webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Penghancuran Dimensi

Outer God yang dibawa oleh Tuan Muda Yogghgod bukan hanya kultivator dan Buddha, tapi terdapat banyak ras lain seperti iblis, naga, seraph yang telah jatuh, dan lain-lain.

Saat ruang isolasi dibuka dan Asheel masih berada dalam wujud Chaos Beast melangkah ke High Abyss, yang dihasilkan hanyalah kehancuran.

Tidak seperti celah Omniverse, High Abyss memiliki struktur energi yang jauh lebih tenang. Energi di celah Omniverse sangat kacau hingga sering menciptakan badai kaleidoskop.

Sekarang, High Abyss berada dalam masa kehancuran dengan keberadaan Asheel di sekitar.

BOOM! BOOM! BOOM! BOOM!

Ledakan beruntun terjadi setiap kali Asheel melangkah. Apakah itu galaksi atau planet, semuanya musnah seketika.

Itu bahkan baru berjalan menuju tempat tujuannya, tapi Asheel tidak bisa melakukannya dengan tenang karena dia menghancurkan semua yang ada dilintasinya.

Banyak makhluk hidup yang tinggal di berbagai galaksi itu mati. Bahkan sebelum mereka bisa meramalkan akhir dunia, yang terakhir sudah mendatangi mereka.

BAM!

Sebuah retakan yang sangat besar menjalar di sekitar tempat Asheel berjalan. Retakan itu jauh lebih besar karena ukurannya mampu melampaui kosmik, dan di sisi lain retakan adalah celah Omniverse.

Retakan terus menjalar hingga memenuhi semua pandangan orang yang melihat.

Asheel melangkah lagi, lalu sebuah ledakan yang sangat menakutkan terjadi ketika distorsi ruang dan waktu menjadi sangat kacau. Dimensi itu tampak terpelintir sejenak sebelum benar-benar pecah.

Hanya dalam beberapa langkah, Asheel sudah menghancurkan sebuah dimensi di High Abyss. Asheel bahkan tidak mengedarkan energi kekacauannya, tapi hanya karena aura yang keluar darinya tidak bisa ditekan dengan benar, dimensi itu hancur.

Dalam wujud ini, aura kekacauan akan terus memancar dan tidak akan bisa Asheel kendalikan. Bahkan materi Anti-Chaos tidak akan bisa memengaruhi semua aura yang keluar darinya.

Dimensi itu berisi puluhan ribu alam semesta di dalamnya, tapi hancur karena Asheel melewatinya.

Segera, Asheel melangkahkan kakinya lagi.

"Tepat di depan."

Asheel merasakan banyak aura kuat berkumpul di dimensi pararel yang diciptakan oleh sosok perkasa di sana.

Asheel meraihnya, dan...

BOOM!

Dimensi pararel itu terkoyak dan langsung hancur, memunculkan orang-orang yang berada didalamnya.

Orang-orang itu sangat unik karena mereka memiliki sayap emas di punggung mereka.

"Gagak emas berkaki tiga?" Asheel mengangkat alisnya, dan sebelum orang-orang itu bisa mencoba berbicara dengannya, Asheel sudah menyapu mereka semua dengan energi kekacauan.

Ratusan ribu orang musnah seketika.

"Hari ini aku sudah memusnahkan 200.000 jiwa yang kuat." Asheel menghitung jumlah orang yang hari ini dia bunuh sebagai bentuk penghiburan diri. "Lanjutkan."

Asheel lalu merenggangkan ruang dimensi, dan setelah sebuah celah yang cukup besar dimasuki olehnya tercipta, dia melompat ke dalamnya.

Asheel akan menghancurkan dimensi kedua!

...

Alam yang lebih tinggi.

"Apakah tidak apa-apa mengorbankan beberapa dimensi hanya untuk membersihkan sedikit sampah seperti mereka?"

Seorang wanita dengan rambut putih salju dan mata merah berkata pada pria tampan di sampingnya.

"Apa? Menurutmu aku akan menyianyiakan dimensi berhargaku hanya untuk anak itu bermain-main?" Pria tampan itu yang merupakan Supreme One mengangkat alisnya.

"Jadi tidak? Kupikir kamu membuat Ash-chan tenang dengan membuatnya menghancurkan beberapa dimensi. Kamu bahkan memempatkan Meido disana, yang hanya memperburuk suasana hati Ash-chan, kan?"

