webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Galla vs Fraudrin 2

"Zaratras-sama, Dreyfus!" Hendrickson berteriak dengan khawatir saat dia mendekati keduanya.

"Otou-san!"

Seorang anak laki-laki berkulit sawo matang tiba-tiba juga muncul dan berlari ke arahnya.

"Griamore!"

Hendrickson terkejut ketika melihatnya, sebelum merasakan sebuah gerakan pada orang yang terbaring didepannya.

"Griamore?" Dreyfus tiba-tiba mendapat tenaganya kembali dan langsung memeluk anaknya. "Aku tidak tahu kenapa kau menjadi sekecil ini, tapi aku senang!"

"Sepertinya tidak ada yang peduli padaku. Aku sedih~!"

Sebuah suara main-main yang terdengar lemah membuat Dreyfus dan Hendrickson menoleh ke arahnya, yang mana suara tersebut merupakan milik Zaratras.

"Zaracchi, kau baik-baik saja?" Hawk juga mendekat dan bertanya padanya.

Setelah itu, mereka mengirim kepergian Zaratras ke Alam seharusnya dia berada sambil menitipkan kata-katanya pada anaknya, Gilthunder.

...

"Oya, apa kau tidak bisa menggunakan regenerasi?" Galla mengejeknya.

Fraudrin hanya bisa menggertakkan gigi saat dia mengeringkan lengannya yang terpotong.

"Seorang pengganti memang beda, kau bahkan lebih lemah dibandingkan rekanmu yang lain. Meski kau lebih kuat jika dibandingkan dengan Galand, tapi kakek sialan itu bahkan bisa membunuhmu dengan mudah menggunakan kekuatan aslinya. Err, seharusnya tidak seperti itu. Galand bahkan bisa membunuhmu dengan mudah hanya menggunakan teknik helberd-nya."

Fraudrin terdiam saat dia melototi Galla, "Ya ... memang benar akulah yang terlemah, tapi kekuatanku ini cukup untuk membunuhmu!"

Fraudrin menggerakkan satu lengan yang tersisa dan memukulnya ke arah Galla.

Galla menghindarinya dengan mudah dengan melompat dan kemudian mendarat di lengan raksasanya.

"Lihat, kau hanya bisa mengayunkan lenganmu." Galla membanting cambuknya ke bawah, menghasilkan luka gores pada lengan Fraudrin.

"Argghh!" Fraudrin tersentak oleh rasa sakit yang membuatnya mundur ke belakang dengan cara terhuyung-huyung.

"Kau memang hebat, tapi ... bagaimana dengan ini!"

Fraudrin mengabaikan luka dilengannya lalu berbalik dan meninju ke arah dimana Dreyfus dan Hendrickson berada.

Melihat ke mana Fraudrin akan menyerang, Galla hanya membiarkannya begitu saja sambil memasang wajah acuh tak acuh.

"«Zakan»!"

Dreyfus mengeluarkan kemampuannya dengan panik saat tiba-tiba merasakan bahaya. Hendrickson dan Griamore hanya bisa membelakakan matanya akan serangan yang ditujukan ke arah mereka secara tiba-tiba itu.

Woosh!

Sebuah tekanan partikel dikompresi dan ditembakkan dari ujung pedang Dreyfus.

Fraudrin tidak bergeming bahkan saat dadanya tertembus oleh serangan paniknya saat tangannya sendiri masih terulur ke arah mereka.

BAM!

Tanah retak dan awan debu bertebangan ketika tinju Fraudrin jatuh ke tanah.

"Kalian baik-baik saja?"

Merlin tiba-tiba muncul sambil melayang saat jari telunjuknya terangkat, membawa Hendrickson, Dreyfus, dan Griamore menggunakan telekinesis.

"Merlin-dono, terima kasih!" Hendrickson segera berkata setelah dia mendarat di tanah.

"Woah, woah, woah! Siapa makhluk besar ini!?" Howzer berkata setelah baru saja tiba.

