1 BAB.1 AWAL KEBANGKRUTAN

"Mengapa ini semua terjadi padaku? Ayah.....Hiks....Hiks.

Sambil memandangi sebuah foto, seorang wanita beberapa kali menyeka air matanya yang tak bisa dibendung lagi. Sudah berhari-hari gadis itu tidak mau makan atau bahkan minum, matanya terlihat bengkak, ia terus saja memandangi sebuah foto mungil di kamarnya, sambil terus menciuminya hingga berderaian air mata.

Kejadian itu masih terus teringat di memorinya. Jika saja waktu bisa diulang, ia pasti akan melarang ayahnya untuk pergi malam itu, sebuah malam yang begitu menyakitkan dan awal dari kehancurannya. Kehidupannya yang begitu mewah dan sempurna, seolah-olah semuanya telah lenyap begitu saja.

Namanya adalah Elia Jeoung, ia adalah anak satu-satunya dari seorang pengusaha kontraktor kaya raya bernama Mr. Kim. Ia memiliki kehidupan yang begitu mewah, dan sangat bahagia, namun kini kebahagiaan itu sudah hilang dari dirinya, karena ayah yang sangat dicintainya harus merasakan dinginnya tinggal dibalik jeruji besi.

Malam sebelum kejadian

"Muach. Sebuah kecupan halus mendarat di kening gadis berambut lurus.

"Papa....Aku malu tahu, sekarang aku bukan anak kecil lagi, usiaku sudah 20 tahun.

"Hemmmm...Di mata papa, kamu masih seperti dulu sayang, wajahmu begitu mengingatkan papa pada sosok mamamu, hemm....Sudahlah"sambil tertunduk, ia tidak melanjutkan bicaranya

"Papa.. Jangan sedih, Elia tahu papa sangat merindukan mama, Elia sayang papa, bagi Elia papa adalah papa terbaik di dunia, sudah jangan sedih, mama sudah bahagia di atas sana"sambil memeluk papanya.

"Papa sayang sekali sama kamu Elia, kamu anak papa yang paling papa sayangi, papa berjanji akan terus menjaga kamu.

"Elia juga sayang papa, Elia yakin mama di atas sana juga merindukan kita.

"Hemm ...Kamu memang selalu bisa menghibur papa. Oh iya Elia papa akan pergi malam ini, papa sudah berjanji akan menemui Mr. Yoon di apartemen miliknya, mungkin akan sedikit lama, karena ada beberapa proyek yang akan kita bahas, kalau ada apa-apa jangan lupa telepon papa ya.

"Siap pa.....Papa hati-hati ya, jangan lupa papa harus jaga kesehatan papa, jika sudah selesai papa harus segera pulang ke rumah ya. Muachhhhhh, Elia sayang papa.

Setelah menyiapkan beberapa berkas, dengan memakai jas berwarna hitam,

Mr. Kim langsung menuju apartemen sahabatnya Mr. Yoon diantar sopir pribadinya. Apartemen Mr. Yoon cukup jauh, sehingga butuh perjalanan satu jam untuk bisa sampai di apartemen milik Mr. Yoon.

Sesampainya di apartemen Mr. Yoon

"Mr. Yoon...Mr. Yoon. Keadaan apartemen Mr. Yoon sangat sepi, tidak seperti biasanya, Mr. Kim mencoba menelepon Mr. Yoon namun tidak ada jawaban.

"Klekk...."Mr. Kim membuka pintu, yang memang tidak dikunci.

"Mr. Yoon....Kamu dimana? Namun tidak ada jawaban."Hemmmm..Mungkin dia sudah menungguku di ruangan atas bersama Mr. Lee sehingga ia tidak mengangkat telepon dariku, kalau begitu aku akan langsung ke atas saja.

Mr.Kim berjalan menuju lantai ruangan atas dimana ia sering rapat dengan kedua sahabatnya Mr. Yoon dan juga Mr. Lee. Pintu ruangan meeting milik Mr. Yoon terlihat sedikit terbuka, perlahan ia membuka pintu. Matanya langsung melotot, dan terkejut

"Tidak ....Tidak....Mr. Yoon, tolong jangan lakukan itu."Mr. Kim terlihat ketakutan, bibirnya bergetar, Mr. Kim langsung melempar tas yang ia bawa dan berlari menuju Mr. Yoon, untuk mencoba menghalangi Mr. Yoon yang akan bunuh diri.

Tetapi.....

"Jlepppppppp.....Aaaaaaaaaaa."sebuah pisau tajam sudah menancap di bagian perut Mr. Yoon."Brakkkkkkk."Tubuh Mr.Yoon terjatuh dan tergeletak diatas lantai, dengan pisau yang masih menancap di perutnya, darah mulai mengalir membanjiri lantai.

"Ti....Tidakkkkkkkk, Mr.Yoon mengapa kamu melakukan ini? Apa yang sebenarnya terjadi, Mr. Yoon kita sudah janji akan sukses bersama, tapi mengapa kamu justru tega melakukan ini? Mr. Yoon!

