webnovel

The Left Behind

Menceritakan tentang kisah perjalanan Kim Taehyung yang mencari keberadaan sang eomma hingga mengantarkannya ke ibukota Seoul dimana ia harus bertahan hidup sendirian tanpa ada seorangpun yang ia kenal. Akankah Taehyung berhasil menemukan sang eomma? Sanggup pulakah ia untuk bertahan?

Nocita_Maria · Celebrities
Not enough ratings
31 Chs

Ch.16: Part Time

A vote and comment given by you would be appreciated by me so much.

Enjoyed. 😊

♡♡♡♡♡♡♡♡♡♡

♡♡♡♡♡♡♡

♡♡♡♡♡

♡♡♡

"Taehyung ... Taehyung-ah!" panggil beberapa siswa di koridor begitu jam pelajaran ke tiga telah usai sejak 10 menit yang lalu.

"Ah nde?" sahut Taehyung yang menoleh, dan segera berhenti di tempatnya.

"Wah wah wah, jadi rupanya kau masuk kelas 2 ipa 3 ya? Hmm ... kita jadi tak sekelas deh," ujar seorang namja tampan dan mempunyai gigi kelinci, Kang Daniel.

"Ya, begitulah. Sayang sekali yah," sahut Taehyung.

"Tapi bagaimana hari pertamamu di kelas tadi Tae-ah, apakah menyenangkan?" tanya Youngjae yang penasaran.

"Teman sekelasku menyenangkan Jae-ah. Jadi kurasa aku akan merasa nyaman untuk kedepannya," cerita Taehyung dengan ceria.

"Berarti jika aku tak salah, wali kelasmu itu Namjoon Songsaenim kan Tae?" tebak Joshua yang buka suara, dan diangguki oleh Taehyung.

"Wah ... kau beruntung Tae-ah! Namjoon Saem itu terkenal sangat baik dengan siswa-siswinya. Dia juga sangat royal lho," cerita Youngjae dengan antusias.

Sementara itu Taehyung jadi teringat kembali dengan pertemuan pertama mereka tadi di kantor kepala sekolah.

Flashback on.

"Eomma!!" ujar pria berkaca mata serta berdimple pada seorang siswa baru yang saat ini tengah berdiri di hadapannya.

"Emm Saem!!' kaget Taehyung, lantas mendongak untuk memperhatikan wajah wali kelas barunya tersebut yang kini tengah nemperhatikan dirinya dengan seksama. Cukup lama, hingga akhirnya sang kepala sekolah yang masih berada di sana pun segera berdehem dengan keras.

"Ehm ... Jeon Saem!!" tegur sang kepala sekolah, dan membuat Namjoon menoleh padanya.

Sementara itu, Taehyung masih setia dengan menampilkan senyum manis di wajahnya.

"Ahaha, mian-mian! Maafkan aku. Wajahnya Kim Taehyung sedikit mengingatkanku pada seseorang tadi pak," jelas Namjoon cepat pada kepala sekolah yang masih memperhatikannya.

"Ehh, benarkah Saem?" tanya Taehyung yang tertarik, dan membuat Namjoon menoleh padanya.

"Nde. Kalian bahkan terlihat sangat mirip Taehyung-ssi," jawab Namjoon antusias.

Lalu saat Taehyung bermaksud untuk bertanya lebih jauh lagi, kepala sekolah tiba-tiba kembali menginterupsi mereka berdua.

"Emm Jeon Saem, kurasa sudah saatnya anda bawa Kim Taehyung ke kelasnya yang baru. Bukankah jam pertama akan segera dimulai!" peringat kepala sekolah, dan menyadarkan Namjoon yang seketika kembali ke mode seriusnya.

"Ah nde. Anda benar Pak," kekeh Namjoon, lalu kemudian menoleh pada Taehyung yang masih memperhatikannya.

"Nah Kim Taehyung, ayo kau ikut dengan Saem?" ajak Namjoon kemudian, seraya tersenyum ramah pada Taehyung yang mulai mengikutinya untuk keluar dari ruangan kepala sekolah.

