webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Melawan Outsider 4

"Kalau begitu, aku pamit dulu. Masih ada pekerjaan yang harus aku selesaikan."

Dewa Tertinggi dan Elizabeth hanya bisa menatap punggung Ashborn yang perlahan menghilang.

"Aku tidak percaya diri untuk mengalahkan orang itu." Dewa Tertinggi menghela napas, sebelum mengeluh: "Dasar Chaos, dia membawa orang aneh lagi."

Hanya Outsider itu saja sudah membuatnya kewalahan, dan sekarang ada makhluk kuat dari dunia lain yang bergabung dalam perang.

Elizabeth hanya bisa menatap Ibunya dengan cemas, banyak pertanyaan yang ingin dia tanyakan. Pikirannya menjadi lebih jernih setelah kejadian sebelumnya, karena itu rasa mengganjal di benaknya yang ingin dia ketahui benar-benar membuatnya bertanya-tanya dan penasaran.

Tapi sebelum dia bisa membuka mulutnya, suara anak kecil terdengar di sebelahnya:

"Lumayan juga, Ashborn. Dia sangat kuat!"

Elizabeth tersentak dan segera membalikkan tubuhnya ke arah suara itu. Dia melihat seorang gadis kecil pada masa remajanya, berambut hitam pendek, dengan tahi lalat di bawah salah satu matanya. Tubuhnya tampak terbang dan melayang-layang, dengan pakaiannya yang terlihat elastis yang membuatnya berkibar saat terkena angin sepoi-sepoi.

"Nee-nee, bolehkah aku pinjam pacarmu sebentar?"

Bocah itu membuka mulutnya lagi, membuat Elizabeth tertegun dengan bagaimana bocah itu memanggilnya.

"Nee-nee?"

"Ya, Nee-nee." Merlin tersenyum main-main.

Elizabeth linglung sejenak sebelum menggelengkan kepalanya dengan panik. "Bukan itu! Apa yang dilakukan gadis kecil sepertimu disini?! Kamu harus segera pergi dari tempat ini!"

"Jangan panggil aku gadis kecil, aku seorang wanita dewasa!" Merlin mengeluh, sebelum melanjutkan: "Dan juga, jangan khawatir. Aku mempunyai kekuatan untuk melindungi diriku sendiri!"

Elizabeth mengabaikan kalimat pertama dan berkata dengan cemas, "Tetap saja..."

"Cukup, Elizabeth." Dewa Tertinggi menyelanya, sebelum menatap Merlin dengan seksama. "Kalau tidak salah, kamu adalah Putri Belialuin."

"Ya," Merlin berseru. "Sudah lama aku tidak disebut dengan panggilan itu~"

"Apa hubunganmu dengan ksatria hitam itu?"

Merlin menunjukkan ekspresi berpikir sebelum berkata, "Yah, kenalan, mungkin?"

"Begitu."

"Yang lebih penting lagi, bolehkah aku memeriksa anak itu?" Merlin berkata sambil menunjuk Meliodas yang tidak sadar.

"Apa yang akan kau lakukan?" kata Elizabeth dengan waspada.

"Tidak banyak, aku ingin tahu bagaimana Aura Kekacauan bisa terintegrasi ke dalam tubuh dan jiwanya."

"Aura Kekacauan?" Elizabeth dan Dewa Tertinggi bingung.

"Ya, Aura Kekacauan. Tampaknya anak itu telah terkontaminasi oleh Aura Kekacauan, untungnya aura itu membawa sesuatu yang baik untuknya." Merlin menjelaskan, sebelum bergumam: "Hmm, menggunakan Aura Kekacauan untuk meningkatkan kekuatan benar-benar judi yang menarik."

"Bisakah kamu merawatnya?" Elizabeth bertanya dengan harapan.

"Aku tidak tahu." Merlin menjawab dengan nada yang tidak bisa dimengerti, campuran antara riang dan acuh tak acuh. "Tapi siapa tahu? Jika aku tahu cara kerjanya, mungkin aku bisa melakukan sesuatu?"

Elizabeth mendesah panjang sebelum menyetujuinya.

...

Beberapa jam kemudian.

Ashborn memutuskan akan kembali ke tempat Elizabeth berada setelah selesai membunuh para Outsider lainnya. Sebelumnya, dia bahkan bertemu dengan Raja Iblis yang masih tak kenal lelah untuk menangani gerombolan lainnya.

"Gelombang berikutnya haruslah Last Boss, dan jika dihitung dari waktu gerbang itu bereaksi sekali lagi, maka akan menjadi satu bulan untuk gelombang berikutnya terjadi."

