webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Pantai 2

Sebelum mendaki, mereka bertiga mampir ke kios di sekitar pantai dan membeli beberapa camilan. Membawa sosis di tangannya, mereka meniupnya sebelum menggigitnya. Rasa minyak dan saos yang menempel di tenggorokan menimbulkan sensasi ingin menggigitnya lagi.

"Lumayan," Asheel berkomentar menikmati makanannya.

"Tidak sebesar milikmu." kata Sera menatap Asheel dengan tatapan berbeda.

"Apa?" Asheel terlihat bingung. Dia melihat Sera yang sedang menatap tubuh bagian bawahnya. "Anda bermain-main dengan benda berbahaya, nona."

"Hmmptt!" Sera mendengus lalu menatap Albedo. "Albedo, ayo kalahkan orang ini malam nanti!"

Albedo tersipu mendengarnya dan mengangguk malu-malu.

"Kenapa jadi membicarakan hal itu?" Asheel berkomentar dari samping.

"Bukankah karenamu?!" kata Sera dengan cemberut.

"Apakah aku terlalu menawan?!" Asheel berkata pada dirinya sendiri saat salah satu tangannya menyentuh dagunya.

"Apa apaan itu?! Tidak tahu malu!"

"Ya, ya!" Asheel hanya menggelengkan kepalanya tanpa daya.

...

"Cukup jauh," kata Asheel saat sampai di depan garis start tangga.

"Apakah kamu masih mengeluh setelah sampai sini?!" Sera berkata sambil menyilangkan lengannya ke depan.

"Bukankah kamu yang mengeluh?" Asheel mengangkat alisnya.

"Diam saja, ayo naik!" Sera menarik mereka berdua.

Mereka bertiga naik ke atas tebing pantai menuju kuil kecil di sana melalui tangga batu yang sudah tersedia. Setelah beberapa menit kemudian, mereka akhirnya sampai di atas.

"Woah, pemandangannya bagus di sini!" Asheel berkomentar setelah melihat sekeliling. Dari atas dia bisa melihat ombak yang dari waktu ke waktu menabrak tebing sehingga menciptakan cipratan air yang indah.

"Lihat, Asheel-sama! Semuanya terlihat dari sini!" Albedo menunjuk ke arah para Pleiades dan Guardian yang sedang bermain. Mereka lalu melambaikan tangannya ke arah mereka. Yang di bawah merasakan tatapannya juga balas melambai.

"Mereka bersenang-senang," gumam Asheel. "Karena kita sudah sampai disini, ayo foto bersama!"

Lagi-lagi, Asheel mengeluarkan kamera entah dari mana dan mulai mengambil gambar mereka tanpa ragu-ragu.

"Hey, kita harus melakukan pose!" Sera cemberut. Saat ini dia memakai jaket yang dibiarkan terbuka memperlihatkan sebagian bikini dan kulit pucatnya. Dia lalu memakai topi matahari yang selalu di bawanya.

"Albedo, kemarilah! Biarkan Asheel mengambil foto kita!"

"Y-ya, Sera-sama!"

"Heh, aku harus ikut setelah ini," kata Asheel sebelum mengambil gambar mereka. "Chees!"

"Bagaimana?" Asheel lalu menunjukkan hasilnya kepada mereka.

"Lumayan, kamu cukup baik!"

"Asheel-sama, saya ingin foto dengan Anda berdua." Albedo meminta ke Asheel sambil tersenyum.

Asheel menghela nafas lalu menatap gadis lainnya, "Sera, tolong!"

"Perlakukan aku sama setelah ini!"

"Baik, baik!"

"Siap? Cheess..." Sera mengarahkan kameranya pada mereka berdua sebelum menekan tombolnya. "Sekarang giliranku!"

Mereka melakukan berbagai macam pose bersama-sama saat mengambil gambar. Beberapa saat kemudian mereka selesai dan Asheel mengingat tujuan awalnya.

"Benar, mari kita kunjungi kuil itu. Mungkin ini akan memberi kita kejutan."

Sera hanya diam saat dia melirik kuil di pandangannya. Dia sudah tahu apa yang dimaksud Asheel saat merasakan beberapa energi terkonsentrasi di sana.

Mereka berjalan menuju kuil dan segera setelah itu mereka sudah berada di depannya.

"Kuil ini sangat kotor dan tidak terawat, kita kembali saja Asheel-sama." Albedo memandang sekelilingnya dengan jijik saat melihat kuil itu.

"Sebentar, sebentar.." Asheel segera menggunakan sihirnya dan dalam sekejap, semua kotoran dan sampah itu lenyap. Rumput liar dan lumut-lumut yang menempel di berbagai tempat juga menghilang. Bahkan kerusakan di kuil lenyap tak tersisa seolah-olah bangunan itu baru saja dibangun.

"Kenapa repot-repot, Asheel-sama?" Albedo cemberut saat bertanya.

"Aku hanya ingin melakukannya, makhluk kecil itu akan menjaga pantai ini setelah aku memberikan berkatku. Yah, kuharap." Asheel berkata dengan santai lalu mengeluarkan sosis yang dia beli tadi dan meletakannya di depan kuil. "Aku tidak tahu apakah dia akan memakannya?!"

"Apakah urusanmu telah selesai?" Sera berkata dari samping, dia hanya menonton dari tadi.

"Ya, ya! Ayo kembali!"

"Hmm!" Sera bersenandung ringan saat dia menggenggam tangan Asheel dan berjalan bersama-sama.

"Sojiro.." Asheel bergumam sebelum melihat ke belakang.

...