Flashback off

Kalau ku pikir-pikir, aku jadi kepikiran dengan apa yang dikatakan oleh Jeon Saem tadi!! Hmm, bagaimana ya sosok Ibunya itu? batin Taehyung. Untuk sementara, ia pun jadi mengabaikan Joshua dan lainnya yang tengah asik berceloteh panjang di dekatnya.

"Nah Taehyung-ah, kita sudah sampai di kantin. Ayo cepat kita berbaris untuk mengantri. Pokoknya jangan sampai nanti jatah kita habis!" ujar Youngjae tiba-tiba, dan sudah menarik tangan Taehyung yang masih asik melamun untuk ikut dengannya menjadi kaget.

"Uwaa ... panjang sekali antriannya!!" kagum Taehyung, yang sudah mengantri dengan manis di belakang Youngjae dan di apit oleh Bam bam dan 2 lainnya di belakang.

"Tentu saja. Apalagi makanan di kantin sekolah kita ini sangat enak Hyung. Pokoknya Hyung harus mencoba semuanya nanti," pamer Bam bam, dan disetujui oleh Daniel dan Joshua di belakangnya.

"Ahjumma, aku ingin porsiku double!!" teriak Youngjae begitu telah tiba gilirannya.

-

-

-

-

-

-

Di lain tempat, tepatnya di salah satu ruangan di rumah sakit, seorang yeoja paruh baya saat ini tengah diperiksa okeh seorang dokter di depannya. Tak sendirian, suaminya juga ikut berada di sana.

"Nah, jadi bagaimana Kangmin-ah? Keadaan istriku baik-baik saja kan?" tanya seorang namja tampan, sembari meletakkan tangannya pada bahu sang istri yang tengah duduk di depannya.

"Aku tidak tau akan menjadi sulit seperti ini!! Tapi sepertinya akan lebih baik jika dia tidak terlalu memaksakan diri Youngsik-ah," balas yang ditanya, dan membuat istri dari pria yang bertanya tadi jadi gusar.

"Tapi ini sudah lama sekali. Aku ingin mengingat masa laluku lagi yeobo," lirihnya, namun masih cukup terdengar oleh sang suami.

"Arraso. Tapi mau bagaimana lagi yeobo, kondisimu juga tidak bisa dipaksakan kan?" hibur sang suami, sembari mengusap-ngusap bahu istrinya dengan sayang.

"Jangan menyerah. Karena kau sendirilah yang paling bisa mengembalikan ingatan itu lagi So Hee-ya," hibur sang dokter, menyemangati.

Di luar, ke dua suami istri itupun telah duduk di bangku yang tersedia di lorong rumah sakit tempat mereka berada saat ini.

"Mmm yeobo, apa kau masih sedih eoh?" tanya si suami yang tak lain adalah Jeon Youngsik. Tampak khawatir saat ini, lantaran istrinya tak berbicara sejak beberapa saat yang lalu.

"A-Ani. Nan gwenchana," sahut So Hee.

"Tapi kau tak terlihat begitu yeobo," balas Tn. Youngsik, dan mulai meraih kedua tangan istrinya untuk dia genggam.

"Yeobo ... sebagai suamimu, mian ya aku tak bisa membantumu! Terlebih, dulu aku baru bertemu denganmu saat kau dirawat di rumah sakit tempat ku bekerja," sesal Youngsik.

"Gwenchana. Kenapa justru jadi kau yang minta maaf yeobo? Aku bahkan jadi tertolong karenamu waktu itu kan" sanggah sang istri, dan balas menggenggam erat kedua tangan suaminya.

"Tapi tetap saja...."

"Omo, ini sudah sangat siang! Bukankah kau harus segera kembali keruanganmu yeobo?" potong So Hee tiba-tiba, bermaksud ingin mengalihkan topik pembicaraan mereka saat ini.

"Ah ... majayo. Geundae, aku masih ingin menemanimu yeobo," sahut Youngsik.

"Shirreo. Sana kembali bekerja!! Nanti kau dicari oleh pasienmu Tuan Jeon," usir So Hee.

