webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Membelah Omniverse

"Sekarang apa kau sudah siap, Asheel-kun?"

Dua orang saling berhadapan di kehampaan Omniverse, salah satunya adalah Supreme One, dan yang lainnya tentu saja adalah Asheel.

"Kali ini, aku akan mengatakannya sekali lagi. Kemungkinan terjadi kesalahan tidaklah kecil, apa kau masih ingin melanjutkan rencana gila ini?" Asheel tidak menjawab pertanyaan Supreme One, tapi menjawabnya dengan pertanyaan lain.

"Tentu saja, karena aku sangat mempercayaimu." Supreme One tanpa ragu menjawabnya, bahkan sambil tersenyum.

Melihat senyuman lebar itu, Asheel merasa muak. "Aku akan mengganti pertanyaanku, apa kau benar-benar akan melanjutkan rencana ini hanya berdasar pada kepercayaan bodohmu itu?"

"Aku sangat yakin." Supreme One menjawab dengan senyuman lainnya.

Asheel tidak mengatakan apa-apa lagi dan hanya mengangguk. Kemudian, dia menatap ke arah kehampaan tak berujung di depannya.

Ekspresinya tidak diketahui apakah itu keacuhan atau kerinduan. Tapi dapat dilihat jika itu sangat rumit.

Kepercayaan.

Saat mendengar hal itu dari Supreme One, dia merasa sangat konyol. Dia berpikir jika keberadaan seperti Supreme One tidak boleh memercayai orang lain, bahkan pada ciptaannya sendiri.

Bagaimanapun, bahkan jika Supreme One mampu menciptakan ratusan juta keberadaan sekalipun, tapi masing-masing dari mereka masih memiliki emosi.

Hal yang didasarkan pada kepercayaan merupakan sesuatu yang meragukan.

Tapi kemudian, dia mempertimbangkannya pada situasinya sendiri. Fakta bahwa dirinya yang akan mempercayai Sera tanpa syarat, hal itu juga didasarkan oleh kepercayaan.

Dia tidak pernah menganggap keberadaan lain selain Sera sebagai hal yang begitu penting baginya, bahkan jika itu adalah para wanitanya yang lain.

Apakah benar untuk mempercayai mereka?

Bahkan jika Asheel pernah mengatakan jika dia mempercayai mereka, dia benar-benar tidak akan percaya begitu saja hanya karena menganggap keberadaan mereka spesial baginya. Itu semua karena alasan yang logis. Bagaimanapun, keberadaan manusia masih bisa dia perhitungkan.

Sebagai keberadaan yang lebih tinggi, tidak pernah ada seorang manusia yang bisa lolos dari matanya. Asheel bisa memainkan mereka sesuka hati karena dia dapat dengan mudah mengetahui niat mereka.

Dalam beberapa kasus, dia hanya tidak melakukan itu karena berbagai hal tidak lagi menjadi menarik baginya.

Intinya, berbagai orang yang terlibat dengannya bisa dia putuskan takdirnya dengan mudah. Tentu saja Asheel tidak akan memercayai mereka begitu saja.

Lagipula, tidak ada yang pasti tentang hati manusia.

Sekarang, dengan kebodohan yang sama, Supreme One, orang yang Asheel sendiri menganggap keberadaannya lebih tinggi darinya, memutuskan sesuatu yang sangat besar hanya karena berdasar atas kepercayaan.

Kecuali segala sesuatu berada di bawah kendalinya, bagaimana seseorang bisa begitu percaya?

Tapi melihat ekspresi Supreme One sebelumnya, seolah-olah dia dipaksa untuk percaya begitu saja.

Atas kepercayaannya tersebut, yang bisa Asheel lakukan adalah tidak meragukan diri sendiri. Dia harus memastikan jika rencana ini akan berhasil!

Mulutnya menghembuskan napas, seolah mengeluarkan semua keluhan di hatinya.

Kemudian, dia menutup matanya, mencoba untuk terhubung dengan Alam Kekacauan.

Sumber dari asal kekuatannya yang begitu besar berasal dari Alam Kekacauan. Dengan keberadaan Big Tree, dia bisa menggunakan Alam Kekacauan sesuka hati.

Asheel terlalu malas untuk menggunakan pasokan energi yang tersimpan dalam dirinya untuk melakukannya, karena jika seperti itu dia harus direpotkan untuk mengisi energinya kembali.

Prosesnya sangat menyakitkan, oleh karena itulah Asheel tidak melakukannya. Meski rasa sakit sudah tidak akan berpengaruh padanya lagi, tapi Asheel hanya terlalu malas untuk mengisi ulang pasokan energinya sendiri.

Sekarang, dia sudah memiliki Big Tree yang mampu mempermudahnya dalam banyak hal, termasuk dalam kasus ini. Dia bisa mengendalikan energi langsung dari Alam Kekacauan, tanpa dia memprosesnya terlebih dahulu di dalam dirinya!

Keuntungan itu sangat mempermudahnya!

Segera, kehampaan terbelah dan menampilkan pemandangan lain dari langit berbintang.