Supreme One mengangguk pada Lucia. "Teknik budidaya melalui penyerapan inti dimensi sudah menyebar di Omniverse. Banyak orang yang Asheel-kun musnahkan mengetahui teknik itu. Sejak awal, aku sudah berniat mencabut masalah itu dari akarnya."

"Apakah itu benar-benar akan berhasil?" Lucia meragukannya. Lagipula, keberadaan Outer God seolah-olah memiliki jumlah tak terbatas, untuk menyebutnya mencabut masalah sampai ke akarnya cukup mustahil untuk dilakukan. Mereka bisa mewarisi teknik itu dari generasi ke generasi dengan berbagai metode yang bisa menipu Dao Surgawi. Oleh karena itu, menyelesaikan semua masalah sekaligus terbilang agak tidak mungkin karena mereka bisa menyembunyikannya dari deteksi.

"Tenang saja, sementara Asheel-kun memusnahkan orang-orang yang mengetahui teknik itu, Administrator D akan menulis ulang riwayat Omniverse tentang itu. Jadi teknik penyerapan inti dimensi tidak akan bisa muncul ke Omniverse lagi." Supreme One menjelaskan.

"Begitu. Tapi apa kamu mempercayai Administrator itu begitu saja?" Lucia cemberut padanya, tidak menyembunyikan fakta jika dia juga tidak menyukai D, seperti putrinya.

"Haha, wanita itu adalah orang yang menarik, sangat menarik yang bahkan aku tidak boleh dengan gegabah menaruh tanganku diatasnya. Sayang sekali dia sangat malas dan mudah bosan. Di seluruh alam tak berujung ini, mungkin hanya Asheel-kun yang bisa memuaskannya, bagaimanapun mereka berdua sudah terikat." Supreme One menggelengkan kepalanya.

"Bahkan sampai segitunya?" Lucia mengerutkan kening.

Supreme One hanya menutup matanya dan mengangguk. Sebenarnya, alasan dia takut kepadanya juga sama seperti Asheel. Dia yakin jika D mempunyai beberapa rahasia pribadi tentangnya.

Bahkan jika Supreme One adalah pencipta sekalipun, dia telah memanifestasikan dirinya sendiri hingga tampak manusiawi, yang dalam prosesnya memakan waktu yang sangat lama, bahkan terlalu lama yang lebih lama dari pada saat Asheel menumbuhkan kemanusiaan dari nol.

Karena dia juga mengembangkan kemanusiaan, dia juga bisa merasakan perasaan manusia; seperti malu, sedih, marah, dan lainnya. Tapi karena itu, Supreme One juga memiliki kelemahan yang dimiliki manusia, dengan demikian D bisa membacanya dengan mudah. Meski begitu, Supreme One tidak menyesali dirinya yang mendaki menuju jalur kemanusiaan.

Tapi bukan itu yang paling menakutkan tentang D. Supreme One tidak mampu meramalkan kelahiran makhluk abyssal, yaitu D. Seolah-olah D bisa mewujudkan keberadaannya kapan saja tanpa bisa terdeteksi olehnya.

"Omong-omong, kamu bahkan menggunakan anakmu sendiri untuk dikorbankan dalam masalah ini. Apakah kau juga akan menggunakan Sera-chan seperti itu juga?" Lucia tiba-tiba menyipitkan matanya saat mengatakan kalimat terakhir.

"Haha, tidak mungkin, tidak mungkin!" Supreme One buru-buru menggelengkan kepalanya sambil memaksakan senyumnya. "Jika aku sedikit saja menyentuh Sera-chan, aku akan dipukuli oleh Asheel-kun. Itu menakutkan tahu. Terlebih lagi, Asheel-kun baru-baru ini tumbuh lebih kuat, yang bahkan kekuatannya semakin mendekatiku."

"Tentang itu, antara kamu yang memperlakukan Ash-chan secara spesial atau apakah kamu yang takut padanya? Biasanya, kamu bahkan akan turun tangan saat ancaman besar seperti Ash-chan muncul. Aku tidak tahu yang mana?"

"Itu ... ehh, aku juga tidak memahaminya. Seolah-olah aku telah terikat dengan Asheel-kun. Kami seperti dua sisi koin yang berbeda. Tentangnya yang merupakan ancaman, aku juga tidak berdaya mengenai masalah itu. Jika itu normalnya, aku sudah menyingkirkan Asheel-kun sejak lama....."

