21 Chapter 21

"Uh, Tuan ku Calvino kenapa harus bersikap dengan sangat kasar, hum? Seharusnya sikap seperti ini tidak kau tunjukkan di hadapan para bodyguard mu. Aku juga suka bermain kasar tapi, itu hanya akan kita lakukan di ... " jeda sejenak sebelum melanjutkan kembali kalimat. "Kau tentu tahu maksudku kan?" Bersamaan dengan itu hendak menghampiri Calvino, akan tetapi niatnya tersebut tertangguhkan oleh cengkeraman kuat para bodyguard.

"Lepas!" Bentaknya. Sialnya, cengkeraman tidak juga terlepas. Justru semakin terasa erat hingga sang wanita merasakan sakit disepanjang lengan.

"Apa kalian tidak mendengarku, hah? Lepas!" Sialnya, cengkeraman tidak juga terlepas. Justru sang wanita dihujani dengan bentakan yang terdengar memekak telinga.

Tidak mau diperlakukan dengan tidak hormat. Sang wanita merajuk dengan sangat manja. Sementara Calvino bergeming. Dia tampak asik menyesap minuman dengan sebelah tangan merentang pada sandaran sofa.

"Apa kau tidak mendengarku, hah? Perintahkan kepada Anak buah mu untuk melepaskanku!" Bentaknya. Sayangnya, protes yang dia layangkan tak digubris oleh Calvino sehingga membuat sang wanita terus saja melayangkan protes dengan suaranya yang memuakkan.

Ekor mata Calvino melirik tajam. "Apa kau tidak bisa diam, hah? Berisik!"

"Tuan ku Calvino kau harus memberi perintah kepada para bodyguard mu ini untuk melepaskanku." Rajuknya dengan sangat manja. "Dengarkan aku, Tuan ku Calvino sayang. Lenganku bisa - bisa patah kalau terus menerus dicengkeram dengan sangat erat seperti ini."

Bibir kokoh tampak mengukir senyum smirk berpadukan dengan tatapan memicing. "Apa kau bilang? Melepaskan mu, hah?"

"Tentu saja. Memangnya kau tega aku dihadang oleh mereka, huh? Dengarkan aku Tuan ku Calvino bahwa uang mu ini hanya berlaku semalam dan lihatlah, waktu terus berjalan. Tidak ada tambahan waktu untuk mu. CATAT ITU!"

"Tidak masalah."

"Jangan sampai kau menyesal." Decih sang wanita.

"Kau salah, Nona. Aku tidak akan pernah menyesal. Persiapkan dirimu dan layani 10 orang sekaligus, bagaimana?"

Sang wanita tersentak sehingga langsung membulatkan tatapannya. "Apa maksud mu?" Penuh penekanan pada setiap kata berpadukan dengan tatapan tajam mematikan.

"Dengarkan aku, Nona. Uang yang kau pegang sekarang ini bisa untuk membayar 100 orang sekaligus. Tetapi malam ini aku tidak mau berlaku dengan sangat kejam. Bodyguard ku ada 10 orang. Puaskan mereka!" Perintahnya dengan mengangkat sudut bibirnya.

Tak ayal sang wanita merasa terhina sehingga langsung menyerang Calvino dengan umpatan sumpah serapah. Sementara Calvino terlihat santai menyesap minuman kesukaan. Sialnya, sang wanita tak juga berhenti bicara sehingga mengikis habis kesabaran seorang Calvino Luz Kafeel.

Rahang tampan mengeras, sorot mata berubah nyalang beriringan dengan gemelatuk gigi. Untuk saat ini Calvino sedang berada di puncak emosi dan sang wanita sudah salah karena bermain - main dengan sang penguasa yang terkenal dengan emosi terburuk.

Dicengkeramnya rahang sang wanita membuat darah segar kembali menetes melalui sudut bibirnya. "Tadinya aku hanya ingin bermain - main dengan ancaman ku. Tapi sekarang tidak lagi, Nona. Wanita hina seperti mu memang sudah sepantasnya dilempar ke jalanan dengan cara paling hina."

"Tidak, kau tidak bisa berlaku sekejam ini kepadaku. Ingat bahwa aku ini seorang wanita. Tidak sepantasnya pengusaha sukses dan juga penyandang gelar billionaire seperti mu memperlakukan wania dengan sangat kejam." Mohon sang wanita. Sialnya, semua sudah terlambat. Perintah mutlak sudah terucap dari bibir kokoh tanpa bisa diganggu gugat.

Calvino terlihat melenggang begitu saja. Namun, sebelum melewati pintu utama. Tatapannya menajam penuh perintah tak terbantahkan yang sengaja dia lemparkan ke arah para bodyguard.

"Tuan ku Calvino, please dengarkan aku-" Jerit sang wanita.

"Diam." Bentak kepala bodyguard dan bersamaan dengan itu sang wanita diseret keluar club. Meskipun sekuat tenaga memberontak, akan tetapi kekuatannya jelas kalah jauh jika dibandingkan dengan para pria bertubuh kekar yang jumlahnya lebih dari 10 orang.

Sesuai dengan perintah sang kegelapan. Tubuh sang wanita diseret kemudian dilemparkan ke jalanan. Tidak terima atas perlakuan para bodyguard membuat sang wanita mengumpati para bodyguard dengan umpatan sumpah serapah.

