webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Pria Paling Menderita

Sesaat setelah Merlin tenggelam dalam kegelapan dan semakin nyaman dengan semua pelukan kehangatan itu, kesadarannya pulih saat dia membuka matanya.

"Untuk seorang peneliti sepertiku yang sangat jarang tidur, rasanya seperti habis melakukan hibernasi."

Merlin hampir menghabiskan sebagian besar waktu dalam hidupnya berada dalam laboratorium untuk meneliti sihir dan misteri dunia, yang semakin dilakukan semakin terhanyut dalam kesenangan dan membuat indranya akan waktu tumpul.

Setelah Merlin bangun, dia merasa sangat segar entah bagaimana, apakah itu karena sudah lama dia tidak tidur seperti manusia pada umumnya atau karena baru saja bertemu Sera setelah sekian lama. Pandangannya hanya bisa menatap atap pub, yang ruangannya saat ini sudah dipenuhi oleh cahaya matahari yang masuk dari jendela. Saat dia bangun, dia melihat Elizabeth terbaring disebelahnya.

"Apakah ini salahku?"

Merlin menatap Elizabeth sebelum memindai tubuhnya sendiri, merasakan beberapa jejak sihir beratribut cahaya yang meresapi tubuhnya.

"Terima kasih, Nee-nee." Merlin bergumam dengan suara rendah sambil tersenyum, sebelum ekspresinya tiba-tiba berubah menjadi serius. "Untuk mengeluarkan sihir yang berasal dari Klan Dewi begitu banyak ... ini benar-benar menjadi masalah. Yah, terserah. Aku yakin kita bisa melakukan sesuatu."

Blak!

"Merlin-san!"

Escanor dan yang lainnya tiba-tiba mendobrak pintu dan masuk dengan tergesa-gesa. Alasan kenapa mereka bisa tahu jika Merlin telah bangun pasti karena King merasakannya.

"Bisakah kalian mengetuk terlebih dahulu?" Merlin menatap datar pada mereka. Lagipula dia masih seorang wanita.

"Ugh, maaf Merlin-san." Escanor menggaruk kepalanya dengan kepala menunduk, ekspresi rasa bersalah memenuhi wajahnya.

"Merlin, apa yang terjadi padamu?" King segera bertanya.

"Zeldris merasakanku, kemudian dia menggunakan kekuatan Raja Iblis dalam dirinya untuk melukaiku dari jarak yang sangat jauh." Merlin menjawab sambil menghela napas, menyadari jika mungkin Raja Iblis melakukan hal yang sama untuk membunuh Meliodas. Dia kemudian menengok ke arah Elizabeth:

"Ojou harus terbaring karena penyembuhanku. Aku takut jika kesadarannya terhubung dengan Zeldris entah bagaimana." Merlin berkata lagi, kemudian dia menatap mereka: "Apakah kalian melihat sesuatu sebelum Ojou pingsan?"

"Apa maksudmu, Merlin?" Ban tidak berpikir ketika menjawab.

"Oh, aku melihat lambang Klan Dewi di kedua matanya." King memberitahu.

"Sudah kuduga." Merlin menghela napas sekali lagi setelah mengonfirmasi.

"Bukankah bagus kekuatan tersembunyi Elizabeth bangkit?" Diane mengatakannya dengan ekspresi senang dan semangat di wajahnya.

"Memang bagus disaat situasi saat ini, tapi ... tidak dengan dampaknya."

"Dampak?" Mereka semua bingung.

"Karena situasinya sudah seperti ini, aku akan mengatakan dua informasi penting untuk kalian."

Melihat ekspresi Merlin saat ini sangat serius, mereka semua mau tidak mau menelan ludah dalam kecemasan.

"Elizabeth-Ojou akan mati dalam tiga hari."

!!!

Informasi itu seperti bom bagi mereka semua, sebelum bertanya-tanya kenapa.

Saat Merlin dihujani pertanyaan, dia hanya mengangkat tangannya dan semua orang menjadi diam.

"Aku tadi bilang jika aku akan mengatakan dua informasi penting. Apa yang ingin kukatakan selanjutnya adalah ... Danchou sudah mati."

"....."

"Merlin, bercandamu terlalu berlebihan." Diane berkata.

"Ya, bagaimana kamu bisa mengatakan hal jahat begitu pada Danchou." King menambahkan.

"...." Merlin menatap mereka kosong, bertanya-tanya kenapa informasi yang menurutnya paling mengejutkan malah menjadi lelocon bagi mereka.

"Aku serius." Merlin juga memasang ekspresi serius diwajahnya agar tampak meyakinkan.

"Merlin-san, mereka tidak akan percaya karena aku telah memberitahu mereka jika aku telah melihat Danchou sebelumnya." Escanor memberitahunya dengan berbisik.

"Kau melihat Danchou lewat «Crystall Monitor»?" Merlin bertanya.

"Benar, Merlin-san. Ahh, maaf! Aku tidak sengaja sebelumnya....!" Escanor tampak kebingungan ketika menjelaskan.

"Aku mengerti."

Satu kata itu membuat Escanor mendesah lega dan membuatnya tenang kembali.

Merlin menatap mereka dan bersuara keras, "Danchou yang dilihat Escanor bukanlah Danchou yang kalian kenal, melainkan Meliodas sang Komandan Sepuluh Perintah Tuhan."

"Jadi benar, Danchou telah....!" Bam menggertakkan giginya.

"Bukankah Danchou adalah pengkhianat Klan Iblis? Tidak ada alasan untuk kembali pada mereka!" King berkata dengan kebingungan di wajahnya.

"Jangan mengambil kesimpulan terlalu cepat. Seperti yang telah kukatakan sebelumnya, Danchou telah terbunuh oleh Raja Iblis itu sendiri."