Mr. Kim duduk bersimpu di atas lantai sambil tertunduk, ia tidak menyangka bahwa sahabatnya akan mengakhiri hidupnya sendiri, denyut nadi Mr. Yoon sudah tidak dirasakan lagi, lalu Mr. Kim mencoba mengeluarkan pisau yang masih menancap di perutnya.

"Mr. Kim apa yang kamu lakukan kepada Mr. Yoon? Seseorang datang dari luar pintu, ia sangat terkejut dan tidak percaya dengan kejadian yang terjadi dihadapannya, pria itu adalah Mr. Lee

"Tidak.....Kamu jangan salah paham dulu, aku bisa menjelaskan semuanya.

"Jelas-jelas aku melihat sendiri, sebuah pisau ada di tanganmu, kamu sudah menghabisi Mr. Yoon!

"Tunggu Mr.Lee semua tidak seperti yang kamu bayangkan, Mr. Yoon menghabisi nyawanya sendiri"Mr. Kim berdiri dan mencoba menjelaskan.

"Tidak mungkin! Aku yakin kamulah yang membunuh Mr.Yoon, aku akan melaporkanmu pada Polisi.

"Mr. Lee percayalah padaku, bukan aku yang membunuhnya, aku justru ingin mencegahnya agar ia tidak bunuh diri, namun naas pisau itu sudah menancap di perutnya.

"Pisau sudah di tanganmu bagaimana mungkin kamu tidak mengakui bahwa kamu adalah pembunuhnya!

Segera Mr. Lee menghubungi Polisi terdekat lewat ponselnya.

"Tutsss....Tuts..."suara telepon masuk

"Halo selamat malam kantor Polisi ada yang bisa kami bantu?

"Pak polisi tolong datang kesini di apartemen milik Mr. Yoon, lokasinya sebrang New York Hospital, cepat saya tunggu, jangan lupa bawa serta tim ambulance sekarang juga, telah terjadi pembunuhan disini.

"Baik, kami akan segera datang menuju lokasi.

Bagaikan tersambar petir di malam hari, Mr. Kim hanya mampu terduduk lesu disamping jasad Mr.Yoon, tangannya masih menggenggam pisau yang menancap dari perut Mr. Yoon, ada darah dimana-mana, wajah pria berusia 50 tahun itu nampak pucat tangannya bergetar, keringat mengalir di pelipisnya. Sejenak bayangan putri tercintanya Elia terlintas di benaknya, ia begitu sangat sedih, jika ia masuk penjara, bagaimana dengan putrinya itu, apakah ia harus menghabiskan hidupnya di dalam penjara? Ia tidak pernah membayangkan jika sampai putrinya mengetahui tentang kejadian ini, Mr. Kim sudah berjanji kepada istri tercintanya yang sudah meninggal, untuk tetap menjaga Elia Jeoung putri semata wayang mereka.

Tak lama kemudian terdengar bunyi langkah kaki menuju ruangan.

"Tok....Tok"suara pintu diketuk.

Mr. Lee yang sedang duduk sendiri di sofa, segera bangkit berdiri.

"Pak Polisi, tangkap orang itu(Mr. Kim), dialah yang sudah menghabisi Mr. Yoon.

"Tidak Pak Polisi, itu tidak benar, tidak mungkin saya menghabisi nyawa sahabat saya sendiri, ini hanya salah paham, Mr. Yoon sendirilah yang telah menghabisi nyawanya, kami memang sudah berjanji untuk bertemu, namun saat saya sampai di ruangan ini, Mr. Yoon menghabisi nyawanya, saya sudah mencoba menghalanginya, namun saya terlambat.

"Bohong ...dia berbohong Pak Polisi, saya melihat dengan mata kepala saya sendiri ada sebuah pisau di tangan Mr. Kim dia sudah membunuh Mr. Yoon dengan pisau itu.

"Tidak Pak Polisi, saya bersumpah saya tidak melakukan apa-apa.

"Tangkap saja dia Pak Polisi, penjarakan dia seumur hidup, jangan beri dia pengampunan, dia sudah membunuh sahabat baik saya, dia tidak layak bebas, nyawa harus diganti nyawa.

Mendengar pengakuan dari Mr. Kim dan Mr.Lee, Polisi mengamankan barang bukti, dan membawa jasad Mr. Yoon ke rumah sakit.

"Setelah melihat barang bukti, dan mendengar keterangan dari saksi, kami terpaksa menahan anda Mr. Kim." Sambil mengenakan sebuah borgol di pergelangan tangan Mr.Kim.

Mr. Kim hanya mampu tertunduk lesu, ia tidak dapat melawan, ia sangat kehilangan karena Mr.Yoon adalah sahabat baiknya, sudah beberapa tahun belakangan ini mereka melakukan kerjasama, ia tidak menyangka bahwa Mr. lee sahabat yang ia bantu selama ini justru tidak mempercayainya.

avataravatar
Next chapter