3 Batu Permata

"Hei, Lucas. Apa kau baik-baik saja?" tanya Faramir yang berdiri di sampingnya. Victor mengerjapkan matanya karena pandangannya buram. Ia melihat sekeliling, terlihat Lucy dari belakang tubuh Faramir sedang membuat sesuatu.

Lucy menghampiri Victor dengan segelas air hangat. Terlihat dari wajahnya sedikit kekhawatiran.

"Minumlah ini, Lucas." Victor segera meminum air hangat yang dibuat oleh Lucy. Pandangannya beralih pada Faramir.

"Lucas, apakah kau sedang sakit?" tanya Lucy.

"A-ah tidak, aku hanya sedikit lelah, mungkin." Victor bangkit dari tempatnya dan menarik pergelangan tangan Faramir.

Dengan suara berbisik Victor menanyakan Lucy yang sudah ada di rumah itu. Faramir menjelaskan kejadian dari awal ia pingsan.

"Bisa kah kau membuatnya pergi dari sini? Aku tak suka dengan tatapannya kepadaku," jelas Victor.

"Baiklah, dasar aneh kau ini. Ditatap perempuan secantik Lucy pun kau tak mahu. Pantas saja kau tak punya pasangan." Setelah mengatakan itu pada Victor, ia mendekati Lucy untuk berbicara padanya.

"Aku juga akan pulang, ada hal lain yang harus aku kerjakan. Lucas, aku sudah hidangkan kue untuk mu. Kuharap kau menyukainya, ya!" Lucy berjalan menuju pintu sembari tersenyum kecil pada Victor. Victor membalas senyumnya dengan kikuk.

Setelah punggung perempuan itu tak terlihat, Victor kembali duduk mendekati Faramir. Ia menjelaskan pada Faramir bahwa ia bukanlah Lucas, tetapi Victor yang berada dalam tubuh temannya. Faramir masih tak percaya dengan perkataan Victor, ia memakan kue buatan Lucy dengan lahap tanpa mempedulikan penjelasan Victor.

"Hei, Faramir. Kau tidak mendengarkan aku, ya? Mengapa kau —." Ucapan Victor terhenti ketika seseorang membuka pintu secara tiba-tiba, dengan wajah pucat dan napas tersenggal-senggal. Lucy kembali ke rumah itu.

"L-Lucas, Faramir, ada prajurit dari kerajaan Discworld menyerang penduduk desa."

Mendengar ucapan Lucy, Faramir segera berlari menuju ladang diikuti dengan Victor dan Lucy di belakangnya. Victor menatap prajurit kerajaan Discworld yang tengah merampas hasil panen penduduk desa itu.

Slash!!

Darah segar keluar dari tangan salah satu penduduk itu. Ya, salah satu prajurit dari kerajaan Discworld menebasnya dengan sekali tebasan tanpa basa basi apapun.

"Aaaaaargghh!" erang dari salah satu penduduk itu, membuat kaki Victor bergetar hebat. Hanya gelak tawa yang keluar dari bibir prajurit Discworld; mengejeknya. Penduduk lainnya menatap ngeri dan berlarian.

"Hei kalian prajurit kerajaan Discworld, ini melanggar batas kerajaan. Desa ini masuk wilayah kekuasaan Raja Oliver!" teriak Faramir. Prajurit itu menatap ke arah Faramir dan menghampirinya dengan jarak yang tak begitu dekat. Lucy yang berada di belakang tubuh Victor mundur perlahan, bersembunyi pada tumpukan jerami.

"Cih! Di saat seperti ini, di mana Raja yang kalian banggakan, huh!? Kalian penduduk desa ini diterlantarkan begitu saja oleh Raja kalian." Mendengar perolokan itu, Faramir bersiap untuk menyerang. Ia memperhatikan sekelilingnya, ada enam prajurit di sana.

"Ayo Lucas, kita serang mereka," ajak Faramir.

"Aku tak bisa apa-apa."

Tanpa mempedulikan jawaban Victor, Faramir menyerang prajurit itu dengan tangan kosong. Pukulan Faramir mengenai dada salah satu prajurit itu hingga pedangnya terlepas dari genggaman. Faramir segera mengambil pedang prajurit itu. Dari arah belakang, dua orang prajurit mengangkat pedangnya tinggi, ingin menancapkannya pada Faramir. Namun, dengan cepat Faramir berguling untuk menghindar.

Sring!! Sring!!!

