1 Prolog

Ibarat diriku adalah batu.

Terhempas begitu saja dalam rengkuhan air yang dingin. Menatap langit jauh, seakan mata ini melihat. Namun, hanya gelap yang mulai datang.

Semakin jauh diriku masuk dalam dinginnya kesunyian. Mulut ini terkunci. Nafas ini seakan tercekik kesakitan.

Hati ini terus berteriak.

Bersorak-sorai ketakutan.

Bisikan hampa menertawakanku. Seakan aku adalah tontonan yang lucu. Seakan takdir mempermainkanku.

Seakan tak ada yang aku harapkan. Namun, saat hidupku berada di ujung yang runcing. Cahaya itu datang. Mataku tak kuasa melihat. Seakan kegelapan yang lebih menyenangkan.

Satu pertanyaan yang aku pikirkan,

" akankah aku selamat?"

avataravatar
Next chapter