webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Leviathan Sejati

Melihat Ingvild yang berubah menjadi partikel cahaya dan menghilang, Asheel menghela nafas. Dia hanya menghirup asap sebelum mengeluarkannya dan itu dilakukannya berulang-ulang.

Sambil menatap laut yang dan cahaya matahari yang tersisa setelah mengirim Ingvild menuju tidurnya dalam kegelapan, dia masih bisa merasakan sisa-sisa kekuatan alamnya.

Dalam pikirannya, jika tubuh Ingvild disimpan didalam lautan yang dalam, dia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk memanifestasikan Sacred Gear-nya.

Tapi, jika dia melakukan itu, tubuhnya tidak akan bertahan karena akan membutuhkan asupan yang sesuai dan katena itu tubuhnya hanya bisa bertahan menggunakan pengobatan artifisial.

Asheel menghela nafas sekali lagi setelah merasakan bahwa rokoknya telah habis. Sisa rokok itu tiba-tiba terbakar di udara setelah dia membuangnya.

Kemudian, dia berjalan menuju lahan kosong yang berada pinggir. Dia harus menaiki tangga batu terlebih dahulu sebelum sampai disana.

Ini adalah lokasi rumah yang pernah menjadi tempat Ingvild dan orang tuanya sebelum yang terakhir membawanya ke Klan Leviathan untuk mengobati Ingvild saat dia terkena penyakit tidur.

Asheel berkeliling disekitar tempat itu sejenak sebelum mengonfirmasi sesuatu dan mengambil beberapa hal yang berguna untuk melacaknya.

Sebenarnya, dia bisa meminta Cleria, Demiurge, atau Albedo untuk mencari lokasi Klan Leviathan didunia bawah, tapi dia tidak melakukannya karena itu akan merepotkan dan membutuhkan waktu lama untuk mempersiapkannya.

Segera setelah itu, dia menghubungi Demiurge lewat sihir message karena dia akan bertindak, dan setelah itu dia menghilang dari tempatnya.

...

"Jadi ini dunia bawah ... "

Berdiri di langit merah, tepat diatas pegunungan batu yang menjulang ke atas, terdapat seorang pria yang kimononya berkibar tertiup angin.

Dia adalah pria dengan mata hijau giok dan rambut panjang, pakaian bagian depan dibiarkan terbuka untuk menampilkan dadanya yang berotot ramping.

Melihat ke bawah, Asheel menjadi mengenang saat dia masih menjadi penguasa Iblis.

Lingkungannya hampir sama dengan Underworld didunia ini. Langit dan tanah merah, energi Iblis dimana-mana, tidak banyak air, pohon kering, dan masih banyak lagi yang memiliki kesamaan dengan Dunia Iblis di High Abyss.

Perbedaannya mungkin hanya kualitas energinya. Dunia Iblis yang dia tempati saat itu merupakan dunia dibagian terdalam Abyss dan karena itu menjadikannya tidak terawat dan merupakan tempat paling biadab di Abyss.

Ratusan nyawa bisa menghilang setiap hari, setiap Iblis memiliki penampilan yang mengerikan, dan tidak peduli perbedaan apakah itu anak-anak, pria, atau wanita, mereka semua saling membunuh untuk bertahan hidup.

Iblis saat itu bertahan hidup menggunakan energi negatif dari orang-orang yang mereka derita. Karena itulah, Dunia Iblis Saat itu sangat biadab.

Itu sebelum Asheel tiba di Dunia Iblis, dan setelah beberapa abad dia berada disana, dia memerintah Dunia Iblis dibawah kakinya sebelum naik ke Alam Para Dewa yang mengatur Abyss.

Itu hanya masa lalu dan dia tidak ingin mengingatnya lagi.

Dia tetap berada diposisi yang sama selama sepuluh menit sebelum menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan ingatan-ingatan menyedihkan itu.

