webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Pulang

Magari dan Shalltear saling melotot, saat mereka akan menggunakan kekerasan, bagaimanapun Asheel menghentikannya di waktu yang tepat.

"Tenanglah kalian, aku tahu orang tua itu hanya orang yang nakal."

Magari malu saat Asheel menyebutkannya. Nurarihyon adalah seseorang yang sangat nakal dan suka bermain-main, dengan mengolok-olok orang lain seperti menggunakan kekuatannya untuk memasuki rumah tanpa diundang atau meminta gadis-gadis cantik memijat bahu dengan menghipnotis mereka. Sayangnya saat dia akan menghipnotis Sera hanya untuk kesenangannya, tubuhnya membeku terlebih dahulu dan menjadi pajangan es yang bisa dilihat oleh semua orang.

Dia tahu itu, tapi tetap saja Nurarihyon adalah bosnya. Walaupun menurutnya bosnya pantas mendapatkannya, tapi tetap saja dia tidak bisa melihatnya di lecehkan seperti itu.

"Sera, berapa lama dia akan membeku?" Yasaka bertanya kepada Sera.

"Uh, tiga hari?" Sera menjawabnya dengan linglung.

"Apakah benar-benar tidak apa-apa, nya?" kata Magari khawatir.

"Tenanglah, penatua kucing. Kurasa dia baik-baik saja."

"Be- " Magari akan berkata tapi dia tiba-tiba merasakan tubuhnya lemas. Dia jatuh ke tanah dan tidak bisa menggerakkan tubuhnya, hanya bisa menggerakkan bagian kepalanya.

"Apa yang kamu lakukan, Shizu?" Asheel tiba-tiba berkata.

Mereka semua menoleh ke arahnya dan melihat Shizu yang memegang senapan bius di tangannya.

"Mengecek keaslian," Shizu menjawabnya dengan datar lalu melangkah maju.

Yasaka tidak tahu apa yang terjadi tetapi para Pleiades berkeringat, mereka mungkin tahu apa yang dilakukannya berdasarkan kesukaannya pada hewan-hewan lucu.

"Aku tidak bisa bergerak, nya! Apa yang kamu lakukan padaku, nya ?!" Magari hanya bisa berkata sambil melihat Shizu yang mendekat. Dia tidak berharap untuk di serang begitu tiba-tiba saat mereka semua menunjukkan perdamaian. Memang benar bahwa mereka memiliki motif!

"Nya?" Shizu berjongkok di depannya lalu mengulurkan tangannya. Tangannya perlahan menuju ke telinganya dan menggosoknya sedikit.

"Nya ?! Jangan sentuh, nya! Itu sangat sensitif, nya." Magari berusaha untuk menggerakkan tubuhnya tapi itu tidak berguna karena hanya kepalanya dan ekornya yang bergerak-gerak.

"Nya nya nya?" Shizu memiringkan kepalanya lalu bergeser menuju pantatnya.

"Jangan mengejekku, nya! Apa yang akan kamu lakukan, nya ?!" Magari terus meronta-ronta. Dia merasa sangat malu saat merasa di lecehkan oleh gadis imut di depannya, tapi ada perasaan aneh di hatinya saat merasa ingin terus dilecehkan. Tunggu, sejak kapan dia menjadi seperti ini ?!

Shizu mengulurkan tangannya sekali lagi tapi kali ini ke ekornya. Dua tangannya menggenggam ekornya yang membuat tubuh Magari sedikit tersentak.

"Nyaahhhhhhh" Magari merasa ingin hamil saat tubuhnya dipermainkan, tapi orang yang memainkannya adalah seorang gadis. Dia masih tidak tahu bahwa Shizu adalah Automaton.

"Ini pemandangan langka melihat penatua kucing yang terhormat dalam keadaan yang memalukan."

Yasaka menggenggam kameranya lagi dan mengambil gambar Magari yang terengah-engah dengan nafas berat dari berbagai sudut. Bagaimanapun, Magari sudah sangat tua bahkan lebih tua darinya. Penatua nekomata itu sudah hidup selama 800 tahun dan sekarang dia diperlakukan seperti gadis kecil oleh Shizu. Itu benar-benar menyegarkan pandangannya.

"Tolong hentikan, nya ... Jangan foto aku, nya..." Magari tidak tahan lagi saat dia direndahkan di tempat terbuka dan ditonton banyak orang!