"Arraso arraso. Tapi apa kau mau langsung kembali kerumah kita?" tanya Youngsik penasaran.

"Ani. Aku mau ke supermarket dulu untuk membeli daging. Aku akan membuatkan kalian sup daging yang sangat enak nanti," info Sohee, Seketika membuat Youngsik tersenyum lebar.

"Aku jadi ingin pulang cepat hari ini," kata Youngsik kemudian.

Drrt drrt!!

Getar handphone Youngsik tiba-tiba, seketika mengalihkan perhatian suami istri tersebut.

"Yeobeseyo. Nde Suster Ahn, aku sedang bersama istriku saat ini," angkat Youngsik.

"Wae gurae?!" paniknya. Sementara So Hee hanya diam memperhatikannya dari samping.

"Tuan Kim, apa terjadi sesuatu?"

"Ah nde. Aku akan segera kesana. Ne," tutupnya, dan langsung menoleh pada istrinya yang tampak penasaran.

"Apa tuan Kim yang kalian bicarakan adalah lelaki yang selama ini kau ceritakan padaku itu yeobo?" tanya So Hee penasaran.

"Hmm ... majayo. Aku harus memeriksa kondisi nya sekarang yeobo," cerita Youngsik.

"Arraso. Cha ... cepatlah ke sana Tuan Jeon," usir Sohee kemudian seraya mendorong pelan tubuh suaminya agar segera berdiri dari tempatnya.

"Astaga, kau jahat sekali yeobo!" rajuk tuan Jeon, namun dengan cepat mencuri ciuman pada dahi istrinya dan segera kabur dari sana.

"Yaa ... berani-beraninya kau melakukan hal itu padaku tuan Jeon!!" teriak So Hee kesal.

"Haha ... itu pembalasan dariku untukmu nyonya Jeon. Sampai nanti oke!" lambai tuan Jeon dari jauh. Masih sempat-sempatnya melemparkan flying kiss pada istri cantiknya sebelum ia benar-benar menghilang di sebuah kelokan.

"Dasar, untung sedang tidak ada orang di sekitar sini!" lega So Hee dan tanpa sadar jadi tersenyum sendiri karena tingkah suaminya barusan.

"Jja ... ayo kita ke supermarket sekarang!" serunya, dan segera beranjak dari tempatnya.

-

-

-

-

-

Di lain tempat, Taehyung dan ketiga teman barunya baru saja tiba di kediaman mereka.

"Kami pulang!!" teriak tiga orang yang bersama Taehyung dengan begitu bersemangat.

Sementara itu, seorang pria bertubuh Tambun yang tak lain Hitman Bang tampak tengah berdiskusi serius dengan Mark, Jackson, dan juga Woohyun di ruang keluarga.

Mendengar suara anak-anak angkatnya yang begitu ceria, Hitman bang dan ke tiga orang tersebut segera menoleh ke arah pintu.

"Aigoo aigoo ... selamat datang," sambut Jackson mewakili. Sementara Hitman bang dan 2 lainnya hanya tersenyum.

"Hai Hyungdeul, hai Ahjussi, apa kalian tengah mendiskusikan sesuatu?" tanya Daniel, sembari mendekati ke empat orang tadi.

"Ya. Kalian berempat cepatlah berganti baju, lalu segera ke sini nanti," sahut Woohyun, dan segera diangguki oleh ke empatnya.

10 menit kemudian, masih di ruangan yang sama. Akhirnya semua orang pun telah berkumpul.

"Nah Taehyung-ah, seperti yang aku janjikan kemarin ... hari ini aku akan membawamu ke tempat kerja yang telah aku jelaskan. Kau sudah siap kan?" tanya Hitman Bang seraya menoleh pada si empu yang duduk berseberangan dengannya.

"Ne Ahjussi," jawab Taehyung singkat.

Sementara itu, ke-6 lainnya tampak saling melirik satu sama lain.

Malam harinya di tempat yang dimaksud.