Setelah itu, dia sedikit terkejut setelah menyebarkan akal spiritualnya karena tahu jika tempat ini bukanlah Dunia Iblis seperti yang dipikirannya. Dunia Bawah tempat dia berada saat ini hanyalah wilayah yang terdapat banyak Energi Iblis disekitarnya. Di luar wilayah ini, langit tidak lagi merah tetapi hijau dan banyak hutan subur dibawahnya.

Dia baru ingat bahwa selama dia berada didunia ini, Iblis adalah yang paling sering masuk di matanya. Dan karena itu, dia mengabaikan Fraksi lain yang juga hidup di Dunia Bawah seperti Malaikat Jatuh, Naga, dll.

Dia mengenang selama beberapa menit sebelum matanya melihat-lihat sekitar.

Melihat Dunia Bawah menjadi tempat yang tidak sesuai ekspetasinya, dia menyeringai karena dipikirannya saat ini dipenuhi dengan ide-ide jahat.

Dia lalu mengulurkan tangannya sebelum Energi Iblis yang kental mengalir darinya.

"Corpse Energy: Demon Mist!"

Kabut merah yang sangat tebal keluar dari tangannya dan membentuk pusaran. Kabut itu sangat tebal hingga menghalangi pandangan matanya. Meski begitu, itu tidak masalah untuknya.

Skill yang dikeluarkannya akan mengeluarkan kabut yang berupa Energi Iblis yang sangat merusak lingkungan, serta membawa aura Iblis dimanapun kabut itu hinggap. Kabut itu akan terus memakan mana disekitarnya dan mengubahnya menjadi Energi Iblis, dan itu akan terus berjalan perlahan-lahan.

Mungkin penduduk Dunia Bawah akan menyadari kelainan ini setelah beberapa bulan.

Dia melihat kabut itu sejenak dan puas dengan pekerjaannya, lalu mengangguk sebelum mengingat lagi tujuan dia datang ke Dunia Bawah.

Setelah itu, dia mengonfirmasi arah yang akan dia tuju dan terbang menuju tempat itu.

Dalam sekejap, dia sampai di sebuah danau luas yang dikelilingi oleh bebatuan besar seukuran bukit. Di tengah-tengah danau itu, terdapat sebuah istana megah yang dibangun tepat diatasnya.

Asheel tidak terkesan atau apa karena itu menurutnya sangat biasa. Dia telah berkeliling dimensi sepanjang hidupnya dan sudah melihat banyak hal yang lebih megah dari bangunan menyedihkan didepannya. Jadi, dia hanya menatapnya sejenak sebelum membuang muka.

"Hmm, apa yang harus kulakukan setelah ini?" Dia berpikir sejenak dan bertanya-tanya metode mana yang akan dia gunakan kali ini. "Nah, kali ini akan mewah."

Memutuskan dalam pikirannya, dia menatap ke bawah lagi sebelum mengangkat tangannya, "Summon Beast: Leviathan!"

Untuk menghadapi Klan Leviathan didunia ini, dia berniat untuk menggunakan Leviathan dari Yggdrasil sebagai lawannya.

Segera, lingkaran sihir besar muncul di langit, dan karena itu, orang-orang dibawah mersakan fluktuasi sihir yang besar segera bergegas keluar.

Masing-masing dari mereka terkejut setelah melihat lingkaran sihir yang sangat besar tepat diatas mereka.

"Apa itu ? Sihir skala super ?!"

"Gawat, kita sedang diserang. Cepat, hubungi Katarea-sama!"

"Apa kau bodoh, Katarea-sama sedang keluar dan tidak berada disini!"

"Apa yang harus kita lakukan ?!"

"Idiot, gunakan kekuatan gabungan kita untuk melawan. Kita berada di markas kita sendiri, tidak mungkin kita akan kalah!"

"Kau benar!"

Masing-masing dari mereka mulai panik, dan pemimpin mereka berniat mengaktifkan pertahanan sihir mereka yang ditempatkan didalam markas untuk menahannya.

Mereka tidak tahu apa yang akan dijatuhkan oleh lingkaran sihir sebesar itu, dan karena lingkaran sihir itu tidak dikenali oleh siapapun, beberapa dari mereka panik.

