webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Sedikit Pemulihan

Asheel segera pulang ke rumah setelah mampir di Restoran Cleria. Dia terlihat lesu di sepanjang jalan.

"Huh, rasanya tidak nyaman..."

Dia terus menerus merasa aneh di dalam dirinya, seperti dia bisa berubah kapan saja. Semua yang ada dalam dirinya sesekali tercampur aduk membuatnya kacau, seperti kekuatannya yang tiba-tiba meleset, atau emosinya yang tidak karuan membuatnya tidak bisa membedakan perasaannya sendiri.

"Ini lebih cepat dari yang kukira..." Dia memindai dirinya sendiri. Inti Kekacauan-nya terlihat lebih cepat berdetak yang menandakan evolusinya akan segera terjadi.

Jangan salah, setiap kali dia mengalami Chaos Distraction, dia akan berevolusi menjadi lebih kuat, yang bahkan peningkatan itu tidaklah kecil.

Dia berjalan menembus salju di udara dengan mengenakan pakaian musim dingin.

Salju terlihat sejauh mata memandang. Daun, rumput, jalan, pohon; semua itu penuh dengan salju. Orang-orang hanya sedikit yang beraktivitas di luar karena cuaca dingin ini. Diantara orang-orang itu, beberapa bermain salju di halaman rumah saat mereka bersenang-senang.

Dia bahkan tidak menggunakan teleportasi untuk pulang karena takut energinya akan meleset. Jika dia secara tidak sengaja melepaskan energi kekacauan, bahkan sedikit saja, akibatnya tak terbayangkan. Sudah dipastikan wilayah ini akan hancur begitu saja dan banyak orang akan mati. Bukan berarti dia peduli, sih.

Karena itu, dia berjalan untuk menuju Kondomonium-nya. Dia tidak mengeluh atau apapun karena cuaca dingin tidak terlalu memengaruhi dirinya.

Segera setelah dia sampai di rumah, dia langsung menuju ke lantai paling atas tempat kamarnya berada.

"Dimana yang lain?" Dia segera bertanya pada Sera yang sedang tiduran di sofa. Itu aneh karena biasanya satu atau dua Guardian selalu berada di rumah. Bahkan Mare yang kutu buku dan selalu berada di kamarnya tidak ada disini.

Sera sedang bermain dengan tabletnya sambil memakan makanan ringan yang tersebar disekitarnya.

"Mereka sedang berada di Rumania," dia bahkan tidak menoleh saat perhatiannya terus terfokus pada tabletnya.

Asheel tertegun sejenak sebelum merespon, "Hah ?! Apa yang mereka lakukan?"

Sera baru menoleh setelah itu lalu berkata, "Tidak jelas, berburu vampir atau semacamnya...?"

Asheel terdiam sejenak sebelum mengangguk. Dia tidak tahu apa yang bawahannya lakukan, tapi itu pasti rencana Demiurge sejak dia mengerahkan pasukan terkuat Nazarick, yaitu para Guardian Floor.

Yah, dia sudah cukup terbiasa.

Dia juga ingat bahwa kafe hari ini tutup, tapi kedai ramen yang baru dibangun masih buka karena Sebas yang bertanggung jawab disana.

Mengingat Sebas yang menjual ramen, dia mengakui bahwa orang tua itu sangat cocok.

"Kamu sepertinya tidak baik-baik saja, ada apa?" Sera memperhatikan Asheel dan tahu ada yang salah dengannya.

"Ya, ini tidak nyaman. Beberapa hal terasa kabur bagiku." Asheel langsung merebahkan tubuhnya setelah dia duduk di sofa.

"Apakah sudah waktunya?" Sera bertanya saat dia khawatir padanya yang terlihat dari caranya berbicara.

"Hmm, mungkin sekitar setengah tahun lagi." Nadanya terlihat lesu saat dia bahkan terlihat tidak bertenaga.

Sera berhenti sejenak sebelum berdiri, "Tunggu sebentar!"

Dia berjalan ke kamarnya dan setelah beberapa saat, dia kembali dengan membawa sebuah sebuah pedang patah dibilahnya yang terlihat aneh ditangannya.