"Mmm mian Ahjussi, tapi apakah maksudmu aku akan bekerja di tempat ini sekarang?" tanya Taehyung bingung, ketika mereka telah sampai di sebuah gedung.

Tak bersama yang lain, Taehyung hanya berdua dengan Hitman bang.

"Ya. Kenapa kau kaget sekali ya Taehyung-ah?" gurau Hitman.

"A-Ani. Hanya saja aku ... mm ... tempat ini!" gagap Taehyung yang tak tau harus mengatakan apa.

Sementara itu, gedung yang dimaksudpun tampak ramai dengan para namja berpenampilan necis dan juga yeoja berbusana minim yang keluar masuk dari pintu yang dijaga ketat oleh beberapa bodyguard.

Anak ini masih sangat polos! batin Hitman, menilai Taehyung yang tampak pucat.

Jelas saja. Apalagi seumur hidup Taehyung tidak pernah menginjakkan kaki di tempat seperti yang tengah ia lihat saat ini. Yang tak lain adalah sebuah club malam.

"Taehyung-ah ... gwenchana. Tempat ini adalah milikku. Jadi kau tak perlu khawatir eum?" ujar Hitman, yang membuat Taehyung membolakan matanya tak percaya.

"Eii, tenanglah! Kau tak akan ku suruh kerja yang aneh-aneh Taehyung-ah!" tanggap Hitman.

"Lalu, apa yang akan aku kerjakan Ahjussi?" tanya Taehyung.

"Kami membutuhkan tenaga kerja tambahan sebagai pelayan. Jadi untuk sementara kau akan mengambil peras tersebut. Tak apa kan?" jelas Hitman kemudian.

"Ye. T-Tapi Ahjussi, bukankah kalau ingin bekerja di tempat seperti ini, a-aku seharusnya sudah cukup umur dulu kan?" tanya Taehyung, gusar.

"Seperti yang ku katakan tadi Tae-ah. Karena aku pemiliknya, jadi kau tak perlu khawatir soal itu. Cha ... ayo ikuti aku!" ajak Hitman, dengan menarik tangan Taehyung untuk masuk bersamanya.

Jangan tanya Taehyung, karena anak itu masih blank saat ini.

Segera saja setelah menginjakkan kaki lebih jauh ke dalam, aroma minuman keras dan juga parfum wanita yang begitu menyengat penciuman pun segera menghampiri indera penciuman Taehyung yang sensitif.

"Taehyung-ah!" panggil seseorang tiba-tiba yang suaranya sudah dihafal oleh Taehyung.

"Youngjae," balas Taehyung, dan segera mendapat tepukan di bahu dari siempu yang dimaksud.

"Yo bro!" sapa seseorang lagi, dan kali ini membuat Taehyung semakin yakin dengan firasatnya.

Jadi ternyata ini yang mereka maksud dengan kerja part time eoh? batin Taehyung.

"Nah anak-anak, sekarang kalian bawa Taehyung ke ruang ganti dan segera kembali bekerja. Mengerti?" instruksi Hitman.

Sementara tanpa disuruh, dua orang itupun sudah menarik Taehyung untuk ikut dengan mereka.

Di ruang ganti.

"Kau pasti kaget ya Tae-ah saat baru tiba di tempat ini?" tanya Yougjae, begitu mereka masuk dalam ruangan.

"Majayo. Aku tak tau aku akan bekerja ditempat seperti ini Jae," sahut Taehyung.

"Tapi kau tak perlu khawatir begitu Tae-ah. Lagi pula Ahjussi tidak menyuruh kita yang macam-macam kok," hibur Daniel, seolah ingin menenangkan Taehyung.

"Apa Joshua dan Bam Bam juga bekerja disini?" tanya Taehyung kemudian.

"Hmm. Tapi mereka sekarang sedang berada di gudang mengambil stock minuman," sahut Youngjae.

"Waa ... kau terlihat cocok menggunakan seragam itu Tae-ah," puji Daniel takjub, setelah Taehyung selesai mengganti baju miliknya.

