tetapi ia juga tidak mendapatkan jawaban dan kereta tersebut. Tiba tiba kereta tersebut berjalan sangat cepat mengakibatkan guncangan yang sangat hebat dan membuat para penumpang jatuh kelantai kereta tersebut.

Tangisan para penumpang pun pecah. Ada yang berdoa untuk keselamatan mereka, ada yang memeluk orang disampingnya sambil menangis dan ada juga yang terus memanggil ibunya.

Sedangakan di sisi lain, Yu Chen berlari menuju ke stasiun dan memecah keramaian penumpang yang tengah menunggu kereta.

Ia berlari dengan kepalanya yang bersimbah darah dan berteriak kepada para penumpang agar segera keluar dari stasiun tersebut.

"Semuanya cepat keluar dari sini!!" teriak Yu Chen yang membuat semua mata tertuju padanya.

Tetapi mereka semua tidak ada yang menaggapi perkataan Yu Chen.

"Bukankah dia itu adalah jaksa pembunuh itu " kata salah seorang penumpang yang berbicara dengan seseorang disampingnya.

"Iya! Dia adalah jaksa pembunuh itu!" balas temannya tadi.

"Cepat hubungi polisi!" sambung temannya tadi.

Melihat seluruh penumpang yang berada di stasiun tersebut tidak ada yang menaggapi perintahnya membuat Yu Chen kesal.

"Apakah kalian semua mau mati disini!?" tanya Yu Chen dengan berteriak.

Tetapi sekali lagi tidak ada yang menaggapi perkatannya tersebut.

Yu Chen pun dengan kesal nelirik jam tangan nya, dan ia bertambah kesal.

"Sial tinggal 5 menit lagi!" kata Yu Chen dalam hati dengan kesal.

Yu Chen pun berlari dan melompat ke rel kereta, yang membuat para penumpang berteriak ketakutan.

Para penumpang menyuruhnya segera naik kembali tetapi tidak di dengar Yu Chen. Yu Chen berlari di atas rel kereta agak menjauh sedikit dari stasiun tersebut.

Pada saat Yu Chen berhenti tiba tiba tanah di bawahnya sedikit bergetar dan perlahan lahan getarannya bertambah kuat.

Merasakan jereta sedikit lagi segera tiba Yu Chen merogoh sesuatu di sakunya.

Ia mengeluarkan sebuah gelang dengan muti dari besi bewarna biru dan ditengahnya terdapat tiga buah titik mebentuk segitiga.

Ia memakai gelang tersebut dan mulai memprsiapkan kuda kudanya.

Selang beberapa detik kemudian sebuah kereta muncul dengan berjalan mudur, hal itu membuat para penumpang disana berteriak histeris agar Yu Chen cepat minggir dari rel tersebut.

Kereta tersebut berjalan dengan sangat cepat.

Yu Chen pun mulai mengangkat tangan nya yang menggunakan gelang tersebut dan mengarahkan ke arah belakang kereta tersebut.

Ketika ia mengarahkan tanggannya tiba tiba cahaya bewarna biru keluar dari gelang tersebut mengelilingi tangannya.

Roda Kereta yang berjalan kencang tadi tiba tiba seperti di rem, dan menimbulkan percikan api akibat gesekan kuat.

Tetapi kereta itu pun tidak berhenti. Melihat kereta semakin dekat dengannya Yu Chen pun menggunakan tangan satunya menahan tangganya yang menggunakan gelang tersebut.

Karena dorongan yang sangat kuat menahan agar kereta tersebut tidak terus melaju membuat belakang kereta tersebut sangat penyok dan kaca belakangnya Ikut pecah.

Tetapi kereta tersebut tidak juga berhenti dan semakin dekat dengannya hingga tinggal beberapa langkah saja Kereta akan menabrak dirinya.

Tiba tiba Yu Chen terbangun dari mimpinya dengan begitu banyak keringat yang mengucur dari tubuhnya.

Ia pun mengatur napasnya dan berusaha menenangkan hatinya.

"Hah... Hah... Mimpi ini lagi" kata Yu Chen sambil berusaha mengatur napasnya.

"Mimpi yang aneh... Tetapi kenapa begitu terasa sangat nyata?" kata Yu Chen.

Yu Chen pun melirik jam yang berada di atas mejanya.

"Ah sudahlah tidak usah memikirkannya lagi" kata Yu Chen segera bangun dari tempat tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

Setelah membersihkah tubuhnya iapun berjalan keluar menuju dapur dan mulai memasak sarapan untuk dirinya dan keponakannya.

Setelah memasak iapun berjalan menuju kamar keponakkannya.

Ketika ia membuka pintu kamar ia melihat keponakkannya sedang duduk di dekat meja belajarnya, sedang menutup mata dengan jari jarinya bergerak seakan sedang menekan tuts piano.

Yu Chen pun mendekat dan nemeberitahu untuk segera membersihkan diri dan ia menunggu di meja makan.

Setelah memberitahu Yu Chen pun keluar dan menunggu Jia Li keponakkannya.

Selang beberapa menit Jia Li sudah keluar menggunakan pakaian sekolah nya dengan rapi dengan sebuah buku kecil yang digantung di lehernya.

Merekapun memulai sarapan mereka. Setelah sarapan Yu Chen membereskan peralatan makan dan memebantu Jia Li mengikat rambutnya.

Tiba tiba Jia Li Mulai menuliskan sesuatu di buku kecil tersebut dan menunjukkan ke arah pamannya.

"Gawat kita benar benar sudah terlambat" kata Yu Chen segera menggendong Jia Li dengan satu tangannya mengangkat tas Jia Li dan tas kantornya.

Melihat ekpresi wajah pamannya membuat Jia Li tersenyum kecil.

Setelah itu mereka berdua pun menuju mobil dan segera berjalan menuju sekolah keponakannya.

avataravatar