webnovel

The Left Behind

Menceritakan tentang kisah perjalanan Kim Taehyung yang mencari keberadaan sang eomma hingga mengantarkannya ke ibukota Seoul dimana ia harus bertahan hidup sendirian tanpa ada seorangpun yang ia kenal. Akankah Taehyung berhasil menemukan sang eomma? Sanggup pulakah ia untuk bertahan?

Nocita_Maria · Celebrities
Not enough ratings
31 Chs

Ch.22: A Newcomer

Aloha chingudeul, happy 9k views. Hehe

Jangan lupa vote, comment & share ya. 😁

Enjoyed. 💜

😊

😊

😊

Sementara itu, Taehyung dan Jongin yang tadi keluar dari kelas mereka. Kini keduanya telah tiba di depan ruang yang mereka tuju.

"Silye Hamnida, permisi!" suara mereka berdua seraya membuka pintu UKS di depan mereka dengan hati-hati.

"Hmm, di mana Hayoung uisa-nim?" heran Jongin begitu dilihatnya tak ada dokter penjaga di ruangan tersebut.

Sementara Taehyung, anak itupun telah mendudukkan diri di salah satu ranjang yang tersedia di sana lantaran kepalanya sedikit pusing.

"Emm Tae, sepertinya dokter yang berjaga tengah keluar. Kurasa kita harus menunggunya sesaat," ujar Jongin pada Taehyung.

"Eum Jongin-ah, kau kembalilah ke kelas saja!! Aku tak apa menunggu sendirian di sini. Juga, terimakasih sudah mengantarkan aku," kata Taehyung pada Jongin.

"Nah, sebenarnya aku malas sekali kembali ke kelas Tae. Aku di sini saja menemanimu eum?" tolak Jongin, lalu mendudukkan dirinya di samping Taehyung.

"Hei, kau tak boleh begitu Jongin-ah!! Kau lupa ya jika Jeon saem menyuruhmu untuk kembali?" ingat Taehyung, membuat Jongin cemberut.

"Arraso. Tapi apa kau tau, kepalaku pusing sekali tau mempelajari bahasa aneh itu!" gerutu Jongin.

"Huuh, aku heran kenapa Jeon saem justru lancar sekali berbicara dengan bahasa tersebut. Sementara aku, mengatakan 'hallo' dan 'i love you' saja sudah syukur," lanjut Jongin.

"Ahaha, itu karena Namjoon memiliki otak yang luar biasa kalian tau?" suara seseorang tiba-tiba, membuat kedua pemuda yang mengobrol itu menoleh.

"Nu ... guseyo?" tanya Jongin dan Taehyung kompak, seraya mata keduanya memperhatikan seorang namja yang luar biasa tampan dengan bahu yang begitu lebar telah berdiri di depan mereka.

"Hai, aku Kim Seokjin, Dokter penjaga UKS kalian yang baru!!" ujar namja tampan tersebut, membuat Jongin mengerenyitkan dahinya bingung.

Sementara Taehyung yang masih baru, mana tau dia soal-menyoal dokter penjaga UKS di sekolah mereka.

"Emm ... lalu Hayoung uisa-nim, bagaimana dengan beliau?" tanya Jongin penasaran.

"Aaa, Hayoung uisa-nim sedang mengambil cuti melahirkan. Jadi sekarang aku yang menggantikannya. Kalian berdua bisa memanggilku Jin Hyung! Karena kau tau, aku seumuran dengan Namjoon. Yah meskipun Namjoon sering di panggil saem sih! Oh oh, atau jika kalian mau memanggilku Seokjin uisa-nim bagus juga. Hmm, walaupun sebenarnya aku lebih suka dipanggil Hyung sih!" ujar pria tampan tersebut, membuat Taehyung serta Jongin menatapnya heran.

"Hei, kenapa kalian bengong seperti itu?Lalu, di antara kalian berdua, mana yang sakit atau yang mana yang harus ku obati? Kalian datang kemari pastinya karena kalian memerlukan sesuatu dariku kan??" ujar Seokjin lagi.

