webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Ophis vs Sepuluh Perintah Tuhan 1

Setelah Meliodas dipindahkan oleh Merlin, dia disambut oleh beberapa orang di sana.

Berdiri di atas pohon mati dan tampak layu itu, anggota Sepuluh Perintah Tuhan langsung merasakan keberadaan Meliodas yang baru saja tiba.

Mereka adalah Zeldris, Gloxinia, Drole, Grayroad, Melascula, Galand, Derieri, Monspeet, Estarossa dan Fraudrin yang saat ini merasuki tubuh Dreyfus, yang mana Dreyfus sendiri adalah Ksatria Agung dari Kerajaan Liones.

"Yo!" Meliodas langsung menyapa mereka setelah mendarat di sana.

"Meliodas!" Zeldris menggeram setelah melihatnya muncul entah dari mana.

"Tahan!"

Sebelum Meliodas bisa menyapa mereka lebih jauh, sosok menjulang Galand muncul di depan Meliodas, menghalangi pandanganya.

"Tidak ada yang boleh menyentuhnya, dia targetku." Galand dengan sombong memperingatkan semua orang. "Aku akan menjadi orang yang menghabisinya!"

Sepuluh Perintah Tuhan lainnya tidak berkata apa-apa dan hanya mempersilahkan Galand mengujinya.

Saat tubuh tinggi Galand membungkuk sambil mencondongkan mukanya ke depan tepat didepan wajah Meliodas, yang terakhir langsung memukulnya ke samping.

Galand terlempar dan menggelinding beberapa kali ke tanah sebelum Meliodas tiba-tiba muncul di atasnya lalu menginjak tubuhnya, menciptakan kawah kecil dalam prosesnya.

Galand segera bangkit setelah Meliodas melompat mundur.

"Begitulah seharusnya! Aku akan kecewa jika kau menunjukkan sedikit perlawanan." Galand masih saja memprovokasinya sambil memegang erat senjatanya.

"«Chaotic Judgement»!"

Galand mengayunkan halberd-nya ke sekitar, berusaha menyerangnya tapi Meliodas hanya menghindari semua tebasannya.

Meliodas membalasnya dengan memukulinya bertubi-tubi, lagi dan lagi, sampai Galand benar-benar jatuh. Semua pemukulannya terjadi dalam sekejap dan tidak memakan beberapa detik untuknya menumbangkan Galand.

Meliodas memiliki kendali penuh atas amarahnya sekarang, dan parameter kekuatannya meningkat drastis. Belum lagi dia mengaktifkan Assault Mode, mungkin dia bisa bersaing dengan Zeldris yang masih membawa kekuatan Raja Iblis.

Kekuatannya belum pulih sepenuhnya, dan dari waktu ke waktu kekuatannya akan kembali padanya. Tapi hasil dari konsekuensi itu adalah dia akan kembali menjadi dirinya yang dulu.

Gloxinia yang tubuhnya diselimuti oleh sulur-sulur akarnya, bertanya dengan malas: "Apakah kamu melihat itu?"

Melascula menanggapinya, "Sangat merepotkan, ya."

Meliodas melangkah maju dan tersenyum ke arah mereka, "Jangan menatapku seperti itu. Aku hanya datang untuk memberi kalian sedikit salam dan berbicara sedikit."

Zeldris menyilangkan lengannya dan menatap ke bawah pada saudaranya, "Tidak ada yang perlu dibicarakan, Meliodas."

Meliodas tidak mempedulikannya dan masih melanjutkan, "Ini bukan pembicaraan, melainkan peringatan. Jika kalian semua mencoba untuk melanjutkan apa yang kalian lakukan 3000 tahun yang lalu, Tujuh Dosa Mematikan dan aku akan menghancurkanmu dengan semua yang kami punya!"

Itu adalah deklarasi terang-terangan Meliodas, sebelum dia teringat sesuatu: "Oh, ya. Seseorang mungkin tertarik pada kalian. Bye~!"