"Jangan bilang....!?"

Mereka menjadi memiliki pemikiran jika tubuh Meliodas saat ini dirasuki oleh Raja Iblis.

"Bukan seperti itu, sebenarnya itu berhubungan dengan kutukannya selama ini."

"Danchou telah dikutuk?!" Diane menyetukan keheranannya dengan keras.

"Seperti yang diketahui dari cerita King dan Diane sebelumnya, Meliodas adalah putra Raja Iblis, sementara Elizabeth adalah putri Dewa Tertinggi. Danchou dan Elizabeth adalah sepasang kekasih yang mencoba menghentikan Perang Suci di masa lalu. Marah karena tindakannya, kedua Dewa mengutuk mereka."

"Aku tidak tahu sampai seperti itu...!" King terkejut.

"Jelas, kalian berdua hanya tahu puncak gunung es dari Perang Suci yang sebenarnya."

"Kalau begitu, kenapa kau bisa tahu, Merlin?" tanya Hawk.

"Aku lahir sekitar 3000 tahun yang lalu. Karena itu, aku termasuk manusia yang mengetahui sejarah Perang Suci yang sebenarnya." Merlin mengungkapkan.

"Benar juga, Sepuluh Perintah Tuhan itu pernah mengungkapkan jukukanmu sebagai Putri Belialuin." Ban memberitahu.

"Itu sudah lama sekali." Merlin tersenyum dengan tatapan nostalgia. "Kita lanjutkan yang tadi, Danchou dikutuk oleh Dewa yang mengakibatkan Danchou mendapatkan kehidupan abadi dan tidak menua. Abadi disini bukan seperti milik Ban, tapi akan hidup kembali setelah mati. Itulah masalahnya, emosi Danchou akan direnggut setiap kali dia mati, dan semakin Danchou menggunakan kekuatannya maka dia akan semakin kembali secara perlahan-lahan sebagai Meliodas sang Komandan Sepuluh Perintah Tuhan."

"Apakah itu yang terjadi padanya sekarang?" King bertanya.

Merlin mengangguk.

"Bagaimana Raja Iblis bisa membunuhnya?!" tanya Ban menyentak.

"Aku tidak tahu, tapi saat Danchou terjebak dalam teknik Melascula, dia lengah dan dibunuh oleh Raja Iblis tanpa kusadari." Merlin menjelaskan.

"Sudah diputuskan, kita akan menyelamatkam Danchou!" Diane berseru.

"Sejak aku memberitahu kalian, kita memang akan menyelamatkannya. Tapi sebelum itu, aku ingin mengatakan pendapat jujurku mengenai Danchou kita."

"Merlin?" Elaine mengangkat alisnya karena jarang melihat Merlin begitu ekspresif.

"Meliodas adalah orang yang paling kuhormati di dunia ini." Merlin mulai berkata.

"Tentu saja, dia adalah kapten kita!" Diane berseru lagi.

"Danchou masih bisa riang terlepas dari semua penderitaan yang dia alami."

"Hah, Danchou menderita!?" Diane dan yang lain terkejut.

Merlin kemudian menatap Ban, "Aku minta maaf jika perkataanku menyinggungmu, tapi jika dibandingkan dengan Danchou, penderitaanmu hanyalah lelucon."

Ban tertegun oleh perkataannya, dia sangat memahami apa yang dimaksud Merlin. Akhir-akhir ini dia sering mengeluh tentang kaptennya dan juga tentang kekasihnya, Elaine, yang keadaannya sekarang berada dalam ambang batas hidup dan mati. Dia juga sudah tahu jika Melascula telah dikalahkan, tapi Elaine tetap masih ada di dunia ini yang merupakan anomali.

Zaratras bisa bertahan begitu lama juga sudah merupakan hal yang aneh, tapi berkat penyembuhan Elizabeth terhadap Elaine, Elizabeth menjadi sangat lemah karena sering menggunakan kekuatannya.

Oleh karena itu, Ban sangat marah oleh perkataan Merlin saat nasibnya diadu dengan Meliodas.

"Kau tidak mengerti apa yang kurasakan, apa kau tahu bagaimana rasanya kehilangan gadis yang kau sukai dua kali?!" Ban bertanya dengan marah.

"Ban, hentikan!" Elaine memeluk lengan Ban sambil melototi Merlin, tapi karena itu Ban perlahan menjadi tenang.

Meski begitu, Merlin tetap memasang wajah acuh tak acuh. "Aku tidak tahu perasaanmu, tapi ... kau bahkan tidak tahu apa yang terjadi pada Danchou. Itu ada hubungannya dengan kutukan yang menempel pada Elizabeth-Ojou. Sebagai pasangan Meliodas, dia dikutuk oleh Dewa dengan reinkarnasi sebagai manusia secara berulang-ulang, dengan nama dan wajah yang sama. Dan setiap kali Elizabeth mendapatkan ingatannya dan kekuatannya, dia akan mati tepat didepan mata Meliodas dalam waktu tiga hari. Aku sudah tidak tahu berapa kali Danchou menderita melihat Elizabeth terbunuh didepan matanya, dan itu terjadi selama 3000 tahun terakhir."

"..." Semua orang terkejut dengan perkataannya, sebelum....

"107 kali."

"Hah, Elizabeth-chan. Kau baik-baik saja?" Hawk bertanya.

Elizabeth bangun dari temlat tidurnya dan berkata, "Aku baik-baik saja."

Merlin menatapnya dengan curiga dan memutuskan untuk bertanya, "Apakah kamu Elizabegh ke-107?"

"Ya, Merlin. Sudah lama."