webnovel

Hadiah perpisahan

Begitu pintu tertutup Georgina langsung dikejutkan dengan tangan Jordan sang wakil kepala sekolah yang hampir menyentuh payudaranya, beruntung Georgina memiliki refleks yang cepat. Dalam gerakan cepat ia langsung menangis tangan pria mata keranjang itu dan langsung membalik keadaan, Georgina menarik serta mengunci tangan Jordan dibelakang tubuhnya sendiri yang tambun.

"Arrgghh... Georgina, kau tahu aku siapa Georgina...aku adalah arrgghh…"

Teriakan Jordan semakin keras saat Georgina semakin kuat menekan tangan kanan Jordan yang ia kunci dibelakang tubuhnya.

"Aku tahu siapa kau Jordan, kau adalah lelaki tua bangka yang tak tahu diri. Jangan kira karena kau adalah wakil kepala sekolah aku takut padamu, lelaki tua tak bermoral sepertimu harusnya tak bekerja di sekolah tempat dimana banyak anak-anak menuntut ilmu. Tempat ini adalah tempat mulia yang tak pantas kau kotori, jadi lebih baik kau segera hengkang dari sekolah ini sebelum banyak korban lain yang berjatuhan,"ucap Georgina dingin, tangannya bergerak ke atas meja menuju ponsel Jordan berada.

Dengan menggunakan satu tangan Georgina membuka ponsel wakil kepala sekolah itu karena berniat ingin membuat video agar sang pria yang sedang ia kunci itu mengakui semua perbuatannya, akan tetapi saat membuka ponsel pria itu secara tak sengaja Georgina justru melihat berbagai foto rekan-rekannya yang diambil diam-diam oleh Jordan. Mulai dari foto paha dan dada serta beberapa foto siswi yang sedang berenang memenuhi galeri ponsel Jordan, yang mana itu adalah perbuatan yang sangat tak pantas dilakukan sang pendidik apalagi saat ini Jordan adalah wakil kepala sekolah.

Melihat semua foto-foto itu darah Georgina pun mendidih, tanpa banyak bicara ia pun lalu mengarahkan ponsel Jordan yang sudah dalam mode merekam pada sang empunya ponsel.

"Bicaralah, katakan bahwa kau adalah seorang penjahat kelamin Jordan. Katakan semua kebusukanmu selama ini pada semua orang,"ucap Georgina pelan penuh intimidasi dengan menambah tekanan pada tangan Jordan yang masih ia kunci.

"Awww... sakit, k-kau akan menyesal Georgina. Lepaskan aku, aku adalah gurumu. Kau tak bisa melakukan ini pada gurumu Georgina,"sahut Jordan dengan keras mengancam Georgina.

"Selama aku benar aku tak takut apapun Jordan, cepat katakan kalau kau selama ini sudah melakukan banyak hal buruk pada para siswi Jordan atau aku akan membuatmu tak bisa berjalan selamanya."Georgina balik mengancam Jordan tanpa rasa takut.

"Kau murid disekolah ini Georgina, kau tak bisa berbuat…"

Brakk

Georgina memecahkan gelas yang ada diatas meja dan mengambil salah satu pecahannya dan ia arahkan ke leher Jordan.

"Pecahan gelas ini bisa dengan mudah sekali menembus kulit lehermu Jordan, jadi lebih baik kau lakukan permintaanku atau kau akan mati dengan cara yang sangat menyakitkan. Kehabisan darah sedikit demi sedikit yang pastinya akan sangat menyiksa dan…"

"Ok, ok...aku akan mengaku. Aku memang pernah melakukan itu untuk beberapa kali saja, lagipula yang melakukan hal itu bukan hanya aku. Aku adalah pria normal yang akan mudah tergoda saat melihat tubuh seksi seorang wanita, jadi jangan salahkan aku. Salahkan para gadis itu yang memakai baju ketat dan rok pendek yang mengundang nafsu para pria normal sepertiku." Jordan yang ketakutan langsung bicara tanpa jeda, mengakui perbuatannya selama ini namun tetap saja ia tak sepenuhnya mengaku bersalah karena Jordan justru menyalahkan para siswi yang berpakaian minim.

Mendengar perkataan sang wakil kepala sekolah Georgina memejamkan kedua matanya perlahan, ia benar-benar tak habis pikir kalau ada orang sejahat Jordan yang merusak citra guru. Sebuah pekerjaan mulia yang diagungkan banyak orang, tanpa bicara Georgina lalu meraih sebuah selotip yang berada tak jauh dari tempatnya berdiri. Ia kemudian menggunakan selotip itu untuk mengikat Jordan di kursi kebesarannya, awalnya Jordan mencoba melawan namun ia masih kalah dengan Georgina yang menguasai beberapa jurus dalam karate. Jadi meskipun Jordan adalah seorang lelaki yang mempunyai ukuran badan lebih besar dari Georgina tetap saja ia tak bisa melawan Georgina yang dalam posisi lebih siap, setelah sepuluh menit Jordan benar-benar terikat di kursi dengan mulut yang tersumpal kain.

Setelah selesai mengurus Jordan yang sudah tak berdaya Georgina kemudian mencari ijazahnya dan berjalan menuju pintu keluar, namun pada saat akan keluar dari ruangan sang wakil kepala sekolah itu Georgina menghentikan langkahnya dan menoleh ke arah Jordan.

"Sudah saatnya kau mendapatkan balasan yang setimpal atas semua perbuatanmu selama ini Jordan, tak ada kejahatan yang bertahan lama. Anggap apa yang akan kulakukan ini adalah balasan dari semua siswi yang kau lecehkan,"ucap Georgina pelan sambil menggoyangkan ponsel Jordan yang ia sita.

Dari kursinya Jordan berteriak-teriak namun suaranya tak keluar karena ada kain yang menutup mulutnya, ia hanya bisa bergerak-gerak saja namun sia-sia karena ikatan yang dibuat Georgina terlalu kuat. Setelah berkata seperti itu Georgina kemudian berjalan pergi dari ruangan sang wakil kepala sekolah mesum itu menuju ke ruangan broadcast, tempat dimana ia bisa memutar lagu atau video yang bisa disiarkan keseluruhan sekolah.

Bersambung

Next chapter