webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Penghinaan Protagonis

BOOM!

Kekosongan terkoyak saat pemandangan runtuhnya alam semesta diproyeksikan seperti ilusi. Tidak jelas apakah pemandangan itu nyata atau tidak tapi orang yang terjebak di dalamnya harus mengalaminya secara nyata.

Bintang-bintang di mata Phina berputar hingga ekstrem, mengaduk segala isi semesta, dan menghancurkannya dalam tingkat kosmik.

Fiuh!

Mulut Phina terbuka, mengeluarkan hembusan dingin yang membuat suhu di sekitarnya turun.

Saat ini, dunia berjalan kembali normal, seolah semua pemandangan kiamat sebelumnya tidak pernah terjadi.

"A-Apa itu?!"

Mata Chen Yang membelalak karena ketakutan, kakinya menggigil sampai tidak bisa menahan berat tubuhnya lagi, menyebabkannya jatuh ke lantai dengan memalukan.

"Napas itu...!?"

Bahkan Master Tua yang berada dalam liontin terkejut dan takut karena tekanan tak terlihat yang baru saja menimpa mereka.

"Apa kamu mengetahuinya, Master Tua?!" Chen Yang buru-buru bertanya.

"T-Tidak ... jika kuingat ada sebuah legenda yang mengatakan bahwa terdapat sebuah fisik unik yang mampu meminjam kekuatan bintang dan alam semesta. Tapi ... yang ini jelas jauh lebih kuat! Dia bisa menciptakan alam semesta dan menghancurkannya sendiri!" Fang Jian berkata dengan teror dalam nadanya.

"A-Apa konsep tidak masuk akal itu?" Chen Yang tergagap, kali ini merasa terkejut karena mendengar sesuatu yang tidak terduga.

Pada saat ini, dia sangat iri pada seorang anak berusia lima tahun karena memiliki fisik yang lebih unggul dari pada dia. Jika bisa, dia ingin mempunyai fisik yang lebih kuat dari itu.

Lagipula, meski fisiknya terbangunkan secara paksa, tapi jenis fisik miliknya masih sangat kuat, bahkan dia belum pernah menemukan fisik yang lebih kuat dari miliknya.

Hanya saat inilah dia menyaksikan sebuah fisik tertinggi, yang paling kuat yang pernah dia temui.

Chen Yang memiliki fisik bernama Nine Dragon Heavenly Swallowing, yang mana fisik itu bisa menjadi lebih kuat saat Chen Yang mengonsumsi darah naga. Tidak hanya itu, kekuatan fisiknya juga menjadi sama kuatnya dengan para naga.

Dia memiliki fisik seperti itu karena sebuah warisan yang dia dapat dari makam kuno, yang dicurigai sebagai makam para naga. Dengan kesulitannya menuju ke sana, dia berhasil melewati semua rintangan dan pada akhirya memenangkan warisan.

Terlebih lagi, fisik itu tidak hanya kuat di kekuatan murni, tapi energi spiritual yang dikandungnya sangat murni dan mendominasi. Dia juga bisa mengonsumsi konstitusi dari makhluk selain naga tapi manfaat yang di dapat akan jauh lebih sedikit. Kecuali jika itu berasal dari binatang mitos seperti qilin, gagak emas, dan lain-lain.

Bagaimanapun fisiknya sangat kuat, tapi saat ini Chen Yang merasakan ketidakpuasan yang sangat besar jika dihadapkan dengan Phina.

Apalagi, mata gadis kecil itu seolah sedang memandangnya seperti seekor semut. Hal itu membuatnya sangat tidak mau dan marah yang menghasilkan berbagai emosi rumit tercampur dalam hatinya.

"Chen Yang! Kendalikan dirimu! Kau tidak boleh gegabah saat ini!" Fang Jian berteriak dari liontin, memperingatkannya dengan keras.

Mendengar peringatannya, Chen Yang segera mengendalikan dirinya dan menjadi tenang. Pada saat ini, dia memiliki ide yang berani dan kejam.

Phina benar-benar memikat matanya, dia ingin memiliki gadis kecil itu. Berdasarkan situasinya saat ini, dia bisa melihat jika Phina masihlah seorang anak yang paling tidak berusia lima tahun.

Dia ingin memikatnya entah bagaimana, apalagi dengan kepribadiannya yang ramah pada anak-anak, dia sangat yakin bisa mendekatinya. Pernah ada suatu waktu dia tersesat di sebuah desa dan pada akhirnya menjadi sangat akrab dengan anak-anak di sana.

Pemikiran seorang anak biasanya sangat sederhana.

Kemudian, langkah paling penting adalah dia harus menyingkirkan pria yang diduga menjadi Ayah dari anak itu. Sebenarnya, ini sangat kejam tapi Chen Yang tidak peduli lagi, karena siapapun yang ingin menghalangi jalannya menuju ke puncak harus siap akan konsekuensinya.

Pada akhirnya, itu menjadi hal yang tidak masuk akal lainnya. Chen Yang yang membuat masakah, tapi orang lain lah yang harus menderita karenanya.