"Demi kepentingan Omniverse kesayanganmu, ya." Lucia tersenyum sebelum melanjutkan, "Ash-chan memang berbeda. Jika kamu menyingkirkannya, maka hanya membuat masalah yang lebih besar. Alam Kekacauan bisa tidak terkendali dengan ketidakhadirannya. Kamu tidak memiliki pengaruh di atasnya. Kasus masalah ini mungkin akan berakhr cukup klise, seperti ... kamu yang akan mengorbankan diri untuk menahan Alam Kekacauan. Semacam itu."

"Asheel-kun melakukannya dengan baik sejauh ini. Berkatnya, aku tidak perlu melakukan hal-hal begitu banyak. Yah, aku bahkan tidak perlu berkorban, hehe."

"....Bagaimanapun, aku telah mengecewakan Ash-chan. Apa yang kamu lakukan jika Ash-chan merebutku darimu?"

"....." Supreme One terdiam, ekspresinya tenang tapi dia tampak memikirkan banyak hal. "Yah, ini merupakan kesalahanku. Aku tidak akan berbuat apa-apa jika itu tergantung keputusanmu."

"Serius?"

"Sangat serius."

Lucia menatap Supreme One dengan penuh kasih. "Sayang, setelah menjadi begitu tampan, apakah kamu tidak mencintaiku lagi?"

"Apakah aku bahkan pernah mencintaimu?"

Perkataannya mungkin terdengar menyakitkan bagi seorang wanita yang mencintai kekasihnya, tapi Lucia hanya menutup matanya sambil tersenyum. "Mungkin ini akan tidak adil pada wanitamu yang lain, tapi itu sudah cukup selama kamu memberikan perhatian padaku. Bahkan jika kamu melakukan ini karena pernah menyesali keputusanmu atau mungkin karena kamu ingin mengikat Ash-chan dan Sera-chan melalui aku."

Luciana sejak awal sudah tahu, Supreme One tidak pernah mencintainya. Bahkan jika mereka terlihat mesra, itu hanya bentuk penghiburan diri bagi Supreme One sendiri. Konsep cinta tidak pernah ada bagi Supreme One, karena dia bukan orang yang bisa mencintai, bahkan saat dia bisa berekspresi. Setidaknya belum.

Jika dilihat dari prioritasnya, Supreme One lebih mementingkan Omniverse ketimbang istri dan anak-anaknya. Tujuan keberadaan Supreme One sejak awal hanyalah untuk menciptakan dan melestarikan dunianya sendiri, yaitu Omniverse.

Tentang dia yang memiliki keturunan dan ikatan pada orang-orang hanya bentuk penghiburan dalam prosesnya. Dia sudah mampu melenceng dari asal keberadannya dengan menjadikan dirinya lebih manusiawi, jadi membuat keturunan merupakan suatu keharusan baginya.

"Nah, sekarang mari kita fokus kembali pada keadaan Omniverse saat ini. Meski sempat terguncang karena Asheel-kun, tapi itu masih bisa memperbaiki dirinya sendiri." Supreme One bertepuk tangan.

"Berapa banyak dimensi yang kamu korbankan kali ini?" tanya Lucia.

"Tiga persen dimensi di tingkat yang lebih tinggi," jawab Supreme One.

"Sangat banyak?"

"Tenang saja, kami sudah memilihnya dengan cermat. Dimensi yang dilewati Asheel-kun berisi para Outer God, dan kami sudah memastikan jika dimensi yang ditempati oleh mereka saat ini sedang menuju masa penciptaan kembali.

"Semuanya sudah diatur."

Aku tidak tahu bagaimana cara membawakan sosok pencipta seperti Supreme One. Bijaksana? Kakek tua?

Yah, daripada orang tua yang membosankan, saya lebih memilih pria tampan yang memiliki sifat seperti Merlin dari Fate.

Omong-omong, satu hal penting lagi. Aku telah MENGACAUKANNYA!

Ini tentang Alyssa. Di chapter sebelumnya, Alyssa sudah ada sejak Sera belum lahir, tapi saat chapter turnamen kemarin, Alyssa adalah orang yang memenangkan pertandingan.

Saya benar-benar lupa saat itu.

Thx

Nobbucreators' thoughts