Suara pedang beradu dengan sangat cepat di hadapan Victor. Ia hanya bisa menatap; tak bergeming sedikit pun. Keringat bercucuran pada wajah Faramir, nampak sekali lelah dari wajahnya.

Sreetch!!

Pedang dari salah satu prajurit sedikit mengenai kulit lengan kanan bagian atas Faramir, darahnya mengalir dengan cukup deras. Namun, itu tak menghentikan Faramir sedikit pun, ia tetap melawan para prajurit itu.

Suara pedang terus beradu. Entah berapa banyak goresan pedang yang mengenai tubuh Faramir, hingga satu goresan pun mengenai pelipisnya.

'Aku tak bisa berdiam diri seperti ini,' batin Victor, tapi apalah daya, ia tak bisa bela diri dan tak punya kekuatan lebih.

Tubuh Faramir terdorong cukup jauh ketika tendangan salah satu prajurit Discworld mengenai dadanya. Napas Faramir memburu, tiba-tiba ia mengeluarkan darah dari mulutnya. Melihat keadaan Faramir, Victor berlari dengan kencang membawa sebatang kayu yang cukup besar. Ia memukul salah satu prajurit itu hingga pingsan, lalu segera berlari ke arah Faramir dan membawanya pergi dari tempat itu.

Sembari merangkul Faramir, Victor menoleh, terlihat para prajurit itu mundur; kembali ke kerajaan Discworld. Lucy berlari ke arah Faramir dan Victor, ia membantu Victor merangkul Faramir dan segera menuju rumah yang kini menjadi peristirahatan Victor.

"Mengapa kau tak membantuku, lucas? Mengapa kau diam saja melihatku melawan mereka!?" ucap Faramir yang masih terbawa emosi.

"Sudah lah, Faramir. Minumlah ramuan ini." Lucy memberikan segelas ramuan untuk Faramir.

"Bukankah sudah berkali-kali aku katakan bahwa aku adalah Victor, bukan Lucas."

Lucy menatap Victor tak percaya. Namun, kini Faramir percaya, bahwa temannya itu bukan lah berjiwa Lucas, tetapi Victor.

"Apa kau masih tidak percaya padaku, Faramir?"

"Kali ini, aku percaya padamu. Kau bukanlah Lucas temanku."

"A-ada apa sebenarnya, Faramir?" tanya Lucy. Faramir menjelaskan pada Lucy tentang Victor. Lucy pun hampir tak mempercayainya, tetapi itulah kenyataannya.

"Lukamu sudah ku obati. Aku akan pulang, Ayah pasti mencariku. Lucas, ah, maksudku Victor, jika terjadi apa-apa dengan Faramir, segeralah mendatangiku, ya." Lucy pun meninggalkan mereka.

Hanya ada kesunyian antara Faramir dan Victor. Victor menatap Faramir yang tengah terbaring, lalu menundukkan kepalanya.

'Ini kesalahanku, seharusnya aku dapat menolongnya.'

"Victor, beristirahatlah. Besok akan kita mulai berlatih bela diri. Jika memang ramalan itu benar adanya, aku akan membantumu. Terlebih itu adalah tubuh temanku, Lucas. Aku tak akan membiarkan sesuatu terjadi pada tubuh Lucas meskipun jiwanya bukan dia," jelas Faramir lalu memejamkan matanya.

Victor tersenyum kecil, ada rasa bahagia di dalam dirinya karena Faramir ingin membantunya. Victor pun merasakan kantuk, ia masih berusaha menahan matanya agar terjaga, tetapi rasa kantuk itu menggelayutinya. Alhasil, ia pun tertidur dengan lelap.

"Kau sudah berhasil membuat Faramir ingin melatihmu. Selain itu, kau harus mencari batu permata ajaib yang telah lama hilang karena tanpa batu permata itu, kau tak akan bisa mengalahkan Raja Otto. Pergilah ke kota bersama Faramir. Mintalah padanya untuk membawamu ke perpustakaan Kerajaan Earthland, di sana kau akan menemukan jawabannya, " ucap seseorang yang berbisik di telinga Victor. Dengan napas yang tersenggal-senggal, Victor terbangun dari tidurnya.

'Siapa yang membisikkan itu?apakah kakek tua itu datang kembali?' Victor melihat sekelilingnya, tak ada siapapun kecuali Faramir yang masih terbaring di tempatnya. Tanpa berpikir panjang, Victor kembali melanjutkan tidurnya.

avataravatar
Next chapter