Ashborn memikirkan banyak hal di sepanjang kehidupannya saat ini. Pada saat dia masih hidup, dia eksis menggunakan tubuh spiritual yang diperkuat, dan sekarang dia mengalami penurunan status menjadi roh pedang seseorang. Terlebih lagi, Tuannya adalah orang seperti Asheel, yang tak akan segan untuk membantai semua makhluk di dunia sekalipun.

"Benar-benar merepotkan," Dia hanya bisa menghela napas, sebelum mempercepat langkahnya. "Aku harus melindungi Nona Merlin apapun yang terjadi dan memastikan semuanya baik-baik saja sebelum aku bermain dengan peranku nanti."

Alasan dia khawatir terhadap Merlin karena dia harus mengawasi aktivitasnya selama ini. Setelah berinteraksi dengan Merlin beberapa kali, dia menyadari betapa berbahayanya gadis itu.

Merlin mampu membuat hal yang tidak masuk akal, dan kerakusannya akan pengetahuan ilmu sihir benar-benar membuatnya khawatir.

Ashborn tidak ingin Merlin terlibat dalam cakupan Aturan Dunia ini karena apa yang dia lakukan sendiri. Bagaimanapun, Merlin belum bisa mengabaikan Aturan Dunia dan masih terikat oleh hukum kausalitas.

Tapi harus diakui jika Merlin sangatlah cerdik dan licik. Gadis itu memanfaatkan celah dalam sistem saat Aturan Dunia mengalami gangguan karena tindakan Asheel sebelumnya.

Karena itu, Merlin bisa mengubah sedikit plotnya, yang mana Aturan Dunia sendiri tidak bisa menolak perubahan itu. Ashborn hanya bisa bergidik dengan apa yang dilakukan Merlin, untuk bisa bermain-main dengan Aturan Dunia membutuhkan perencanaan yang tepat.

Dunia ini belum memiliki Kehendak Dimensi, hanya Aturan Dunia yang masih bekerja sesuai sistem yang ada.

Yah, Ashborn sendiri tahu apa yang membuat Merlin begitu percaya diri. Perlindungan Ilahi Asheel mampu membelokkan hukuman yang akan datang kepadanya, karena itu Merlin masih memiliki kartu truf besar untuk melindungi dirinya jika saja semuanya tidak berjalan dengan baik.

"Lupakan kekhawatiran itu, lebih baik aku berlatih bagaimana bermain peranku nanti. Satu bulan tidak akan membuat kualitas mayat-mayat itu menurun, yah, mungkin sedikit."

Pada saat selanjutnya, dia akan membuat medan pertempuran ini menjadi panggung untuk dirinya tampil.

Dan inilah dia..

...

Satu bulan kemudian.

Medan pertempuran masih berbau darah dan tercemar oleh energi negatif yang sangat kaya.

Waktu satu bulan sudah cukup untuk membuat semua pasukan elite aliansi yang sudah tumbang pulih kembali, hanya saja sedikit waktu itu tidak akan membuat mereka pulih sepenuhnya.

Meski telah melangkah ke jalur keputusasaan, masih banyak orang yang berdiri dan siap menghadapi kematian.

Seseorang yang mudah jatuh ke dalam kegelapan seperti Gloxinia, dan seseorang yang masih memiliki rasa takut akan kematian meskipun telah berdiri di medan perang, seperti Drole.

Keduanya menginginkan kekuatan setelah menyadari betapa lemah kekuatannya jika dibandingkan rekan-rekannya, apalagi melawan para Outsider yang bahkan total kekuatannya lebih kuat dari mereka semua.

Zeldris memanfaatkan rasa frustasi mereka berdua dan membujuknya untuk bergabung dalam kelompoknya, Sepuluh Perintah Tuhan. Setelah beberapa waktu, keduanya akhirnya bergabung bersamanya dan memperolah kemampuan Perintah.

Dengan perintah Istirahat milik Gloxinia dan Kesabaran milik Drole, keduanya memainkan peran besar dalam menghadapi banyak pasukan Outsider.

Outsider saling membunuh satu sama lain tanpa mempedulikan luka mereka masing-masing, dan saat itulah perintah Istirahat dan Kesabaran bekerja.

Istirahat memungkinkan siapa pun yang menunjukkan intoleransi rasa sakit akan mengalami rasa sakit lebih lanjut. Sementara Kesabaran membuat siapa pun yang bertarung tanpa istirahat akan menyegel kekuatan sihirnya.

Dengan kekuatan kedua Perintah itu, para Outsider dibuat melemah dan membuat perlawanan pasukan aliansi menjadi lebih mudah.

Lupakan tentang kedua orang itu, apa yang terjadi saat ini sangat memukau mata.

Anggota Sepuluh Perintah Tuhan: Zeldris, Monspeet, Derieri, Melascula, Galand, Grayroad, dan tiga anggota baru, yaitu; Gloxinia, Drole, dan Fraudrin.

