1 Introduction

Suasana kota di sore hari benar-benar membuatmu lelah hanya dengan memandangnya saja. bagaimana tidak, semua kendaraan berlomba-lomba untuk sampai di rumah dengan cepat. Kemacetan sudah jadi langganan karena banyaknya kendaraan yang berlalu lalang di pagi dan sore hari.

Keadaan seperti ini lah yang selalu dilihat Lachlan, seorang remaja yang bersekolah di tengah kota yang dimana letak sekolahnya persis disamping kantor kepolisian.

Setiap hari lachlan memandangi kekisruhan yang terjadi di kota saat akan pulang dari sekolahnya. Dengan tas selempang dan sepatu casual berwarna hitam Lachlan melewati satu persatu gedung dan blok-blok perumahan.

Setelah menyebrangi persimpangan Lachlan menyinggahi sebuah swalayan yang biasa didatangi nya jika ada perlengkapan rumah ataupun sekolah yang diperlukan nya.

Kali ini entah apa yang ingin dibelinya, atau mungkin hanya sekedar singgah karena penjaga toko adalah teman sekolahnya yang harus berhenti dari sekolah dan bekerja di toko itu untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

"Hei Lacha apa kelasmu sudah berakhir?" tanya temanya Lachlan.

"Kalau belum tidak mungkin aku berada disini" jawabnya.

"Jika itu kau maka bisa saja, karena kau paling sering bolos diantara siswa yang lain." sahut temannya.

"Aku sudah tidak seperti dulu, kepala sekolah sudah memperingatkan jika aku bolos lagi maka aku akan dikeluarkan dari sekolah" jelas Lachlan.

"Aku tak mau berakhir seperti mu." Tambahnya.

"Begitukah? Sudah berapa banyak hal yang berubah setelah aku meninggalkan sekolah itu?" tanya temanya sambil tertawa.

"Datanglah kerumah jika kau sudah selesai, temani aku bermain video game" kata Lachlan sambil memilih sikat gigi baru di samping kanan kasir.

"Sepertinya kau mengundang orang yang salah, kau bahkan belum pernah menang dalam 9 pertandingan terakhir kita. Sekarang kau mengundangku lagi?"

"Kata-kata itu terdengar terlalu angkuh untuk seorang murid yang bicara pada gurunya." Balas Lachan.

Tiba-tiba diluar terdengar kegaduhan dan beberapa suara tembakan, suasana yang tadinya bising dengan suara kendaraan berubah menjadi hening ketakutan.

Bahkan Gonzales (teman Lachlan yang menjaga toko) langsung pergi tanpa memikirkan toko yang tengah dijaganya.

"Sial, teman macam apa yang meninggalkan teman nya sendiri saat berada dalam bahaya," kata Lachlan dalam hati.

Terlihat beberapa orang dengan wajah tertutup memasuki swalayan dimana Lachlan berada, mereka adalah perampok. Melihat jumlah mereka yang sangat banyak, ditambah senjata laras panjang di genggaman mereka. Lachlan langsung berusaha melarikan diri, namun ternyata kedua pintu masuk sudah di jaga ketat oleh para perampok itu.

Ia pun bingung harus pergi kemana, "cihh bagaimana sekarang, aku benar-benar terperangkap," ucapnya dengan panik.

Seorang perampok berjalan mendekati kasir, dia berniat mengambil semua uang dan benda berharga yang berada di meja kasir itu. Lachlan benar-benar panik karena jaraknya dengan perampok hanya ditutupi beberapa rak makanan saja.

Dia mencoba untuk mengalihkan perhatian perampok dengan menjatuh kan salah satu rak. Begitu para perampok mendekati rak itu Lachlan langsung berlari dari arah sebaliknya menuju pintu keluar.

Tapi ternyata masih ada satu perampok di depan toko dan langsung menodongkan senjata api laras panjangnya kepada Lachlan yang mencoba melarikan diri.

Ia melihat dengan jelas bagaimana perampok mengarahkan senjata api laras panjang itu  dan mulai menarik pelatuk, selongsong dari peluru itu mulai keluar dari badan senjata bersamaan dengan melesatnya timah panas dari mulut senjata api itu dan ia juga mendengar detail suara orang yang berteriak saat tembakan terjadi.

