webnovel

Dilema besar

Aku menelpon kakakku untuk menyampaikan bahwa aku ingin kembali ke Korea dengan alasan karena rindu, alasan yang sedikit konyol pikirku, kakakku tertawa mendengar itu. Di telepon itu aku tidak sedikitpun mengungkit maksud utamaku kembali ke Korea. Seperti kataku, aku ingin mengatakan itu secara langsung.

Kakakku tidak membolehkan ku kembali. Aku tidak mendapat izin, secara otomatis aku juga tidak mendapat biaya untuk pulang. Lagipula semester enam akan dimulai seminggu lagi. Dengan rasa kecewa, ku iyakan apa yang dikatakan kakakku. Ia akan mengizinkanku pulang ketika aku telah menyelesaikan studi ini.

Sebenarnya aku memiliki tabungan yang cukup untuk kembali ke Korea, namun aku tahu jika aku kembali sekarang maka kakakku akan marah, dan ibuku mungkin akan kecewa. Namun aku benar-benar ingin bercerita secara langsung kepada keluargaku, mengajak mereka memeluk agama Islam, agama rahmatan Lil Alamin, agama yang diridhoi Allah SWT.

Aku dilema diantara dua pilihan yang agak berat. Hampir setiap waktu aku menghubungi kakakku hanya untuk membujuknya memberiku izin, namun hasilnya nihil, dia tetap pada jawaban awal. Kalian tahu bagaimana jika aku membangkang? ia akan sangat marah sehingga aku terlihat seperti bukan adiknya, itu yang aku takutkan, ketegasan dan keputusan yang tidak boleh dibatalkan dengan alasan apapun.

Disisi lain, aku menampung banyak kata yang perlu untuk diceritakan dihadapan keluarga ku. Setiap hari ku susun dalam pikiran agar mudah untuk dipahami bagi para pendengar, setiap hari ku perbaiki niat agar tidak menyimpang dari niat awal semata-mata untuk Allah, bukan untuk hal lainnya.

Tidak banyak hal yang bisa aku lakukan, aku tahu pada akhirnya aku akan menurut pada kakakku. Dan lagi, ku simpan niat baik itu dalam hati, tekad ku saat ini adalah menyelesaikan studi dengan cepat dan baik. Tidak ada yang mengetahui kemampuanku kecuali diriku sendiri, aku tahu bahwa aku bisa menyelesaikan ini dengan cepat dan baik, tentu saja dengan izin Allah SWT.