Keempat Malaikat Agung: Mael, Ludociel, Sariel, dan Tarmiel.

Terakhir sisanya: Meliodas & Elizabeth.

Mereka semua tidak bertarung, melainkan berdiri berdampingan dan menonton pertarungan yang terjadi di depan mata dengan gugup dan cemas.

Apa yang keluar dari Gerbang Iblis adalah Abyssal Lord, dan yang keluar dari Gerbang Malaikat adalah Seraph Empyrean. Keduanya adalah Last Boss dari Outsider.

Dua Last Boss itu tidak saling membunuh seperti Outsider yang muncul sebelumnya, namun malah berniat memusnahkan semua makhluk di dunia ini.

Sementara Raja Iblis dan Dewa Tertinggi bekerja sama untuk menghadapi Seraph Empyrean, Ashborn melawan Abyssal Lord bersama para prajurit bayangannya.

Itu adalah pertempuran yang sangat sengit.

Mereka bertarung selama setengah hari sebelum kedua Last Boss itu melemah, yang juga mengakibatkan pengurangan kekuatan kedua Dewa dari dunia ini.

Berbeda dengan Ashborn yang baru muncul, Raja Iblis dan Dewa Tertinggi telah bertarung selama berhari-hari lamanya yang membuat mereka berdua kelelahan lebih awal, bahkan jika keduanya Dewa sekalipun. Yang bisa menandingi Dewa adalah eksistensi yang sama kuatnya, karena itu mereka akan mengalami kekurangan energi meski keduanya adalah Dewa.

Berbeda dengan Ashborn yang mampu memadatkan tubuh spiritual untuk bisa menandai keberadaannya sendiri ke dunia, dia bukanlah dewa melainkan hanyalah roh senjata. Meski begitu, kekuatan fananya bahkan mampu melampaui seorang 'Dewa' yang padahal hanyalah Makhluk Trascend yang tidak sempurna.

Saat ini, Ashborn sedang menghadapi Abyssal Lord bersama dengan prajurit bayangannya yang abadi. Meski pasukannya ulet, namun serangan Abyssal Lord mampu menyingkirkan keberadaan dan melenyapkan jiwa prajurit bayangan. Oleh karena itu, banyak pasukannya yang musnah.

Apalagi, jiwa yang menempel pada prajurit bayangan hanyalah jiwa sisa.

Yah, meskipun pasukan yang dibawa terlihat banyak, namun itu hanya secuil dari totalnya bagi Ashborn sendiri. Prajurit bayangan yang telah dikumpulkan setelah mengunjungi beberapa dimensi begitu banyak, dan semuanya berada di dunia bayangannya. Yang dia gunakan untuk umpan meriam hanyalah prajurit kecil dari tiga grade terbawah; normal grade, elite grade, dan knight grade.

Selama serangannya yang mengandung kekuatan konseptual berhasil mendarat pada Abyssal Lord, jika dia menumpuk kerusakan itu berulang kali, maka dia akan menang pada akhirnya.

Setelah dia berhasil mendaratkan sebuah serangan lagi, tiba-tiba terdengar suara seorang pria di benaknya:

"Ku ku ku ku....."

Ashborn mendecakkan lidahnya setelah mendengar suara itu, sebelum berkata padanya: "Apa yang kau inginkan, Pewaris Shadow?"

"Bagaimana jika kita ganti pemain sejenak, aku akan meledakannya dengan sekali serangan!"

Otak Ashborn bekerja dengan cepat saat memikirkan tawaran Shadow, tapi pada akhirnya setuju dengan enggan.

"Oke, aku setuju. Tapi kenapa kau tidak menawariku dari awal?"

"Kukuku, lihat kebodohanmu sebagai sesama pengguna kekuatan Shadow! Jika kau mendongak, maka kau akan melihat langit perlahan akan ditutup tirai kegelapan. Hanya saat itulah, kami Shadow Garden beraksi. Mengintai dalam bayang-bayang, dan memburu dalam kegelapan. Itulah yang kami lakukan!"

Tepat setelah Shadow mengucapkan kata memalukan itu, dia sudah mengambil alih tubuhnya. Kekuatan kegelapan menyelimuti tubuhnya sekali lagi sebelum sosok berjubah muncul dari tempat yang sama.

Saat itu, Abyssal Lord menyerangnya, tapi Shadow menghindar dengan melompat. Akibat sosok besar Abyssal Lord, Shadow bisa bermanuver di atas tubuhnya dan memanjat ke arahnya.

"Saksikan kekuatan agungku, naungi kegelapan yang ada dalam dirimu, gunakan kekuatan bayangan untuk meluapkan semuanya!"

"I AM A ATOMIC BURST!"