Zeldris dan Fraudrin akan menyerangnya, tapi upaya mereka berdua hanya menggapai udara tipis karena Meliodas sudah menghilang.

Ngomong-omong, semua kejadian itu hanya terjadi dua puluh detik sebelum Merlin menteleportasi Meliodas kembali.

"Apa maksudnya seseorang tertarik pada kita?" Zeldris mengernyitkan kening pada peringatan terakhir Meliodas.

Galand yang baru saja bangkit langsung mencemooh, "Ha! Mungkin itu hanya gertakan!"

Zeldris masih khawatir karena perkataan Meliodas masih mengandung bobot pada dirinya. Saat dia merenung, tubuhnya tiba-tiba tersentak dari bahaya yang akan datang.

Setelah melihat sekeliling dan mencari sumbernya dari apa yang baru saja dia rasakan, pandangannya menangkap seorang gadis kecil yang mengenakan pakaian gothic lolita berdiri disana sambil memancarkan aura suram.

"Seorang gadis kecil?" Melascula merasa aneh.

"Dia berbahaya!" Zeldris segera memperingatkan setelah merasa tekanan yang dia rasakan dari Ophis.

Semua orang menjadi waspada setelah mendengar peringatannya, dan secara naluriah siap mengambil sikap bertarung.

"Dia hanya seorang gadis kecil, aku akan membunuhnya!" Galand langsung berlari ke depan.

"Tunggu!"

Zeldris akan memperingatkan tapi tubuh Galand sudah memancarkan aura ungu listrik saat dia menerjang ke depan sambil mengangkat senjatanya tinggi-tinggi.

"Critical Strike!"

Galand memusatkan semua kekuatannya ke serangan ini, dan menargertkannya ke Ophis.

"Dia menggunakannya begitu saja?" Melascula sedikit terkejut dengan betapa cerobohnya kakek tua itu saat ini.

Serangan yang dikerahkan oleh Galand sekarang merupakan semua tabungan kekuatan yang dikumpulkannya selama ini yang Galand sendiri berniat akan menggunakannya saat duel dengan Meliodas pada kesempatan selanjutnya.

Itulah yang ada di pikirannya.

Tapi Galand menyianyiakannya dengan menyerang seorang eksistensi yang tidak pasti.

BAM!

Asap di tanah itu melonjak dari dampak yang disebabkan oleh serangan Galand, tapi tangan Galand saat ini bergetar hebat dan juga terasa kesemutan.

Seolah menebas pedang ke dinding baja, dampak baliknya sangat kuat hingga menggetarkan tulang-tulang lamanya.

"A-Apa?! Mustahil!" Galand dengan suara seraknya berteriak tidak percaya.

Saat asap debu mengendap ke bawah dan pemandangan yang sebenarnya menjadi jelas, terungkap jika bilah halberd milik Galand hanya menyangkut di kulit Ophis, bahkan tidak menggoresnya sedikitpun.

Padahal dampak serangan itu sampai membelah gunung dan pohon raksasa di dekatnya, hingga menerbangkan semua puing dan menyisakan debu.

Ophis tidak merubah ekspresinya saat terkena serangan itu. Dia kemudian hanya mengulurkan salah satu tangannya ke depan, menekuk jari telunjuknya dan menekannya di jempol, lalu melepaskannya hingga mengenai tubuh armor Galand.

BOOOOM!

Whoosh!

Tubuh Galand terbang dengan kekuatan penuh hingga menabrak pohon layu dengan ukuran raksasa di belakangnya, merobohkannya seketika. Tidak sampai di situ, tubuh Galand masih menembus kecepatan angin dan meledakkan gunung-gunung di jalurnya.

Dampak sentilan tangan Ophis membuat armor tempurnya yang menyatu dengan tubuhnya itu hancur berkeping-keping hingga memiliki lubang besar di perut dan dadanya, hanya menyisakan cangkang kosong untuk hidup.

Semua orang tidak bisa bereaksi dan menatap kosong sambil membelakakan matanya. Saat tubuh Galand terlempar melewati mereka, hanya angin sepoi dan rambut berkibar yang bisa mengikuti reaksi mereka.

