webnovel

27. Solat Maghrib

Waktu semakin lama semakin berlalu, Matahari mulai tenggelam dan sinar twilight mulai mewarnai angkasa dimana perpaduan pink, jingga dan kuning membuat pemandangan fatamorgana gunung Singgalang menjadi silhouette. Risu dan teman-temannya mulai pulang kerumah masing-masing. Risu memiliki anggota gank baru dimana 3 gadis lainnya memiliki sifat yang sama dengannya. Andini, Lupita dan juga Mahesa. Mereka pulang dimana saling memboncengi. Lupita pulang dengan Nisa. Karena ternyata arah rumah mereka sama, Andini dengan Mahesa, Risu dengan Monra. Sebelum pulang, sosok gadis lain datang dengan memakai celana trainning hitam melipat kedua tangannya. Ke-6 gadis itu menatap Risu dengan tampang tidak sukanya. Siapa lagi kalau bukan Amanda. Dia memeluk Yanda tanpa malu didepan semua orang. Tujuannya memanasi Risu. Tapi Risu tidak panas.

"Oh ini cewek yang disukai oleh Yanda? Kenapa sih selera Yanda rendah banget?" Kata Amanda merasa dirinya jauh lebih baik dibanding dengan Risu.

"Yanda itu gak pantas dengan kamu" kata Amanda dengan nada menekan. Tapi Risu malah tertawa mendengar penjelasan Yanda.

"Laki-laki itu menyukai perempuan seperti iklan rokok, punya selera" Ujar Nisa membela. Yang lain setuju dengan pendapat Nisa.

"Ia. Tapi selera Yanda kok begini ya? Apa menariknya dari ini cewek? Kalau aku jadi Yanda, gak akan mau aku sama cewek kaya begini" Kata Amanda yang terus-terusan menghina Risu. Tapi Risu malah tertawa dan tidak menggubris. Biarkan saja dia mengoceh sesuka hatinya.

"Yaelah cuy, ini udah senja. Masa karena cowok kita berantem. Kan childist banget ya?" Ujar Mahesa kesal.

"Aku gak akan biarin Yanda deketin kamu"

Amanda mulai beranjak dari mereka berenam.

"kamu tau nggak kenapa kamutadi kesurupan?" Tanya Risu pada Amanda yang hendak ingin kembali keruangannya lagi.

"Karena aku tadi bengong aja" Kata Amanda. Risu tertawa seakan mengejek.

"Salah. Itu karena kamu punya sifat buruk" Risu menskakmat Amanda. Amanda kembali menghampiri Risu dengan wajah penuh amarah.

"Diam kamu ya!"

"Faktanya tadikan. Setan itu paling senang masuk kedalam tubuh manusia pada orang-orang yang tidak tau terima kasih, busuk hati, memeluk orang yang bukan muhrimnya, dengki sama orang yang busuk hati. Makanya tadi kamu kesurupan" Risu mengeluarkan kalimat yang pedas, tapi pembawannya sangat santai. Hingga membuat Amanda tak bisa berkata apa-apa. Dia ingin melawan balik Risu, tapi dia kehabisan kata-kata.

"Kenapa? Kamu gak bisa ngomong lagi? Benarkan kata Risu? Kamu tau nggak kenapa setan sangat meremehkan manusia? karena mudah dihasut kecuali mereka punya keimanan yang tinggi. Risu itu dia gak tertarik sama Yanda. Dia aja yang duluan mengganggu Risu. Udah syukur dia nolongin kamu. Tapi kamunya gak tau terimakasih. Emangnya Yanda bakal suka sama cewek kaya begini? Pantas aja Yanda itu Risi dengan kamu" Kata Andini yang tau bagaimana adiknya menghadapi perempuan ini.

"Kak Andini malah ngebelain mereka sih?" Amanda mulai kesal.

"Kak Andini itu gak restu sama orang yang suka ngatur-ngatur adiknya. Realistis aja, mana ada kakak yang mau ngeliat adiknya sengsara sama orang toxic kaya kamu?" Kata Monra juga ikut membela. Amanda kalah telak. Dia kemudian pergi meninggalkan mereka berenam. Dari jauh mereka kesal setengah mati pada gadis ini. Gadis yang tidak jelas.

"Kalian mau solat? Sebelum pulang mampir dulu yuk kerumahku yuk" Kata Risu menawarkan pada teman-teman.

"Bagus tu" Kata Nisa.

"Memangnya rumah kamu dimana? Kami belum pernah kerumahmu" Kata Mahesa.

"Dekat kok. Yuk" Kata Monra.

"Ya gak apa-apa deh. Kalau maghrib ini waktunya singkat dari pada Isya. Yuk" Kata Lupita juga pengen ikut.

Mereka semua memutuskan solat bareng kerumahnya Risu. Mereka mengikuti kemana Monra pergi, karena Risu dibonceng oleh Monra. Hanya butuh sekitar 7 menit saja sampai disana.