Salah satu bodyguard tampak berjongkok dengan menggunakan salah satu kaki. Tatapannya menajam beriringan dengan pergerakan jemari kekar yang mencengkeram rahang sang wanita dengan sangat kuat. "Dengarkan aku, Nona. Kau masih beruntung karena Mr. Calvino tidak melempar mu ke dalam jurang kenistaan."

"Kalian akan menyesal karena sudah berurusan denganku. Harus kalian tahu bahwa aku lah satu - satu nya wanita paling berpengaruh di-"

"Tidak perduli siapa pun kau. Yang jelas kau sudah salah karena berani bermain - main dengan, Mr. Calvino." Potong kepala bodyguard. "Jika kau tidak mau hidup mu berakhir dengan cara paling tragis segera enyahlah dari sini dan jangan lagi mendekati, Mr. Calvino. Jika hal tersebut sampai terjadi maka, bisa ku pastikan bahwa nyawamu lah sebagai gantinya." Nada suaranya terdengar lirih, akan tetapi penuh dengan perintah yang tak terbantahkan.

Tak ayal kalimat yang baru saja menggelitik pendengaran telah membuat tubuh sang wanita menggigil ketakutan. Ekor matanya tampak melirik ke sekeliling yang tampak sunyi sepi. Di manakah posisinya saat ini? Dia sama sekali tidak tahu. Yang jelas tak ada satu pun mobil yang melintas.

Ponsel sudah terenggut dari tangan dan dibuang ke manakah ponsel kesayangannya tersebut? Dia sama sekali tidak tahu. Sekarang ini yang terpatri dengan sangat jelas didalam benaknya adalah bagaimana cara dia menyelamatkan diri dari sunyinya malam yang kian mencekam.

Perlahan mulai bangkit dari lantai jalanan yang tampak kotor dan dingin. Tanpa alas kaki dia berjalan menyusuri sepanjang jalan yang tampak lengang. Satu hal yang dia harapkan akan ada mobil yang melintas.

Sayangnya, keinginan hanya tinggal keinginan. "Jalanan apa sih ini sebenarnya? Kenapa tidak ada mobil yang melintas? Apa semua orang sudah mati, hah?" Umpatnya entah kepada siapa karena nyatanya dia sedang sendirian.

"Butuh tumpangan, Nona?" Suara yang datang secara tiba - tiba memaksa sang wanita menolehkan wajahnya dengan segera. Entah dari mana datangnya lelaki ini yang jelas tampilannya tampak menyeramkan dengan rambut acak - acakkan, jambang tumbuh di mana - mana. Uh, benar - benar penampilan yang sama sekali tidak wow.

Tanpa menghiraukan tawaran dari lelaki asing tersebut. Sang wanita tampak melenggang begitu saja. Sialnya, lelaki asing tersebut terus saja mengikuti dengan mobilnya. "Dengarkan aku, Nona. Lebih baik masuk dan aku akan mengantarkan mu sampai ke jalanan besar."

"Aku bisa sendiri. Pergilah!"

"Sampai kaki mu putus maka, jalanan besar itu tidak akan pernah kau temui. Sekarang ini sudah larut malam. Bahaya bisa kapan saja menjemput dan bisa ku pastikan di kawasan ini tidak akan ada satu orang pun yang mau keluar rumah untuk membantu wanita asing seperti mu. Lebih baik segeralah masuk sebelum aku berubah pikiran."

Bola mata sang wanita tampak memutar sejenak. Ya, yang dikatakan oleh lelaki ini memang sangat benar. Terbukti bahwa sedari tadi tidak ada satu pun mobil yang melintas kecuali mobil lelaki asing ini. Akhirnya sebuah keputusan besar telah dia ambil.

Sang lelaki tampak tersenyum lebar hingga memperlihatkan deretan gigi putihnya bersamaan dengan itu membukakan pintu mobil dengan tatapan penuh minat pada tubuh seksi yang terlihat sangat menggiurkan.

Tanpa sang wanita tahu di dalam mobil sudah ada 5 lelaki yang menungguinya dengan tak sabaran. Uh, malam ini akan menjadi malam paling indah bisa berselimut tubuh molek yang menebar keharuman.

Tersentak? Tentu saja! Ingin rasanya melarikan diri. Sialnya, mobil yang membawanya pergi sudah melaju dengan kecepatan tinggi dan bersamaan dengan itu tubuh sang wanita diseret dengan sangat kuat ke kursi penumpang.

Gelak tawa penuh kepuasan beriringan dengan tangan - tangan lapar mulai menggerayangi tubuh sang wanita. Tidak banyak yang bisa sang wanita lakukan selain pasrah dan menyerah, Baginya akan percuma melawan para pemilik tubuh kekar yang mengungkungnya dengan kekuatan penuh.

Kini, tamat sudah riwayatnya dan inilah akibat jika bermain - main dengan sang kegelapan. Calvino tidak suka berbuat kasar kepada wanita, akan tetapi jangan salah. Dia akan sangat murka jika sang wanita berani berbuat hal dengan sangat lancang dan mengusik ketenangannya.

🍁🍁🍁

Next chapter ...

avataravatar
Next chapter