Itu adalah gagang pedang dengan ukiran kuno dan memiliki aura emas surgawi, siapapun akan memikirkan hal itu jika mereka melihatnya. Sayangnya bilahnya telah patah.

"Pedang ini hanyalah wadah yang berisi aura Origin Primordial didalamnya, kamu bisa menggunakannya untuk menekan sifat Chaos-mu. Itu hanya berguna untuk beberapa waktu melihat keadaanmu saat ini."

Sera memberikannya pada Asheel, dia masih khawatir bahkan dengan itu.

Asheel melihatnya beberapa saat sebelum mengangguk, "Oke, aku akan menggunakan barang mahal ini, atau ... tidak?"

Walau barang mahal, itu terlihat aneh karena hanya pedang patah. "Kenapa patah?"

"Jangan khawatir tentang detail kecilnya, itu hanyalah wadah."

Dia menggelengkan kepalanya dan tidak terlalu memikirkannya. Dia berdiri dan bersiap-siap. Dengan Pedang itu, sifat Chaos-nya bisa menjadi lebih stabil untuk beberapa saat.

Sebelum dia pergi, dia menatap Sera dengan penuh kasih sayang.

"Terima kasih!"

Dia sangat tulus di lubuk hatinya. Tapi suara Sera menganggu suasana haru di pikiran Asheel.

"Hei!"

"Apa?"

"Jangan bilang kamu lupa dengan keadaanmu saat ini. Jangan terlalu bersemangat, aku tidak ingin kamu menghancurkan rumah ini."

Asheel tertegun sejenak sebelum menggaruk kepalanya, "Maaf, aku terlalu bersemangat."

Sera menghela nafas padanya, tapi dia juga senang pada saat yang sama.

"Aku akan mengirimmu ke Celah Abyss, seharusnya baik-baik saja disana?"

"Tidak apa-apa, aku bisa menyerapnya disana."

"Baik, bersiaplah!"

...

Asheel segera dikirim ke Celah Abyss oleh Sera. Jika dia menyerapnya di Low Abyss, beberapa hal pasti akan hancur.

Pedang Patah yang dibawanya berisi aura Origin Primordial, yang disebut energi terkuat di Abyss, dan pada saat yang sama itu menopang Abyss itu sendiri.

Dia membutuhkannya untuk menstabilkan energi kekacauan yang sangat berbahaya dari dirinya.

Bahkan setetes energi kekacauan bisa sangat berbahaya bagi Low Abyss. Seperti namanya, itu bisa menimbulkan kekacauan jika tetesan itu secara tidak sengaja jatuh di dunianya.

Yah, dia pernah mengalaminya.

Saat itu, dia secara tidak sengaja menjatuhkan setetes energi kekacauan yang sangat padat di planet tertentu di Low Abyss, dan hasilnya, planet itu berubah drastis.

Yang awalnya planet yang indah dan hijau, berubah menjadi neraka asli. Beberapa bencana seperti gempa bumi, tsunami, dan badai terjadi di seluruh permukaan; gunung berapi juga tumbuh secara tiba-tiba, tidak hanya itu, beberapa tempat aneh juga terlahir; binatang disana berevolusi, penduduknya juga tiba-tiba membangunkan kemampuan aneh.

Walaupun begitu ada beberapa hal baik dari ketidaksengajaan itu. Dunia berevolusi menjadi lebih maju melalui sains, serta beberapa tempat yang terlahir secara tidak sengaja menimbulkan banyak manfaat bagi pribumi planet tersebut. Spesies baru juga lahir dari berbagai variasi, dan banyak hal lain.

Itu hanyalah setetes dari energi kekacauan, energi didalam dirinya sudah seperti dunia itu sendiri hingga mampu menampung beberapa dimensi didalamnya.

Dampaknya sebenarnya sangat acak dan membawa kekacauan itu sendiri.

Alasan dia bisa menggunakan energi kekacauan di alam yang lebih rendah kerena dia menguraikannya menjadi sekecil mungkin, membuatnya tidak terlalu destruktif dan kacau.

Sekarang ini, dia dalam proses menstabilkan Inti Kekacauan didalam dirinya.