"Ah eum, ini dia temanku yang sakit uisa-nim. Namanya Taehyung, dahinya terbentur meja," tunjuk Jongin cepat pada Taehyung di sebelahnya.

"Ohh, kau rupanya eum?" kata Seokjin seraya mendekati Taehyung.

Tak lama.

"Oh ya ampun, kau manis sekali!" teriak Seokjin tiba-tiba, tau-tau sudah mencubit pipi Taehyung di depannya dengan gemas.

"Aww aww, uisa-nim!!" ringis Taehyung.

Sementara Jongin seketika di landa horor saat ini.

Hiii ... kenapa uisa-nim ini tiba-tiba bertingkah aneh begitu!! batin Jongin.

"Eum Tae, sepertinya aku tak jadi menemanimu. Aku harus kembali ke kelas sekarang. Karena sudah ada uisa-nim bersamamu, sampai jumpa nanti eum?" pamit Jongin pada Taehyung yang menatapnya seakan meminta bantuan.

"Jo---ng??" panggil Taehyung tersendat.

"Aigoo ... lihat pipimu, tembam sekali sih seperti pipi adikku!!" suara Seokjin yang riang.

"Ouch ouch ouch Uisa-nim!!" geram Taehyung pelan pada Seokjin di depannya. Sementara matanya sudah berkaca-kaca lantaran menahan perih dari kedua pipinya yang tengah di cubit dengan beringas.

"Uisa-nim, apa kau tak akan mengobatiku?" suara Taehyung akhirnya, berhasil menyadarkan sang dokter di depannya.

"Oh astaga!" kaget Seokjin, refleks melepaskan cubitannya.

"Akhirnya!!" lega Taehyung.

"Oh ya ampun, ya ampun. Maafkan aku ya?" sesal Seokjin.

"Ini sakit sekali uisa-nim! Kenapa anda tiba-tiba mencubit pipiku?" gerutu Taehyung yang tak terima, sembari mengusap-ngusap wajahnya yang terasa kebas.

"Oh ahaha, aku menyesal melakukannya! Maafkan aku, habisnya kau mirip sekali sih dengan adikku" tawa Seokjin pelan.

"Huh...!" bingung Taehyung.

"Iya adikku!!" ulang Seokjin.

"Eh sebentar, aku kan tidak punya adik!!" bantah Seokjin pada dirinya sendiri.

"Uisa-nim?" panggil Taehyung pelan.

"Namjoon!! Oh ya ampun, iya aku baru ingat. Namjoon, ya mirip seperti adik Namjoon maksudku," kata Seokjin pada Taehyung di depannya setelah ia sibuk berargumen sendiri dan membuat Taehyung mengerenyitkan dahinya bingung.

Uisa-nim ini sangat aneh! batin Taehyung dalam hati.

"Hei, jangan menatapku begitu! Kau bingung ya apa hubunganku dengan Namjoon?" kata Seokjin lagi.

"Huh?" respon Taehyung yang tak tau menau.

"Haha, tenang saja. Aku dan Namjoon itu bersahabat baik. Keluarganya, keluargaku. Jadi adiknya, adikku juga. Kami itu sudah bersahabat sejak SMA, kau tau?" kata Seokjin dengan ceria.

"Mm lalu kenapa uisa...."

"Hyung!" potong Seokjin cepat.

"Seokjin uisa...."

"Seokjin Hyung!" kata Seokjin lagi.

"Ah ye, kenapa Seokjin Hyung memberitahukan aku ini semua!! Bukankah kita baru saling mengenal?" heran Taehyung, sekaligus tengah berusaha menahan emosinya yang rasanya akan meledak saat ini.

"Hmm ... bagaimana ya, Aku juga tak tau" tawa Seokjin renyah.

"Astaga, kenapa Uisa ini sangat aneh sekali! umpat Taehyung dalam hati.

"Hei, jangan mengumpatku dalam hati!! Kau mengataiku aneh kan?" kata Seokjin pada Taehyung yang membuat si empunya kaget.

"Oh lihat-lihat ... saat kau terkejut, kau bahkan jadi lebih mirip dengannya!" tunjuk Seokjin pada Taehyung yang masih memandanginya dengan heran.