Segera, langit mulai menunjukkan tanda-tanda perubahan mendadak saat tiba-tiba awan gelap mulai muncul. Langit hijau yang selama ini cerah, mulai berubah warna saat perlahan-lahan menjadi gelap karena perubahan cuaca yang sedang terjadi.

Dari lingkaran sihir yang sangat besar itu, sesuatu muncul. Dimulai dari kepalanya, itu adalah kepala naga, dan selanjutnya adalah bagian tubuh, yang menunjukkan tubuh ular bersisik berwarnya biru gelap.

Tubuhnya sendiri memiliki panjang ratusan meter, dan sekarang terlihat sedang berenang di lautan awan. Lebarnya yang berukuran sepuluh meter membuatnya lebih mengerikan dan menakutkan.

Masing-masing sisik itu sangat besar dan berkilau, matanya yang menyeramkan, kumis, dan bahkan giginya yang tajam.

Orang-orang dari Klan Leviathan sangat ketakutan. Mereka takut bukan karena ukuran binatang buas yang besar dan mendominasi, melainkan karena hubungannya dengan ular itu.

Binatang buas itu sebenarnya adalah salah satu Wolrd Enemy di Yggdrasil, yaitu Leviathan. Setelah mempelajari sihir Yggdrasil, Asheel mampu melacak Yggdrasil itu sendiri dan karena itu, dia bahkan bisa memanggil monster sekelas World Enemy.

Asheel menyeringai dan mengangguk puas setelah memanggil Leviathan. Sekarang dia berada di kepala naga-nya.

Hanya memikirkan kekacauan apa yang akan dia buat membuatnya menyeringai kegirangan. Dia buru-buru menggelengkan kepalanya dan menepuk pipinya sendiri karena pikirannya yang kemana-mana.

Saat memikirkan bahwa dia akan membuat kekacauan, dia sering lepas kendali karena kecenderungan sifat Chaos-nya. Karena itu, dia lebih suka berdiam diri karena saat dia saat dia lepas kendali, konsekuensinya tidak akan terbayangkan.

Asheel segera berusaha memberitahu dirinya sendiri bahwa kunjungannya kali ini adalah untuk menjemput Ingvild dan mengobatinya. Dengan itu, dia berhasil menenangkan diri.

Sementara Asheel sedang dalam konflik internal, orang-orang dari Klan Leviathan juga sedang dalam konfliknya sendiri.

"Habislah kita, leluhur marah kali ini!"

"Ya, aku bisa merasakan kekuatan Leviathan darinya, seolah-olah ular itu adalah Leviathan sejati!"

"Ini adalah nasib kita karena tidak melanjutkan keinginan leluhur!"

Masing-masing dari mereka tampak putus asa karena merasakan penindasan asal mereka.

"Seperti yang diharapkan, bahkan jika keduanya makhluk dari dua dunia yang berbeda, asalkan memiliki unsur yang sama, masing-masing akan ditentukan oleh kekuatan mereka."

Asheel memiliki ekspresi yang diharapkan setelah melihat orang-orang dibawah. Setelah itu, dia membuka mulutnya:

"Dengar orang-orang Leviathan! Kunjunganku kali ini adalah untuk menjemput seseorang, dia adalah Ingvild Leviathan. Apakah akan menjadi pertumpahan darah atau kamu dengan baik-baik menyerahkannya, semua itu adalah keputusan kalian."

Suaranya mungkin tidak keras, tapi sudah cukup untuk didengar dimasing-masing telinga karena suaranya langsung melalui otak mereka.

Setelah suara itu diucapkan, cuaca di langit menjadi semakin intens saat petir biru menyambar dan ledakannya terdengar sangat keras.

Tubuh besar Leviathan masih berenang diantara lautan awan saat binatang buas itu menggeram melalui gigi-giginya.

Ular laut itu sudah siap untuk membawakan teror bagi orang-orang dibawah!