Pedang yang bilahnya telah berubah menjadi lebih panjang dan ramping itu diselimuti zat kegelapan yang sangat intens. Shadow mengarahkannya ke langit, tepat di pusaran awan gelap yang baru saja tercipta.

BOOM!

Sebuah pilar ungu turun dari lubang pusaran di langit, memandikan Abyssal Lord dan Shadow yang tertawa terbahak-bahak. Keduanya dijatuhi hukuman dari langit, sementara Abyssal Lord perlahan-lahan menguap, Shadow sangat kegirangan saat merasakan kekuatannya sendiri jatuh di tubuhnya.

'Dia gila,' Ashborn yang melihatnya hanya bisa menggelengkan kepalanya. Dia sendiri pun harus mengakui jika kekuatan destruktif Shadow berada di atasnya.

Semua orang yang menonton juga hanya bisa melongo melihat cangkang kosong Abyssal Lord jatuh ke tanah.

Di bawah mata semua orang, Shadow berjalan ke pertarungan antara Raja Iblis dan Dewa Tertinggi melawan Seraph Empyrean yang masih berlangsung.

"Minggir, kalian berdua hanya menghalangi." Shadow mengusirnya.

Raja Iblis dan Dewa Tertinggi ragu-ragu sejenak, namun mundur pada akhirnya. Raja Iblis merasakan krisis yang sangat besar saat mengetahui jika orang yang memunggunginya saat ini mampu melenyapkan keberadaan lawan yang setara dengan yang baru saja dia hadapi.

'Aku harus menyingkirkannya!' pikirnya saat dia membiarkan Shadow melawan.

Seperti sebelumnya, Shadow meledakkannya dengan kekuatan kasarnya namun dengan kesulitan yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Seraph Empyrean, walaupun kekuatannya setara dengan demon yang baru saja dia lawan, namun kerusakan demon itu lebih parah dibandingkan kerusakan Boss Malaikat itu saat ini, karena itu dia membutuhkan waktu yang lebih banyak untuk membunuhnya.

Shadow berdiri di bawah mayat besar dengan kepala menunduk. Pedangnya menancap di tubuh besar Malaikat, dan dilatari oleh suasana suram medan perang serta hujan yang turun dengan deras, nampak seperti kemenangan yang akan di sambut dengan cahaya kemuliaan.

Semua orang memiliki senyum diwajahnya, tapi hanya setelah mereka mengeluarkan perasaan lega, apa yang mereka yakini sebagai 'cahaya' kemenangan itu tidak pernah ada. Itu karena...

"Ku ku ku ku kuu..... Fuhahahahaha!"

Mendengar tawa Shadow yang sangat puas itu, mereka segera bereaksi setelah menyadari ada yang tidak beres.

"Nah, kurasa aku harus berterima kasih kepada kalian semua, mungkin?"

Shadow turun ke bawah, sebelum zat kegelapan menyeliputi tubuhnya dan beralih ke penampilan Ashborn. Di langkah selanjutnya, dia mengaktifkan World's Authority, kemampuan yang baru saja dia dapatkan karena menjadi bagian dari kekuatan Penguasa Kekacauan dan mendapat sebagian otoritasnya sendiri di dimensi ini.

"Berkat kalian, aku tidak perlu berkeliling dunia untuk membunuh makhluk-makhluk itu. Sebagai imbalan, aku akan menunjukkan kepada kalian apa itu keputusasaan sejati!"

"ARISE!"

Tepat setelah kata itu jatuh, gelombang kegelapan membentang dari bawah kaki Ashborn dan meluas menyelimuti seluruh Britannia!

Dua sosok besar yang berada di dekatnya bangkit, diikuti oleh makhluk yang lebih kecil.

"T-Tidak mungkin!"

"Hei, a-apa yang kulihat saat ini tidak nyata, kan!?"

"Bajingan, jadi itu niat aslinya!

"Habislah sudah..."

Mata semua orang dipenuhi dengan teror dan keputusasaan. Jelas, itu karena pemandangan yang ada di depannya.

Mayat Abyssal Lord dan Seraph Empyrean yang telah terkapar tiba-tiba bangkit saat tubuh keduanya diselimuti oleh kegelapan yang menyala-nyala.

Seratus...

Seribu.....

Puluhan ribu...

Ratusan ribu.....

Pasukan kecil sebanyak itu bangkit secara bersamaan di seluruh dunia, mereka berterbangan menuju satu tempat yang sama.

Tidak lama kemudian, sosok Ashborn yang terlihat gagah berdiri di depan jutaan pasukan yang baru saja tercipta. Mereka adalah mayat-mayat dari Outsider, Klan Iblis, Klan Dewi, Klan Raksasa, Klan Peri, dan juga manusia.

Yah, itu sudah berakhir untuk pribumi dunia ini setelah melihat bentuk keputusasaan didepannya.