"Mm ... nugu??" tanya Taehyung yang lupa.

"Adik Namjoon!!" sahut Seokjin cepat.

"Ah ye, adik Jeon saem!!" ulang Taehyung.

"Jadi eum, apa uisa...."

"Hyung!" potong Seokjin.

"Ah ye. Jadi apa Hyung akan mengobatiku atau tidak?" tanya Taehyung lagi, saat dirasanya kepalanya semakin berdenyut-denyut lantaran harus menghadapi dokter aneh di depannya.

"Tentu saja. Aku seorang uisa. Uisa tugasnya merawat kan?" sombong Seokjin, seraya menaik-turunkan alisnya yang membuat Taehyung harus kembali menahan amarahnya.

"Nah kalau begitu, kurasa ada baiknya jika Hyung merawat lukaku sekarang! Atau jika Hyung tidak ingin repot, Hyung bisa berikan obatnya padaku. Nanti, biar aku saja yang mengobati diriku sendiri!!" pinta Taehyung dan seketika membuat Seokjin merengut.

Heehh, apa aku salah bicara? heran Taehyung dalam hati.

"Hei, kau tak boleh seperti itu? Merawat luka itu tugasku. Enak saja kau mau melakukannya sendiri" omel Seokjin tiba-tiba, membuat Taehyung menghela nafasnya dengan kasar.

Ya tuhan, kurasa lama-lama aku akan jadi gila jika aku terus berhadapan dengan hyung aneh ini!! Selamatkan aku, jerit Taehyung dalam hati dan tanpa sadar mengepalkan kedua tangannya.

"Hei, kau kenapa begitu? Sudah sangat sakit sekali ya?" panik Seokjin yang melihat keadaan Taehyung tersebut.

"Cepatlah uisa...."

"Hyung!" potong Seokjin cepat.

"Ah nde. Cepatlah Hyung, kurasa kepalaku akan pecah sekarang!" keluh Taehyung akhirnya.

"Astaga-astaga, itu mengerikan!! Baiklah, kau tunggu sebentar di sini eum? Hyung akan mencari salep dan yang lainnya untuk mengobatimu. Sebentar ne?" ujar Seokjin dengan panik pada Taehyung di depannya.

Setelahnya, pria tampan itu pun mulai sibuk kesana-kemari mencari obat-obatan yang diperlukannya. Tampak kalang kabut, membuat Taehyung yang melihatnya mengerenyit bingung.

"Apa yang dia lakukan?" monolog Taehyung heran.

"Astaga, aku kemarin menaruh obat merah di mana ya? Kenapa tiba-tiba tak ada satupun di sini!" gumam Seokjin yang terdengar.

Ya Tuhan namja ini!! Dia sebenarnya seorang uisa atau tidak sih? kesal Taehyung dalam hati.

"Oh ahaha, ini dia! Haha, aku menemukannya!" riang Seokjin yang terdengar.

"Tapi eum, di mana kasanya?" keluh Seokjin lagi, membuat Taehyung rasanya ingin membenturkan kepalanya saja.

"Ya Tuhan, jika aku pasien yang sekarat, aku pasti sudah mati dari tadi," komentar Taehyung.

"Astaga-astaga, di mana aku menaruh kasaku ya?? Rasanya kemarin saat mengobati anak kelas 10 kutaruh di laci ini!! Kemana perginya?? Apa dia berjalan sendiri?" monolog Seokjin lagi, yang masih sibuk dengan peralatannya yang hilang.

"Haahh ... kalau begini, aku benar-benar akan mati sekarang!" lanjut Taehyung yang lemas.

TBC

Wkwkwk, gimana chapter ini? Ada yang kesel nggak sama sikap Seokjin??😂😂🤣

Itu si Seokjin, baru muncul udh kayak gitu. 🤣🤣

Jangan tanya kenapa chap ini aneh!😅😅 hmm, harap maklumin yah.😁

Ini udah kuketik beberapa kali sebenarnya. Dan yah, hasil akhirnya gitu.😥

Tapi nggak papalah yah, anggap aja filler. Wkwk

Jangan lupa Voment ne. See u next chap. 😚