Menggenggam Pedang Patah berisi aura Primordial ditangannya, dia menusukkannya kedalam dadanya sendiri. Pedang masih memiliki bilahnya walaupun patah, dan karena pedang itu mampu menahan aura Origin Primordial didalamnya, pedang itu haruslah sangat kuat.

Bilahnya yang patah menusuk ke dadanya, dan segera, itu terhubung oleh benang-benang tipis yang keluar dari ujung pedang. Benang-benang itu menghubungkan aura Origin Primordial kedalam tubuhnya

Perlahan-lahan, aura itu mengalir menuju tubuhnya dan langsung menuju Inti Kekacauan-nya.

Detak!

Reaksi dari integrasi di antara keduanya muncul. Inti Kekacauan segera memompa energi di seluruh tubuhnya secara langsung, dan mengedarkan aura primordial yang baru diterima ke seluruh tubuh.

Hal itu berlangsung selama beberapa saat sebelum energi didalam dirinya perlahan-lahan menyusut dan menjadi stabil.

Dalam proses itu, tubuhnya bergetar hebat karena Inti Kekacauannya dengan gila-gilaan menyerap aura Origin Primordial dan Asheel sendiri berusaha menstabilkannya menjadi Primal Chaos.

Detak!

Perasaan hangat bisa dirasakan Asheel didalam dirinya, sifat Chaos-nya yang awalnya cukup buram untuk dirasakan menjadi sejelas hari. Gejala-gejala itu ditekan hingga dia tidak merasakannya lagi.

Detak!

Walaupun masalahnya sudah terselesaikan, Inti Kekacauannya masih tidak tenang saat dia terus berdetak, yang pada akhirnya menimbulkan gejala-gejala itu lagi, tapi itu ditunda untuk saat ini.

Setelah beberapa jam menstabilkan, dia membuka matanya dan merasa sangat segar seperti dilahirkan kembali.

Dia memindai seluruh tubuhnya dan melihat bahwa energinya sudah terkendali, dan hal-hal yang awalnya buram baginya menjadi jelas lagi.

Setelah memastikan bahwa dirinya baik-baik saja, dia segera memeriksa sekelilingnya.

Karena ini adalah Celah Abyss, tidak ada apapun disini. Hanya kehampaan yang gelap dan beberapa benda aneh yang terkadang mengambang sesekali.

Jika dideskripsikan, mungkin itu hanya gelap, hampa, dan tenang, tapi sangat menghancurkan. Dia bisa merasakan kulitnya kesemutan karena sesuatu disini terus mencoba untuk menghancurkannya.

Ngomong-omong, tempat ini sangat berbahaya. Bahkan powerhouse di alam High Abyss tidak akan tahan jika berada disini terlalu lama tanpa perlindungan harta surgawi.

Bagaimanapun, Asheel adalah Penguasa Kekacauan, yang bahkan Alam Kekacauan lebih berbahaya adalah teritorinya. Karena itu berada di Celah Abyss adalah hal yang sepele baginya, bahkan dia bisa bertahan menggunakan tubuh fana-nya, tentu saja dia tidak bisa terlalu lama berada disini jika tidak dia harus menggunakan tubuh aslinya.

Dia menghela nafas lega setelah memeriksa sekeliling, bukan karena dia berhasil menstabilkan Inti Kekacauannya, tapi lega karena dia melakukan proses penyerapannya di Celah Abyss.

Jika tidak, dia yakin beberapa dimensi di Abyss akan kacau, bahkan itu berlaku untuk High Abyss yang aturan kekuatannya lebih tinggi dari alam lain.

Melihat keadaan ruang disini, dia menghela nafas sekali lagi. Ruang dan waktu disekelilingnya menjadi kacau, yang bahkan ruang itu sendiri retak yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Retakan itu seperti kaca yang hancur, dan tampilan itu terpampang didepannya.

Dia melambaikan tangannya, dan segera, retakan itu pulih secara alami yang bahkan kecepatan pemulihannya bisa dilihat dengan mata telanjang.

Tidak juga, itu hanya matanya.

Dia tersenyum puas pada pekerjaannya dan mengambil pedang patah yang masih menancap di dadanya, "Untunglah aku terlebih dahulu menyerap aura Origin Primordial sebelum proses yang asli. Jika tidak, aku takut hal yang sama akan terulang kembali seperti terakhir kali."