webnovel

The Lazy Daughter

Kehidupan sehari-hari tentang cewek yang bernama Lutri yang terkenal oleh sifat super pemalasnya yang bahkah tidak mau melakukan apapun karena alasan malas dan ribet. Dan keseharian Satya dan ke enam sahabatnya yang terlalu memanjakan adik kesayangan mereka yang tak lain adalah Lutri si cewek super pemalas itu. "Lut, gue mau keluar nih lo mau nitip apa?"__Briyan "Camilan sama ice cream rasa coklat" *** "Lut, mama bikin roti lo mau gue bawain gak?"__Satya "Mau" *** "Lut, lo mau nonton anime biar gue ambil laptopnya?"__Kennan "Iya"

Wini_Mutia · Urban
Not enough ratings
3 Chs

Webnovel vs Lutri

Suasana kamar yang hening menjadi jadi bersuara akan datangnya seorang laki-laki tampan. Dia Briyan, tanpa perlu waktu lama Briyan langsung merebahkan tubuhnya di samping Lutri.

Lutri nampak sangat sibuk dengan ponsel yang menampilkan sebuah cerita di dalamnya yang sedang ia baca sampai ia baru menyadari keberadaan sahabatnya setelah laki-laki itu memeluknya dari samping.

"Loh, datang kapan lo?" Tanya Lutri kebingungan dengan keberadaan Briyan yang tiba-tiba berada di sampingnya dan memeluknya.

"Dihh, gue datang dari tadi juga. Lo aja tuh yang keseruan baca webnovel sampe gak nyadar gue datang." Cibir Briyan merasa kesal karena sejak dia datang merasa tidak diketahi oleh Lutri.

"Ya maaf, kan gue gak tau." Ucap Lutri dan langsung terfokus lagi dengan webnovel di ponselnya.

"Iya, yaudah dong bacanya nanti lagi, ada gue ini masa dikacangin terus" Ungkap Briyan dengan Dramatis.

Tidak ada jawaban dari sang empu yang ditanya. Lutri masih sibuk dengan cerita di ponselnya itu. Seseru apa sihh cerita yang dibacanya itu? Tanyakan pada para readers yang sedang membaca :v

Briyan yang hanya diam dan memeluk Lutri kini ia menelusupkan kepalanya ke ceruk leher gadis pemalas itu, mencari kenyamanan agar ia bisa tidur dengan nyenyak. Akan tetapi usahanya sia-sia, ia tetap tidak bisa tidur dan hanya mendapatkan omelan dari Lutri.

"Yan" Panggil Lutri dan sedikit mengguncangkan tubuh laki-laki yang tidur di sampingnya.

"Hmm" Briyan hanya membalasnya dengan deheman malasnya, karena sedari tadi ia mencari kenyamanan dan sudah mendapatkannya. Kenyamanan itu buyar seketika karena Lutri yang mengganggunya.

"Yan"

"Hmm"

"Iyan"

"Apaan!?"

"Gue.. laper" ucap Lutri seraya memalingkan wajahnya menghadap briyan.

"Puasa bego!" Ucap Briyan sedikit keasl, pasalnya sekarang itu bulan puasa dan dirinya juga sedang berpuasa tapi cewek di sampingnya ini malah minta makan.

"Kan gue gak puasa, yan."

"Ya udah nanti aja, kan masih ada gue. Lo mau dapet dosa gara-gara makan di depan gue, nggak kan?" Jelas Briyan panjang kali lebar tapi gak di kali tinggi juga ya :v

Memang dua hari yang lalu Lutri kedatangan bulan, jadinya dia tidak berpuasa. Padahal Lutri malas sekali datang bulan udah tidak enak, penutnya sering sakit, yang sifatnya pemalas tambah jadi malas, dan yang paling penting setelah bulan puasa selesai ia harus membayar puasanya. Euhh ribet.

"Tapi gue laper"

"Astaghfirullah. Nanti aja princess, mending lo baca cerita di hp lo lagi kalo nggak nulis kek jangan bisanya cuma baca doang lo"

"Gue cape baca, kalo nulis ini juga gue lagi nulis tapi gue dari tadi kesel banget sama keyboard hp nih"

"Kenapa emangnya?" Tanya Briyan sedikit penasaran.

"Gue dari tadi ngetik masa salah-salah terus sihh. Mau ngehapus huruf malah kepencet huruf M. Mau ketik huruf M malah jadi N, gitu-gitu terus ini dari tadi. Mana batrai HP gue lowbet lagi, Ya allah ngenes banget hidup gue." jelas putri panjang dan dengan sedikit kekesalannya.

"Hehh, itu mah lo aja yang gak bisa ngetiknya. Gara-gara lo juga kan nama Putri berubah jadi Lutri karena lo yang suka salah ketik. Terus kalo HP lo lowbet ya charge sana" Suruh briyan yang ikut-ikutan menjadi kesal

"Dihh lo kok jadi ikut-ikutan kesel sihh, kan harusnya gue doang. Terus nih yaa charge gue gak ada ini, di pinjem sama Bang Sat__ya"

Lutri tambah kesal pasalnya dia yang selalu salah ketik, perut laper, batrai hp lowbat dan mau ngisi batrai hp charge nya gak ada ditambah si Briyan juga ikut-ikutan kesel. Euhh lengkap sangat penderitaannya kali ini.

Dan sekarang Lutri yang sedang mengetik pun langsung dilanda dengan kebingungan karena tidak ada ide yang muncul satupun di otaknya, semuanya blank.

