Part 38 – Terlalu Rumit

Tak ada lagi tawa dan ceria. Entah sejak kapan kebahagian hilang dari hidup Dira. Semua terkubur dalam duka sejak cinta Bayu tak memilih Dira lagi.

Tapi, Tuhan tahu betapa Dira mencintai laki-laki itu. Mencintai Bayu adalah bahagia untuknya. Semoga Tuhan menjaga rasa ini dan akan abadi hingga akhir.

Tangan Dira mengusap nisan usang yang bertuliskan nama Dinda Aulia. Ia menutup mata sejenak untuk melafalkan doa-doa. Tak lupa Dira membersihkan makam itu dari rumput-rumput liar. Dira mengakhiri ritualnya dengan meletakkan setangkai bunda Matahari di atas makam Dinda.

Hembusan angin pagi bertiup sedikit kuat hingga membuat anak rambut Dira berantakan. Sang angin kemudian menelusup ke dalam kulit Dira. Dingin sontak menyerangnya.

"Harusnya aku saja yang pergi, Shafia dan Bayu lebih butuh kamu. Seandainya ada cara, aku rela bertukar posisi," bisiknya pelan.

Air mata Dira jatuh, "Aku gak pantas jadi ibu Shafia. Bayu menolakku secara terang-terangan."