"Hahaha. Tak buruk tak buruk," tambah Youngjae, sambil bertepuk tangan.

"Mm, lalu aku harus melakukan apa?" tanya Taehyung kemudian, sebab ia masih sangat awam dengan dunianya saat ini.

"Simple. Kau hanya perlu mengambilkan pesanan yang dipesan oleh pelanggan Tae-ah," jelas Daniel santai.

"Tapi Tae-ah, ada satu hal yang harus kau perhatikan," ujar Youngjae tiba-tiba, dan membuat Taehyung menatapnya penasaran.

"Apa?" desak Taehyung, setelah ternyata Youngjae hanya diam saja begitu pula dengan Daniel.

"Kau harus berhati-hati dengan pelanggan yeoja, Tae-ah!" sahut Youngjae akhirnya.

"Ehh, kenapa?" tanya Taehyung bingung.

"Hmm ... bagaimana mengatakannya ya!! Yah pokoknya kau harus berhati-hati saja. Mereka akan sering mengganggumu nanti. Terlebih, kau sebelas dua belas dengan Daniel. Wajahmu itu, kurasa akan banyak menarik perhatian para yeoja diluar sana nanti," jelas Yongjae.

Sementara Taehyung hanya mampu terhenyak dibuatnya.

"Begitulah ... terkadang dilahirkan dengan wajah yang terlalu tampan bisa membawa masalah untukmu Tae-ah. Selamat datang ke duniaku ya!" ujar Daniel dengan gaya songongnya.

Yang membuat tangan Youngjae dengan gatal langsung memberikan tepukan cukup keras pada kepala belakangnya.

"Yaa!!" teriak Daniel tak terima.

"Mendengarmu berbicara begitu membuatku ingin muntah Kang," ejek Youngjae. Lalu berpura-pura memasang tampang mual.

"Tapi memang benar kan? Karenaku, ada banyak sekali yeoja yang datang ke mari dan menjadi langganan di sini setiap malamnya. Jadi apa aku salah?" sombong Daniel, dan membuat Youngjae kembali gatal untuk memberikan pukulan tambahan.

"Ye ye ye tuan tampan. Tapi jangan lupa pula, karena mu usaha kita juga hampir kacau balau karena para yeoja-yeoja yang kau sebutkan itu selalu memperebutkan dirimu dan berakhir dengan membuat keributan," sahut Youngjae dengan sinis.

Lain halnya dengan Taehyung yang langsung bergidik mendengarnya.

Apa para yeoja semengerikan itu? batinnya.

Taehyung yang sejak SMP hingga SMA bersekolah di sekolah khusus pria, anak itu sangat jarang sekali berinteraksi dengan yeoja kecuali imonya juga ibu Jimin. Karenanya, anak itupun sedikit merasa was-was.

"Hei Taehyung-ah, ayo kita mulai bekerja?" tepuk Daniel tiba-tiba, dan membuyarkan lamunan Taehyung untuk kembali ke dunianya.

"Ah nde. Kajja!" sahut Taehyung. Lalu mengikuti langkah Youngjae dan juga Daniel ke lantai utama.

Sementara itu, club malam tempat Taehyung bekerja hanya terdiri dari dua lantai, dengan kamar ganti untuk para pelayan, berada di lantai atas.

"Daniel-ah!!" sapa beberapa yeoja dengan nada manja begitu mereka telah turun ke lantai dasar.

"Nah kan apa kubilang!" bisik Youngjae pelan, pada Taehyung di sebelahnya.

"Daniel-ah, kami ingin memesan wine. Kau layani kami saja hari ini ya?" panggil lainnya, sembari mulai mengerubungi Daniel.

Sementara itu, Taehyung sudah ditarik oleh Youngjae untuk menjauh.

"Sudah lihat kan Tae-ah? Jadi selamat datang di tempat kerjamu ne," canda Youngjae, dan menyuruh Taehyung untuk ikut dengannya ke meja bar.

Tbc

Jangan lupa tinggalkan jejak kalian ya. Pai pai...🤗🤗🤗

See you next chap. 😉