1 Namanya Kirana

Nama-Nya Kirana, baru seperempat abad kemarin usianya. Anak kemarin sore yang suka bertutur jika merasa nyaman. Kalau sudah nyaman biasanya dia mau diajak diskusi dan debat panjang walaupun hingga berhari-hari. Daddynya selalu menyebut sebagai Trouble maker. Ibaratnya jika ada kolam yang tenang, dia pasti ambil ranting kayu, di obok – obok dan semua orang dibikin terngang. Keterlaluan sekali tindakannya ketika di situasi seperti itu.

Nama-Nya Kirana, dia terbiasa dibawah tekanan dan selalu hidup dibawah tantangan, kalau ngga ada masalah Daddy bakal men design masalah biar dia ngga sempet bikin masalah. Sama seperti semester ini, mesaksa kuliah s2 sebagai tantangan. Debat panjang nan menyenangkan menunjukkan betapa akrabnya mereka. Hanya terkadang terlalu sering dibawah tekanan membuat dia berfikir," mosok ngene terus?"

Nama-Nya Kirana, beberapa tahun terakhir dia aktif di halaqah karena di ajak Kakak asuhnya. Mau? Jelas doong…. Tersesat membawa nikmat, hingga hari berganti bulan, bulan berlanjut jadi tahun dan jadilah dia salah satu kader disini, Jangan tanya amanah. Itu bukan beban tapi sebuah kebahagiaan. Buktinya dia belum mundur walaupun sudah bertahun tahun mengalami berbagai konflik di dalamnya. Dia bahagia dan menikmati dengan segala suka duka nya.

Nama-Nya Kirana, gadis yang ketika SMK pingin banget pulang. Bukan ke rumah tapi ke keabadiaan. Dia sering berkelakar,"Hey, wong lak seandainya Allah mengizinkan kita bunuh diri, aku orang pertama yang nglakuin itu." Mbuh, piye ceritane lha kok malah di aamiin i mbek Daddy. Dari situlah awal kedekatan mereka, sama sama orang bermasalah.

Nama-Nya Kirana, dia tahun ini sudah siap berumahtangga, tapi Allah berkehendak lain. Maka jika ada keluh kesah, jangan pernah menyuruh dia untuk menikah. Dia sudah lelah disuruh menikah. Alasannya,'Terserah Allah saja, suka suka Nya Allah atas Kirana hidupnya mau di gimana gimana in. Apapun asal Allah ikhlas dia pasti ridha.'

Nama-Nya Kirana. Beberapa bulan lalu, dia sempet bermimpi, pingin Allah ganti kepala sekolahnya dengan Waka Kurikulum saat itu. Eh ternyata Allah lagi baik, do'anya dikabulkan. Itu mimpi beberapa waktu lalu. Hari ini dia sudah merasakan apa yang dia harapkan. Trus, terbesit di hatinya rasa kecewa. Apalagi ketika tahu bahwa di suatu sore mereka dikumpulkan bersama karena masalah Nia, anak anak, rekan, sahabatnya pada nangis. Baper mereka karena temannya keluar secara tiba tiba. Trus semua berganti sangat cepat. Dan lebih cepat dari gerak kereta. Semua tersimpan di ingatannya saat itu. Ada yang salah disini, tapi dimana kesalahannya.

Nama-Nya Kirana, Pembuat onar dimata Daddy-Nya. Ayahnya mengajarkan bahwa keadilan tidak harus bernilai sama. Kirana kecewa ketika dibelikan sekolah 3 jilbab aneka warna. Mubazir, Coy! Bahkan punya temennya sudah ada yang ketlisut, hilang bahkan ngga cocok dengan pilihan jenis kainnya. Kirana gimana? Iya kan hidup harus disyukuri. Sokor… Kapok mu kapan, Nduk…? Jilbab sudah selemari masih dibeliin lagi, trus kapan pake nya?

Nama-Nya Kirana, dia mungkin yang paling jarang mau diajak kumpul kumpul karena selalu sibuk dengan tugas dan tanggung jawabnya. Daripada gossip yang unfaedah mending menyendiri meski ngga semedi. Dia berasa paling jauh dari segala komunitasnya. Di sekolah sendiri ngga ada temen. Dan kesepian tanpa rekan. Temen bicaranya malah sahabat di luar sekolah. Menyedihkan ketika mengetahui bahwa kehidupan tidak selalu berpihak kepadanya.

avataravatar