Suasana menjadi sunyi sejenak sebelum mereka sadar.

"Monster macam apa yang kita hadapi!?" Ekspresi Gloxinia menjadi serius saat menatap Ophis dengan takut, membuat ingatannya tentang perang melawan Outsider berputar di otaknya.

"Zel!"

Sesosok terbang dari pohon layu yang sama dan mendarat di sebelah Zeldris. "Apa yang terjadi?"

"Anija!" Zeldris berseru setelah melihat kakak laki-lakinya, Estarossa.

Estarossa adalah pria berotot yang tampak lusuh, berambut abu-abu, berjanggut, dan memiliki leher yang miring. Perintahnya adalah Cinta, dan dia merupakan saudara dari Zeldris dan Meliodas.

Setidaknya begitu.

"Fallen." Ophis tiba-tiba membuka mulutnya, memperingatkan mereka semua. "Cahaya yang ternodai kegelapan."

Mata Ophis yang tampak tak berujung itu menatap langsung Estarossa, membuat yang terakhir berkeringat.

"Fallen Angel."

Semua orang bingung dengan apa yang dikatakannya. Masing-masing di antara mereka adalah Iblis, mengapa menyebut Estarossa seorang malaikat?

Apalagi malaikat jatuh?

Lagipula, Estarossa adalah anak tidak sah Raja Iblis.

'Walau dia putra Raja Iblis, dia terlahir tanpa kekuatan kegelapan. Dia adalah pemuda berhati lemah yang tidak bisa membunuh seekor lalat sekalipun. Karena kasihan padanya, Raja Iblis memberikan kekuatan Perintah pada Estarossa.'

Setidaknya itulah yang ada dipikiran semua orang mengenai asal usul Estarossa. Tapi seorang Dewa Naga seperti Ophis tidak bisa ditipu oleh mantra seperti itu. Oleh karena itulah, dia menyebut Estarossa sebagai 'Fallen'.

"Benar-benar mengingatkan masa lalu. Jadi, siapa gadis kecil itu?" Monspeet yang juga datang dari langit sambil membawa cangkang kosong Galand juga mendarat di sana.

Dia datang bersama Derieri.

"Galand dengan ceroboh melampiaskan amarahnya pada gadis itu setelah dipukuli oleh Meliodas." Zeldris menjelaskan, yang membuat semua orang dengan serius menatap ke Ophis yang juga menatap mereka dengan datar.

"Entah kenapa ini terasa deja vu," Derieri berkomentar dengan alis berkerut.

"Ya, rasanya sama seperti saat menghadapi pria itu!" Melascula berkata sambil menggertakkan giginya, dengan tangannya yang membelai kalung di lehernya.

Saat itulah Ophis memperhatikan kalung anjing pada leher Melascula, sebelum mulutnya membentuk senyum tak terlihat.

"Berlutut."

Setelah kata itu jatuh, kalung Melascula tiba-tiba bersinar sebelum posisi tubuhnya berlutut secara alami.

"A-Apa yang terjadi padaku!?" Melascula berkata dengan panik saat dia tidak bisa mengendalikan tubuhnya.

"Merangkak."

Kepala Melascula bangkit dengan diikuti tubuhnya, lalu kakinya menekuk dan tangannya menopang.

"Aku adalah ular, aku tidak akan bertingkah seperti anjing!" Melascula meludahkan setiap kata yang bisa dia ucapkan dari mulutnya.

Ophis mengabaikan keluhannya dan mengucapkan kata-katanya lagi:

"Menggonggong."

"Woof! Woof!"

"....." Semua orang tidak bisa berkata-kata.

Ophis tiba-tiba muncul seketika tepat di depan Melascula tanpa siapapun dapat bereaksi, kemudian mencondongkan tubuhnya hingga menyamai Melascula, lalu menepuk kepalanya.

"Anak baik."

"....." Kelompok yang seharusnya menjadi rekan Melascula tidak tahu harus berkata apa lagi.