Jika ide itu tidak berhasil, maka dia akan menjadi lebih kejam lagi. Dengan keunikan fisiknya yang bisa menyerap konstitusi milik orang lain, tidak ada pilihan lain lagi, dia akan mengorbankan sebuah anak berusia lima tahun.

Chen Yang tidak percaya anak seusia itu bisa menjadi sangat kuat. Bagaimanapun, meski bakat Phina jelas jauh lebih hebat dari miliknya, tapi dia telah berkultivasi lebih lama.

Adapun kepada siapa dia akan menyalahkan kejadian ini, dia bisa menyalahkannya ke pria lusuh itu. Dengan kata-katanya, dia bisa mendapat kepercayaan kecantikan salju itu secara perlahan.

Apalagi, jika rencana pertama berhasil, dia bisa mendapatkan dua hal yang dia inginkan.

Gadis kecil dan Ibunya.

Benar-benar melempar dua burung dengan satu batu.

Sayangnya, jika Fang Jian mengetahui apa yang dia pikirkan, jiwanya yang sudah tua pasti akan muntah darah karena marah. Biasanya, yang menavigasi pergerakan saat Chen Yang sedang mencari peluang adalah dia, bagaimana jika pemuda yang terlalu percaya diri itu mencoba mencari jalan keluarnya sendiri?

Chen Yang akan bersikap sok pintar saat membuat rencana.

Bakatnya dalam pertempuran memang mengerikan, tapi dia tidak memiliki sel otak untuk berpikir.

Bagaimanapun, Fang Jian tidak tahu, dan mengira jika Chen Yang tersenyum saat ini berarti dia sudah mengembalikan ketenangannya dan kepercayaan dirinya.

Saat itu, Chen Yang bangkit dari lantai dan menangkupkan tangannya ke Yin Mei. "Aku minta maaf jika telah menyinggung senior, tapi Anda tidak boleh begitu saja menyerang saya tanpa alasan."

Atas tanggapannya, Yin Mei memandang Chen Yang seolah-olah dia idiot. Hal itu membuat ekspresi Chen Yang terganggu, tapi dia masih memaksakan dirinya untuk tenang.

"Kalau begitu, bolehkah aku mengetahui nama kalian?" Chen Yang bertanya.

Seketika suasana menjadi hening.

Yin Mei tidak tahu harus menjawab apa, bahkan dia tidak tahu apakah dia diijinkan menjawab atau tidak. Bagaimanapun, keputusannya saat ini dipegang oleh tatapan mata Phina.

Yin Mei harus mengakui jika Chen Yang memiliki keberanian tinggi, yang temperamen itu sangat dia sukai. Untuk seleranya itu, hal itu melibatkan masa lalu, dan dia sedang tidak ingin mengingatnya.

Sekarang, dia tidak tahu apakah harus tertawa atau menangis. Sebenarnya meski Chen Yang agak menarik minatnya, tapi dia lebih ingin mengusirnya.

Tidak, dia ingin membunuhnya.

Jika saja tidak ada Penguasa Kekacauan, sekarang dia harus bertindak sebagai pelayan atas identitasnya yang merupakan pemilik paviliun. Yin Mei hanya tidak tahu jika dia bisa memiliki pemikiran itu karena rasa takutnya terhadap Penguasa Kekacauan. Apalagi, dia telah menemukan terornya yang baru.

Phina.

Hanya dari sebuah tatapan bisa membuatnya tidak berani bergerak. Bukan karena dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya, tapi tubuhnya telah menyerah karena rasa takut.

Pergerakannya yang sangat terbatas ini membuatnya mengasihani Chen Yang yang terpaksa dia abaikan.

Ini seperti Phina sedang bermain-main dengan seluruh situasi.

Gadis kecil itu mengendalikan pergerakannya melalui sebuah tatapan. Akibatnya, Chen Yang menjadi lebih malu.

Asheel sekali-kali menyuapi putrinya secara perlahan, sedangkan Sera sedang tersenyum melihat keharmonisan suami dan putrinya. Mereka mengabaikan kehadiran Chen Yang dari awal hingga akhir, bahkan saat pemuda itu berusaha mencari perhatian dengan bersikap sopan.

Chen Yang menggertakkan giginya, wajahnya hijau dan merah, dipenuhi oleh kemarahan dan rasa malu. Bagaimanapun, diabaikan terang-terangan seperti ini adalah penghinaan yang lebih menyakitkan dari pada saat dia dihina oleh massa.

Bahkan saat Chen Yang membuat masalah, dirinya selalu menjadi pusat perhatian, berangsur-angsur membalikkan keadaan dan menjadi objek kekaguman banyak orang. Mungkin, hanya para Tuan Muda itu yang akan membencinya sampai mati.

Tapi saat ini...!

Chen Yang tidak bisa menjelaskan perasaannya dengan sebuah perkataan.

"Jika kalian masih mengabaikanku, jangan salahkan aku karena bersikap tidak sopan!"

Ceritanya berjalan lambat lagi, sebenarnya aku ga bisa mikir apa-apa lagi, ga ada motivasi juga...

Nobbucreators' thoughts