Seperti lautan ungu dengan kilauan bintang berenang-renang. Itulah wujud sebenarnya dari Alam Kekacauan.

Warnanya dilatari dengan warna ungu yang sangat kacau, seolah-olah terdiri dari ratusan juta warna lainnya.

Kehampaan segera mengkerut dan berputar, menghancurkan secara perlahan kenyataan dalam ruang ini. Pemandangan barusan adalah distorsi ruang.

Asheel harus mengendalikannya dalam satu garis lurus, hingga robekan ruang itu membentang hingga ke ujung Omniverse.

Suara robekan kaca terdengar, suaranya sangat mengerikan, seperti ledakan beruntun yang sangat kacau. Bintang-bintang meledak, gugus galaksi berputar dengan panik, dan kosmik hancur.

Rencana ini adalah membelah sepertiga Omniverse menjadi Alam yang benar-benar baru. Kerusakan dimensi tentu saja tidak bisa dihindari.

Jika dimisalkan, maka itu akan menjadi benda bulat padat yang dibelah sepertiga bagiannya. Karena struktur bola yang padat, maka bagian isinya tidak mengandung udara, melainkan materi murni.

Omniverse juga sama, Asheel harus membelahnya dari batas antara Mid Abyss dan Low Abyss. Bisa dibilang, Asheel memisahkan secara permanen batas yang menghubungkan kedua Alam tersebut.

Untuk melakukannya, dibutuhkan kekuatan dari luar, yaitu Alam Kekacauan.

Dapar dilihat jika pemandangan Alam Kekacauan yang asli membentang hingga batasnya, sampai-sampai menghubugkan ujung Omniverse hingga ujung yang berada di seberangnya.

Pada saat ini, ekspresi Asheel tidak berubah sedikitpun seolah-olah apa yang baru saja dia lakukan hanya menghancurkan dunia seperti saat biasanya. Sejak adanya keberadaan Big Tree dalam dirinya, rencana ini dapat dipastikan akan berhasil.

Dan dia benar-benar melakukannya.

"Sudah waktunya," Pada ekspresi ketidakpedulian itu, Asheel membuka mulutnya.

Segera setelah perkataan itu jatuh, seluruh Omniverse bergetar saat kehampaan seolah-olah akan runtuh. Banyak debu seukuran planet dan galaksi bertebaran, mengacaukan Alam Semesta sepenuhnya.

Ruang juga mulai retak seperti kaca, menyebar seperti jaring laba-laba. Itu membentang hingga tidak terlihat oleh mata.

"Haha, terima kasih, Asheel-kun."

Bahkan saat Alam Semesta sudah berjalan dalam fase kehancuran, Supreme One masih bisa tersenyum. Itu menandakan jika dampak yang sedang terjadi masih tidak terlalu berpengaruh baginya.

Segera, dia melambaikan lengan bajunya dan sebuah tongkat kayu ukiran muncul di tangannya. Tongkat kayu itu sangat klise karena mirip dengan yang digunakan para penyihir tua.

Tapi siapapun akan tahu jika yang dipegang olehnya saat ini sangat tidak sederhana. Bahkan dari ukiran yang terdapat pada tongkat kayu, seolah-olah itu diukir menggunakan rune dari Origin Primordial.

Tidak, itu sudah bukan 'seolah-olah' lagi.

Segala sesuatu tentang Supreme One memang berasal dari Origin Primordial. Dari ujung kepala sampai ujung kaki, dia seperti memakaikan perhiasan mewah di setiap pori-pori tubuhnya.

Hanya saja, dalam kasusnya yang dia kenakan merupakan artefak yang berasal dari Origin Primordial.

Origin Primordial adalah sebuah kekuatan yang menciptakan Omniverse, energi tertinggi dari seluruh energi yang ada. Kekuatan itu sangat mahakuasa karena dapat menciptakan segala sesuatu di dunia ini.

Dan sekarang, cahaya yang sama terpancar dari tongkat yang dipegang olehnya. Cahaya itu sangat mulia, aura kuno dan ketuhanan sangat tidak bisa ditolak oleh makhluk apapun.

Siapapun akan menyembahnya dan tahu jika kekuatan inilah asal mula segala sesuatu diciptakan di dunia ini.

Segera, energi paling murni itu memperbaiki ruang yang rusak dan merajut semua robekan seolah-olah terdapat benang dan jarum seukuran kosmik.

Lajunya energi itu ratusan juta kali lipat lebih cepat dari kecepatan cahaya, merestruktrurisasi dimensi yang rusak akibat dari distorsi Alam Kekacauan.

Jika diperhatikan, aura itu tidak benar-benar memperbaiki bagian yang rusak, tapi hanya menciptakan hubungan tipis di antara dua Alam yang sudah benar-benar terpisah.

Bersamaan dengan terangnya aura itu, dimenai yang terkena sobekan dari efek sebelummya juga mulai pulih seketika.

Hanya butuh beberapa milidetik untuk membangun ulang sebuah dimensi.

Itulah kekuatan sebenarnya dari keberadaan kuno bernama Supreme One.