"Nice, Yasaka! Beri aku satu nanti!" Asheel memberi jempol ke arah Yasaka.

"Tenang, sayang. Aku juga akan memberi fotoku satu untuk bahan fantasimu."

Bibir Asheel bergerak-gerak dan memutuskan untuk tidak berkata apa-apa.

"Sungguh pemandangan tidak senonoh yang ditunjukkan untuk Penguasa," Demiurge menggelengkan kepalanya dari samping.

"Apakah rasanya benar-benar enak?" Mare berkata dengan polos.

"Ahh... ahhh... Aku benar-benar membayangkan saat Asheel-sama merendahkanku! Menginjak-injak aku! Dan memperbudak aku! Melakukannya di depan umum untuk dilihat semua orang, tatapan mata itu... Ahh... Asheel-sama, ayo kita lakukan juga! Aku sudah tidak bisa menahannya lagi!" Shalltear sudah memasuki ekstasi. Wajahnya sudah sepenuhnya merah, nafasnya terdengar cabul, dengan tangannya yang menggosok-gosok selangkangannya sendiri.

Yang lain segera menjauh darinya.

Yasaka benar-benar bingung dengan Shalltear. Vampir muda ini terlalu berlebihan, bukan?

"Apa yang dilakukannya?" Dia memutuskan untuk bertanya.

Asheel melambaikan tangannya dan berkata dengan tidak berdaya, "Abaikan saja, kamu akan terbiasa."

"Sepertinya dia sangat ingin melakukannya denganmu."

Bibirnya bergerak-gerak. Semua orang dari Nazarick sudah dia perlakukan sebagai anaknya. Albedo sudah berada di batas yang bisa dia langgar. Jika Shalltear...

Dia menggelengkan kepalanya dan memutuskan untuk memikirkannya nanti.

"Bagaimana jika kita melakukan perpisahan dengan benar sekarang?" Dia memutuskan untuk mengganti topik.

"Benar, sayang."

Yasaka melangkah maju ke arah Asheel dan langsung menyerang bibirnya!

Klik!

Seperti ada suara yang retak, Shalltear langsung mengeluarkan niat membunuhnya yang sangat berlebihan. Tapi dia menahannya karena tidak ingin merusak kesenangan Tuannya.

Semua orang juga melihat ke arah mereka berdua yang melakukan ciuman bergairah di tempat terbuka. Itu membuat iri para Pleiades terutama Narberal.

Albedo hanya tersenyum saat melihatnya, dia tenang karena dia sudah melakukannya bersama Yasaka pada malam sebelumnya.

Yang lain hanya menatapnya dengan rasa ingin tahu, itu saja.

"Itu seharusnya sudah cukup, kan?"

Yasaka menjilat bibirnya dan masih merasakan perasaan manis yang ditinggalkan. Dia harus mengakui bahwa rasanya enak dan membuat ketagihan, apalagi malam sebelumnya saat puncak kesenangan dalam hidupnya.

"Lain kali, kita akan maju ke tahap berikutnya. Sepertinya Kunou membutuhkan saudara laki-laki atau perempuan."

Asheel tersenyum padanya dan menyadari bahwa istri barunya sangat cantik dan menawan.

"Aku akan merindukanmu."

"Tenang saja, sudah kubilang, kan? Aku akan memberimu foto untuk memuaskan fantasimu."

"Itu tidak akan berhasil. Aku hanya menginginkanmu."

"Kalau begitu, tunggu kunjunganku selanjutnya~"

Yasaka mengedipkan mata padanya.

"Baiklah," Asheel menghela nafas lalu mencari anaknya, "Dimana Kunou?"

"Seharusnya bersama Sera.. Ahh, itu dia!"

Yasaka berjalan ke arah Kunou dan menggendongnya, lalu menyerahkannya ke Asheel.

"Papa akan pergi dulu, Kunou. Jadilah anak baik dan dengarkan ibumu."

Asheel mengangkat Kunou di tangannya.

"Ya, papa!"

"Oh, menerimanya dengan cepat!"

Dia menggendongnya dan bermain dengannya. Meletakkannya di tanah, dia lalu merogoh inventarisnya dan mengeluarkan liontin ungu dengan simbol khas di atasnya.

"Ini untukmu, bawalah dimanapun dan itu bisa selalu melindungimu."

"Papa benar-benar akan pergi?"

Mata Kunou membesar dan berair, ekspresinya terlihat enggan membuatnya terlihat sangat lucu.