Setelah Asheel, Sera, dan Albedo pergi, sosok kecil melompat dari kuil dan melihat sekelilingnya. Itu adalah makhluk berbulu di seluruh tubuhnya yang menjadikannya berbentuk bulat saat dilihat dari luar.

Dia terus menengok sepanjang waktu sebelum memastikan tidak ada yang melihatnya. Dia melompat-lompat ke depan menunu depan kuil dan melirik sosis panggang di depannya.

"Kyu, kyu..."

Makhluk itu mengendus sosis di depannya sebelum melemparkannya ke atas dengan mulutnya. Dia menangkap sosis yang jatuh lagi dengan mulutnya dan setelah membetulkan posisinya, dia segera melahapnya. Dia melakukannya beberapa kali untuk memakan sosis-sosis itu.

"Kyu, kyu.."

Makhluk itu tampak senang saat punggungnya menempel ke tanah dan mengayunkan tubuhnya ke arah depan dan belakang berulang kali. Perutnya tampak besar saat senyum puas terlihat di wajahnya.

Diam-diam terukir nama kuno bertuliskan 'Sojiro' di dalam jiwa makhluk itu. Benar, Asheel memberinya nama sebelum makhluk itu seharusnya berevolusi, dan mengukir tugasnya untuk melindungi wilayah sekitar pantai ini.

...

'Sojiro, aku tidak tahu apa yang baru saja akan aku timbulkan dari sini. Nah, yang akan terjadi biarlah. Juga, tampaknya makhluk imut itu sangat pemalu setelah aku memperlakukannya.' Asheel tersenyum saat merasakan Sojiro yang memakan sosis yang ditinggalkannya.

"Sebelum kita pulang, kita harus foto bersama terlebih dahulu!" Sera mengusulkan dengan riang.

"Tapi bagaimana? Di sana terdapat banyak orang, kita tidak bisa menggunakan Shadow Demon lagi." Albedo berkata dengan cemas di sampingnya.

"Terserah, kita akan meminta orang acak di sana untuk mengambil foto kita."

Sebelumnya, mereka mengambil foto mereka bertiga menggunakan Shadow Demon yang dipanggil Albedo. Jadi mereka tidak bisa melakukannya lagi di tempat yang ramai sejak penampilan Shadow Demon terlihat menyeramkan.

"Ayo lakukan itu!"

Mereka segera turun dan bergabung dengan grub di bawah. Semuanya langsung menghampirinya dan menanyakan pertanyaan masing-masing.

"Asheel-sama, apa yang baru saja Anda lakukan di atas sana?"

Asheel mengangkat bahu saat ditanyai. "Aku hanya jalan-jalan bersama Sera dan Albedo."

"Lain kali, Anda harus mengajak kami!"

Melihat semua orang menatapnya dengan mata berharap, Asheel hanya mendesah dan mengangguk.

"Baik, lain kali!"

"Bagaimana, apakah kalian semua sudah selesai?" Asheel bertanya. Semua orang mengangguk dan dia melanjutkan. "Kalau begitu, kita akan pergi ke Kyoto malam ini!"

""Baik!""

Semua orang berkemas dan kembali ke dalam bus. Setelah itu, mereka berangkat menuju Kyoto sampai hari terlihat larut.

Sebelum ke Kyoto, mereka pergi ke pusat perbelanjaan di Osaka untuk membeli beberapa barang dan suvenir.

Sementara itu, Asheel hanya jalan-jalan sendiri tanpa khawatir. Berkeliling mencari makanan enak dan beberapa hal yang membuatnya menarik. Padahal dia hanya tidak ingin terlibat dalam urusan wanita saat berbelanja.

Osaka adalah surga belanja dengan beberapa distrik perbelanjaan terkenal yang menjual segala sesuatu mulai dari mode terbaru, suvenir menarik, dan elektronik canggih hingga produk makanan segar, barang interior rumah, peralatan dapur, dan mainan. Baik itu barang murah atau merek kelas atas, ada toko di Osaka yang memiliki apa yang Anda cari. 

Asheel tidak terlalu tertarik dengan teknologi dan hal lainnya, tetapi lebih ke makanan. Makanan adalah hal yang membuatnya lebih manusiawi dan dia tidak akan pernah bosan dengan itu.

Bahkan, dia pernah berkeliling di beberapa dimensi hanya untuk mencoba berbagai makanan. Contohnya; dunia di mana bahan makanan di sana sangat kuat, dan semakin sulit di dapat maka semakin enak rasanya, beberapa bahkan mempunyai efek positif pada tubuh. Asheel sudah mencoba berbagai makanan dan harus diakui, beberapa memiliki ke khasannya masing-masing tidak peduli dengan tingkat kelezatannya.

Jika Anda bertanya apa yang paling disukai Asheel di antara makanan-makanan itu, tentu saja dia akan menjawab; Ramen!

Ramen seringkali menampilkan variasi rasa yang tidak kalah enak dengan aslinya. Tidak peduli apakah itu instan atau ramen dari warung, semuanya akan terasa enak!

Memikirkan ramen, dia mempertimbangkan apakah akan membangun toko ramen di sebelah kafenya. Membayangkan dirinya menjadi penjual ramen sangat menarik minatnya, apalagi saat dunia ini memiliki hal supernatural.

Ramen empedu naga, ramen daging phoenix, nessie, dll. Asheel menggelengkan kepalanya dan akan memikirkannya nanti.

Maka, waktunya di Osaka, Asheel hanya berkeliling mencoba memakan berbagai makanan di sana.

Thx

Nobbucreators' thoughts