++++++++++++++++++++++++++++++++++++++++

Sampainya dirumah Risu, Risu turun terlebih dahulu membuka pintu pagarnya. Keluarlah sang ibu dan seorang pria tampan memakai kopiah. Wajahnya mirip seperti orang Korea. Ibaratnya kata anak muda zaman sekarang Ahjussi rasa oppa. Setelah pintu pagar terbuka lebar, mereka menikmati sosok yang bisa dibilang ciptaan Tuhan. Siapa lagi kalau bukan bapaknya Risu. Dia keluar pakai baju kemeja batik dan memakai celana hitam serta kopiah putih.

"Masya Allah!" Kata mereka semua.

"Siapa itu Ris?" Tanya Mahesa terpana.

"Papaku"

"Hah?" Mereka semua kaget kecuali Monra dan Nisa.

"Keluarga visual semua" Kata Nisa geleng-geleng kepala.

"Hai om pergi dulu ya"

"Ia om!"

"Ayo masuk, kalian mau solat kan?" Tanya seorang wanita cantik bak seorang model.

"Ini mama kamu?" Tanya Lupita.

"Ia. Pantas ya, keluarga yang indah melahirkan keturunan yang indah juga" ujar Lupita.

"Benar Ta" kata Nisa.

"Emang tante cantik ya?" Tanya ibunya Risu.

" Cantik nte"

"Ya udah masuk dulu, nanti tante jadi imamnya. Bapak dia solat dimasjid." Mereka memarkirkan motor bagi yang bawa motor. Sementara penumpang membuka sepatu mereka dan masuk kedalam rumah. Rumah Risu sangat besar.

Mereka langsung menaikan lengan baju mereka sampai siku karena mau ambil wudhu. Kemudian disusul yang lain juga masuk kerumahnya. Didalam rumah Risu ternyata sangat ramai.

"Permisi ya buk numpang solat"

"Oh ya tidak apa-apa. Disini ada tempat wudu kaya dimusolla. Tu disana dekat kok"Kata seorang paru baya dengan tersenyum.

"Terimakasih"

Mereka semua menuju kesana mengambil wudhu. Mereka buka kerudungnya. Sementara sang ibu menyediakan cadangan mukena bagi mereka yang mau solat. Ibu Maida namanya. Dia melatakannya di ruang solat. Semuanya berkumpul dan menunggu mereka berenam saja. Setelah ambil wudhu mereka mengikuti Risu kemana harusnya mereka solat. Sampailah mereka ditempat itu.

"Wah ada ruang musholla" Kata Monra yang tidak pernah melihat ini sebelumnya. Padahal sudah berapa kali ia datang kesini.

"Alah, jan norak (Sudah, jangan norak)" Sampai disana sudah disediakan telekung."

Mereka kemudian memakainya dan mengambil posisi untuk solat. Setelah itu mereka mensejajarkan posisi dengan imam. Kalau perempuan yang mengimami, biasanya para para makmum mensejejerkan dengan imam yang akan memimpin solat. Beda dengan laki-laki kalau yang jadi imam.

"Allahuakbar" Ujar ibunya Risu yang menjadi imam. Mereka mengikuti takbiratu ihram pertama. Mereka melaksanakannya dengan baik dan Insya Allah tidak ada gangguan. Mereka melaksanakannya sekitar 5 menit. Setelah solat mereka berdoa agar mereka selamat dunia akhirat.

Selanjutnya mereka semua diajak makan. Awalnya mereka merasa tidak enak. Tapi namanya tamu harus diperlakukan bak raja. Ibu Maida menyediakan kue yang enak buat mereka. Semuanya menyantap kue tersebut dengan sangat lahap.

"Uhm, kue mama mu enak" Kata Andini yang menikmati makanan godok bagulo.

"Ia, emang kue mamanya Risu enak banget" Kata Monra menikmati donat yang ditaburi tepung gula.

"Terimakasih. Ayo makan yang banyak" Kata ibu Maida.

"Ia tante"

"Selepas ini kalian mau kemana?"

"Kami mau ngeliat orang latihan randai"

Beberapa saat kemudian ayah Risu yang tampan masuk kerumah.

"Bu, ibu kok berjodoh dengan bintang Korea?" kata Lupita tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya pada ayahnya Risu. Mendengar itu Andini malu.

"Banyak orang bilang om kaya Won Bin"

"Benar om. Om kaya Won Bin" Kata Nisa jujur. Teman-teman Risu sebagiannya geleng-geleng kepala.

"Kalau aku mah, gantengan Alif" Ujar Monra tanpa sadar mengutarakannya. Semua orang mengarahkan wajahnya ke Monra. Ia lalu kaget kenapa semua orang menatapnya aneh begitu?

"Kamu bilang apa? Alif ganteng?" Risu tidak percaya, mereka yang saling membenci diam-diam salahsatunya ada yang mulai jatuh hati.

Monra kemudian mendadak bingung, memang dia bicara begitu? Dia kemudian salah tingkah.

"Alif mah...jelek!!!" Kata Monra mulai bingung mau bicara apa. Dia kemudian macam orang yang pura-pura tidak tau.

"Alif siapa?" Tanya mamanya.

"Teman sekolah tante" Kata Nisa.

Mereka disana sampai Isya. Setelah solat dan kembali keluar melihat acara yang akan dimulai.