Lutri yang tengah kebingungan mencari ide-ide untuk ceritanya menoleh kesamping kiri, melihat Briyan yang kelihatan nyaman sekali tidur sambil memeluknya.

Euhh, enak banget tuh orang tidur sambil meluk-meluk gue, gue tendang juga baru tau rasa tuh. -Lutri membatin

"Apa lo ngeliatin, suka!? Gue tau gue emang ganteng, tapi sorry gue gak suka sama lo"

" Dihh siapa juga yang suka sama lo, gue cuma lagi mikir enak banget lo tidur dikamar orang sambil meluk-meluk kayak gitu, muka kayak gentong bolong aja bangga lo" Cibir Lutri merasa kesal.

"Geseran sana, badan lo bau!" suruh Lutri dengan nada menantang.

"wehh yang ada lo yang bau, blom mandi juga lo" Elak Briyan yang merasa kesal dikatain bau.

"Sejak kapan gue bau, terus kalo gue bau juga kenapa dari tadi lu ngusel ngusel terus ke leher gue"

Skak mat mampus lu. :v

"Ehh jam berapa nih?" Tanya Briyan mengalihkan pembicaraan

"Euhh dasar, jam 11:37" Meskipun sebenarnya Lutri sebal dengan Briyan tapi ita tetap memberitau. Anak baik:)

"Ohh"

"Si anjir cuma tanya itu doang?"

***

Hening seketika -_

"Yan"

"Hmm"

"Iyan"

"Apaan woyy"

"Sumpah yan gue gabut"

"Udah tidur aja sini, lagian masih jam segitu gue kan lagi puasa gue tidur biar cepet buka" jelas briyan yang kini menelusupkan kepalanya ke leher jenjang milik Lutri.

"Ehh jangan tidur dulu, tunggu shalat dzuhur. Nohh bentar lagi jam dua belas, nanti tidurnya selesai shalat aja" suruh lutri membenarkan.

"Iya, gue gak tidur kok cuma rebahan doang" dasar kaum rebahan, kek kalian, author juga :v

Lama menunggu waktu dzuhur akhirnya tiba, Briyan banggit dari kuburnya dan mengambil air wudhu.

"Bangkit dari tidurnya woyy, bukan dari kubur emang gue suzzana. Gue liatin loh Lut pas lo ngetik." Ralat Briyan

"Ehh, hehe kan bercanda yan. Kan cerita novel yang gue buat ada genre horornya juga" kekeh Lutri

"Komedi bego komedi bukan horor, horor pala bapak lo pecah" Baru beberapa jam saja Briyan sudah dibuat kesal oleh Lutri. Jangan sampe puasanya batal:)

"Ihh iyan jangan marah-marah terus dungs nanti puasa lo batal baru tau rasa lo" ujar Lutri. Padahal yang membuat Briyan marah-marah kan dirinya sendiri. Gimana sih lut😗

"Terserah lo, dehh. Gue mau shalat dulu" Akhirnya Briyan menyerah juga.

"Yaudah sana, jangan nempel mulu lo dibadan gue kayak anak kangguru aja" Cibir lutri

Tanpa memperdulikan ocehan sahabatnya itu, Briyan langsung saja pergi mengambil air wudhunya dan segera shalat.

Tak butuh waktu lama ia menyelesaikan shalatnya. Setelah itu ia langsung menjatuhkan tubuhkan ke ranjang Lutri. Lutri yang sudah agak terlelap dalam tidurnya di kagetkan dengan loncatan Briyan dan langsung saja ia mencibirnya.

"Ya ampun iyann, ini kalo kasur gue ancur gimana?"

"Gabakal" Briyan menjawab dengan santainya dan langsung memposisikan tubuhkan peserti sebelumnya. Tidur dengan memeluk Lutri sebegai gulingnya :v

"Euhh, untung ganteng lo kalo nggak udah gue lempar ke balkon kamar nohh"

"Jahatnya" balas Briyan dramatis

"Euhh, lebay lo."

15 minute later

"Yan"

"Hmm"

"Lo udah tidur?" Tanya lutri penasaran.

"Belum" jawabnya singkat

"Yan"

"Hmm"

"Gimana ini?" Tanya Lutri seperti orang yang sangat kebingungan

"Gimana apanya? Lo kenapa?" Tanya briyan khawatir. Sampai ia harus terbangun dari acara rebahannya.

"Batrai hp gue tambah lowbet yan, kumaha, gimana, bagaimana, kepriwe?" Tanya lutri yang hanya ditanggapi dengan komuk Briyan yang blank.

"Hahh!?"

"Iyann"

"Diem"

"Iyannn"

"Diam lut, mending sekarang lo matiin hp terus tidur lagi dehh" Briyan memberikan saran. Lutri sempat berpikir dan tak lama dia langsung membaringkan tubuhnya di samping briyan dan cepat-cepat briyan memenluk lutri sebagai gulingnya.

Lutri tak masalah jika Briyan memeluknya seperti itu, baginya itu sudah biasa. Memang jika orang yang pertama kali melihat mereka seperti itu pasti akan mengira bahwa mereka itu adalah sepasang kekasih ataupun saudara bahkan mungkin suami istri. Tapi kenyataannya memang Lutri dan Briyan itu hanya bersahabat.

Lutri terdiam sejenak memikirkan baterai ponselnya yang semakin lowbet.

"Lut tidur, katanya abis gue shalat mau tidur" Suara briyan membuyarkan pikirannya. Lutri pun menyelesaikan cerita yang sedang ia buat yang baru saja setengah ia ketik sampai selesai setelah itu ia menyimpan ponselnya di nakas dan memposisikan untuk tidur.