Dan hal itu membuatnya benar-benar merasa panik dan ketakutan. Peluru yang melesat dengan begitu cepatnya berhenti tepat di depan keningnya, diikuti dengan selongsong peluru yang baru setengah jalan saat akan jatuh ketanah juga berhenti ditambah keadaan menjadi hening karena semua orang berhenti bergerak dan berteriak.

Bahkan arloji yang dipakai Lachlan juga berhenti yang menandakan kekuatanya sedang aktif di tengah kekacauan yang terjadi ini.

"Huuuf ini gila, aku hampir saja mati."

Saat Lachlan ingin meninggalkan tempat kejadian Ditengah diamnya orang-orang bak mannequin baju yang ada di distro. Ada satu orang yang bergerak dan berjalan menjauhi swalayan dan tentu membuat Lachlan benar-benar terkejut.

"Kenapa dia bisa bergerak, bukan kah aku sedang menghentikan waktu sekarang?" Gumamnya heran melihat pergerakan orang itu.

Saat Lachlan ingin mengejarnya tapi orang tersebut sudah menghilang. Hal ini tentu sangat mengagetkan Lachlan. Karena belum pernah terjadi sebelumnya, disaat kekuatan nya aktif tidak ada satu orang atau benda pun yang bergerak kecuali dirinya.

Tapi kenapa saat di swalayan tadi ada seseorang yang tetap bisa berjalan dan seakan tidak merasa aneh dengan kondisi sekitarnya yang sedang terdiam seperti patung.

"Ini hari paling aneh, pertama tiba-tiba datang perampok di swalayannya Gonzales. kedua, ada seseorang yang tidak terpengaruh kekuatan ku," kata

Orang itu sungguh membuat Lachlan penasaran. Karena rasa penasaran akhirnya Lachlan memutuskan untuk mencari orang tersebut.

"Kira-kira kemana perginya dia, aku sangat penasaran dengannya. Jika dia benar-benar memiliki kekuatan sepertiku,aku harus menemukannya agar bisa mempelajari cara mengendalikan kekuatanku," gumamnya sepanjang dia berlari.

Sudah hampir 1 jam sejak ia menggunakan kekuatan itu yang artinya efek dari kekuatan Lachlan akan hilang dan waktu akan kembali berjalan normal.

Menyadari hal itu Lachlan yang sedang mencari orang misterius itu di tengah-tengah pejalan kaki itu langsung bersembunyi di gang sempit di ujung jalan dan menunggu waktu kembali bergerak, agar orang-orang tidak merasa aneh saat melihatnya tiba-tiba ada ditengah mereka.

Setelah waktu sudah kembali normal dan orang-orang sudah bergerak lagi baru lah Lachlan keluar dari gang dan kembali mencari orang tadi.

Sudah hampir dari setiap sudut blok sudah di periksanya bahkan dia kembali ke swalayan untuk memastikan apakah orang itu masih berada disana, tapi tetap tidak bisa menemukan orang itu. 

Merasa putus asa akhirnya Lachlan pulang kerumah dengan keadaan kusut dan kotor. Dia merasa kesal dan bingung dengan kejadian yang menimpanya hari ini. Di satu sisi dia merasa bersyukur karena kekuatannya telah menyelamatkan nyawanya yang hampir saja melayang jika timah panas dari senjata laras panjang milik perampok tadi benar-benar menembus keningnya.

Tapi di sisi lain ia juga merasa sedih karena jika saja ia bisa mengontrol kekuatannya pasti ia bisa menyelamatkan nyawa orang-orang yang di tembak didepan swalayan tadi.

Sepertinya hal itu benar benar membuat Lachlan sedih, ia merasa tak berguna dan tak berdaya bahkan dengan kekuatan yang dimiliki nya. Ditambah lagi munculnya seseorang yang kebal terhadap kekuatan nya dan kemudian hilang begitu saja. Di tengah rehatnya sambil memikirkan hal-hal itu terdengar suara ketukan pintu menandakan ada seorang tamu diluar rumah, yang ternyata setelah dibuka itu adalah Gonzales.

"Bajingan!! kau lari tanpa memikirkan keselamatanku?" kata Lachlan tegas.

avataravatar
Next chapter