webnovel

The meaning Of Love

Kehidupan seorang peria

author_gaje_ya_kan · Urban
Not enough ratings
16 Chs

bab 13

"TENDANG...!" teriak anak laki-laki.

ya hari ini, tepatnya pagi hari kelasnya ada jam pelajaran penjasorkes.

Semua murid kelas itu melakukan olahraga pagi, anak perempuan memainkan permainan bola voli

sedangkan anak laki-laki tentu-nya tak jauh dari kata sepak bola, tendang sana, tendang sini.

Yang penting menendang bola, begitu lah mereka bermain.

Peluh keringat mengucur deras, namun nampaknya mereka belum lelah.

"GOAL...!".

teriak mereka, saat menjebloskan bola ke gawang lawan, dengan selebrasi ala kadarnya, merka peragakan dengan sombongnya ke lawan mereka.

Jam olahraga usai semua-nya beristirahat, merengangkan otot-otot tubuh.

Atau mengisi cairan yang terbuang saat berolahraga tadi, dengan sebotol air.

Terlihat ahmad bercakap-cakap dengan salah satu teman-nya, seperti biasa ia tak terlalu banyak bicara namun banyak orang menyukai diri-nya.

Malam datang.

Langit masih saja penuh bintang, mungkin alam semesta sekarang sangat jauh, bintang berkelap-kelip di langit malam.

Malam ini, ahmad bersenandung, dengan tangan memegang sepatula.

Ia mengoreng ikan, mungkin karena lapar, atau perutnya tak puas dan selalu ingin makan.

Mengistirahatkan diri di kasur berselimut kan kain.

"apa yang kau lihat didunia ini, tak ada bukan?. Lebih baik kau ulurkan tangan mu, aku akan mengajak mu ketempat dimana semua bisa kau atur".

Lagi-lagi ia terperanjat

terbangun memimpikan hal yang sama beberapa kali

rasa takut menghantui diri-nya

tak kala terbangun dipagi hari,

apa sebenarnya arti dari mimpi-nya itu?

Tak bisakah mimpi buruk itu hilang

ia ingin sekali saat memejamkan mata memimpikan hal yang indah bukan hal yang buruk dimimpi-nya.

"aku tak tau" kata dokter itu pada-nya, sembari memeriksa dirinya.

"namun sepertinya ini berdampak pada tubuh mu".

Hanya itu, tak ada kalimat lain yang keluar dari mulut dokter itu, secarik kertas resep obat di berikan ke pada ahmad.

"coba kau cari tau, dengan pulang kerumah. Siapa tau jawaban nya ada disana".

"untuk apa pulang? dan lagian sudah ada orang yang mengurusi rumah itu".

Dengan membanting pintu dengan kerasnya ia beranjak pergi dari ruangan itu.

Lagi-lagi cuaca tak menentu, hari ini hujan menguyur disore hari, ahmad berteduh disini, di depan toko sambil menunggu hujan renda.

Ia lupa membawa payung karena ia tak mengira hari ini bakal turun hujan, jam sudah menunjukan 4:50.

Langit begitu gelap, kini kendaraan menyalakan lampu-lampu depan.

Karena melihat hujan yang tak kunjung reda, ia beranikan diri berlari ditengah guyuran hujan.

Pakaian-nya kini basa semua, dengan meneteng pelastik obat ia berlari dijalanan yang penuh dengan genangan air, terciprat air dari kendaraan yang berlalu menambah basah pakaian-nya, rasa kesal ada namun tertahan.

Ingin bertiak pada mobil itu namun, mungkin orang di dalam mobil itu tak kan dapat mendengar teriakan nya.

"hah... akhinya sampai juga". Kata ia diselah mengatur napasnya, dan segera masuk, lalu membersikan tubuh.

Malam datang langit masih seperti itu, penuh bintang berkerlap-kelip di langit malam, bulan purnama begitu terang, mungkinkah malam itu alam semesta berhenti berkembang, itu terlihat mustahil, lampu-lampu rumah-rumah penduduk perlahan mulai dimatikan oleh pemiliknya masing-masing, pertanda hari sudah larut malam.

Ia tentu nya beranjak tidur mengistirahatkan diri walau rasa was-was menghantui dirinya, mungkin ia berpikir apakah mimpi itu akan datang lagi, atau siapakah gadis yang ada dalam mimpi-nya, entah lah.

Semua penuh misteri.

Seperti biasa ia setiap jam istirahat pertama atau kedua ia pasti menyempatkan diri, duduk dibawah pohon sembari membaca surat dari sang kekasih, tersenyum, hati begitu berbunga-bunga walau pun kadang kalimat yang ada dalam surat itu tak terlalu panjang, atau pun hanya memberi kabar.

Namun cukup membuatnya begitu bersemangat menjalani hari yang melelahkan.