"Kamu bisa selalu menemuiku, ataukah kamu akan tinggal bersama kami mulai sekarang?"

Kunou dengan cepat menggelengkan kepalanya, "Tidak, aku akan membantu Ibu!"

"Anak baik," Asheel mengelus kepalanya yang membuat Kunou senang.

"Kamu bisa bilang ke Ibumu, dia akan selalu bisa membawamu ke Papa."

Setelah itupun, seolah-olah petir menyambar pikirannya, dia mengingat sesuatu yang penting.

"Jika kita bisa menggunakan sihir teleportasi untuk saling bertemu, untuk apa perpisahan bodoh ini?"

"....."

Sera dan Albedo terdiam lalu menatap ke arahnya. Sementara itu, Yasaka langsung berseru.

"Apa yang kamu katakan, sayang ?! Kita tidak akan bertemu selama seminggu karena pekerjaanku! Bukankah ini sangat penting ?!"

"....."

"Setelah menyelesaikan jatah pekerjaan harianmu, bukankah kamu selalu bisa menemuiku?"

"Oh, benarkah ?! Hoho, benar juga! Tehe~"

Yasaka mengetukkan kepalanya dengan manis, sementara lidahnya menjulur.

"Tidak, ini penting. Ingat, kita sedang melakukan liburan kita sebagai 'manusia'!"

Sera melangkah maju dan berkata seolah-olah itu benar. Para Guardian dan Pleiades bertepuk tangan saat matanya berbinar.

"Apakah itu penting saat ini?"

Mereka sudah terlibat dengan hal-hal yang tidak ada hubungannya lagi dengan manusia, dan sekarang masih ingin tampil sebagai manusia? Sebenarnya itu tidak penting untuk dipikirkan.

Tapi masalahnya para penduduk Nazarick akan selalu menganggap perkataan Supreme Being sebagai kebenaran. Misalnya, saat Asheel mengatakan bahwa hitam itu putih, maka mereka akan menganggap warna hitam sebagai warna putih. Perkataan Supreme Being adalah mutlak bagi mereka dan tidak boleh dilanggar. Hidup dan mati mereka bisa ditentukan dengan kata-kata pula. Walaupun terdengar kolosal, sebaliknya mereka berlomba-lomba untuk melaksanakan tugas mereka dengan sepenuh hati, adalah sebuah kegembiraan untuk bisa melayani Tuan mereka, apalagi jika sampai dianggap berguna. Itu juga penyebab tidak ada pengkhianat di antara penduduk Nazarick karena mereka sudah di setting seperti itu.

Asheel hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah mereka.

"Apakah kita juga akan pulang dengan kendaraan?"

"Tentu saja!" Sera bersikeras.

Asheel tidak tahu mengapa Sera sangat menekankan liburan ini sebagai manusia, tapi bagaimanapun juga dia adalah Istrinya dan dia akan menurutinya untuk saat ini.

"Kalau begitu, Sebas. Persiapkan kendaraan!"

"Baik, Asheel-sama!"

...

"Haahhhhh, entah kenapa ini melelahkan. Banyak hal terjadi pada liburan kali ini."

Asheel merosot di kursinya saat disebelahnya terdapat Sera dan Albedo. Mereka berada di bus dan dalam perjalanan pulang.

"Asheel-sama, Anda bisa bersandar di dada saya." Albedo memberi isyarat kepadanya.

'Bukankah itu tugas laki-laki untuk membiarkan wanita berdandar di dadanya?'

Asheel tidak peduli dan tetap menjadikan dada Albedo sebagai bantalnya.

"Lelahku perlahan menghilang..."

Albedo tersenyum manis saat ini dan terus memperhatikan wajah Tuannya, ehem.. suaminya.

'Vampir pecinta ramen, ya?' Asheel malah terpikirkan oleh gadis yang ditemuinya saat makan ramen.

"Apakah kamu tahu tentang Vampir di dunia ini?" Dia bertanya pada Albedo.

"Vampir? Kalau tidak salah, mereka berbasis di Rumania. Apakah ada sesuatu yang mengganggu Anda?"

"Tidak, hanya saja aku menemukan seorang Vampir yang menarik."

Seolah-olah kesempatan telah tiba, Albedo tersenyum dan mencatat dalam benaknya. Dia akan membicarakannya dengan Demiurge setelah ini.

Arc Kyoto telah selesai.

Thx

Nobbucreators' thoughts