Dia datang bersama Ban dan Veronica, yang mana menjadi putri dari Raja Bartra.

"Itu adalah wujud asli Sepuluh Perintah Tuhan, Fraudrin!" jawab Hendrickson.

"Wow, bagaimana tubuh sebesar itu bisa masuk ke dalam diri Dreyfus!?" Howzer berseru lagi.

Mengabaikan keheranan tak berguna, Ban mengerutkan kening ketika melihat wanita yang memegang cambuk. "Lagian, siapa wanita sadisc itu? Aku merasakan tekanan berbahaya darinya."

"Aku tidak tahu, dia muncul begitu saja. Namun yang pasti dia juga seorang Iblis, tapi aku tidak tahu niatnya yang ingin membunuh Fraudrin," jawab Hendrickson.

Ban semakin mengerutkan kening ketika yang lain juga menjadi lebih waspada.

"Aku ingat sebelumnya dia menyebut tentang ... M-Master? Ya, Master! Dia menyebutkan Master itu telah memerintahkannya membunuh Fraudrin!" Dreyfus berseru tiba-tiba.

"Galla, kau terlalu senang bermain-main, ya? Cepat selesaikan urusanmu!"

Suara Merlin yang nadanya terdengar tinggi terdengar.

"Y-Ya, Master!" Galla membungkuk berulang kali.

"..."

Jadi itu kamu, toh.

Siapa yang mengira jika Merlin menjadi majikan dari Iblis kuat seperti Galla.

"Nah, Fraudrin-sama. Karena Master telah mendesakku, aku akan membunuhmu. Hmm, mungkin jika kamu tidak melawan, aku akan membunuhmu dengan lembut. Tolong jangan dendam padaku, ya?" Galla mengayunkan cambuknya dengan main-main.

"Kau jalang tidak punya kebanggaan sebagai Klan Iblis! Kau bahkan tunduk pada seorang manusia!" Fraudrin mengutuknya dengan marah.

"Ya, meski manusia dia masih lebih hebat darimu." Galla membanting cambuk terakhir sebelum melesat ke depan.

Sementara itu, Merlin yang melayang di atas menatap Galla dengan tatapan heran. 'Aku sudah sering menyiksamu, kenapa masih memandangku begitu tinggi?'

Tiga cambuk dalam satu pegangan. Itu adalah senjata milik Galla. Di ujung masing-masing cambuk itu terdapat sebuah runcingan logam yang sangat tajam.

"«Twist Electro»!"

Galla mengayunkan cambuknya ke Fraudrin, dengan yang terakhir menghindarinya. Tapi cambuknya tiba-tiba berbalik arah di tengah udara, langsung memanjang dan melilit tubuh Fraudrin seperti laba-laba.

"Oh, aku lupa bilang padamu. Cambuk ini juga merupakan bagian dari tubuhku. Aku bisa menggerakkannya seolah-olah itu adalah tanganku!" Galla bersenang-senang dengan mengungkapkan kemampuannya.

Kemampuan itu memang benar. Sejak dia dikutuk menjadi seekor bola berbulu oleh Ophis, cambuknya menyatu dengan tubuhnya sebagai ekornya yang panjang. Dia baru menyadarinya setelah dia berubah menjadi bentuk aslinya hari ini.

"Aku akui kau kuat, tapi kau tetap tidak akan selamat dariku!" Fraudrin mengangkat dadanya sebelum tubuhnya tiba-tiba membengkak.

"«Full Size»!"

Tubuh Fraudrin menjadi berkali-kali lipat lebih besar, yang bahkan istana menjadi tampak kecil baginya.

"Ini adalah kekuatan sihirku, «Full Size». Dengan ini, ---Urghh!"

Fraudrin tiba-tiba meludahkan seteguk darah saat pandangannya membungkuk, menyadari cambuk itu masih menempel pada tubuhnya. Rasanya seperti tujuh jantungnya terkoyak secara bersamaan hanya karena dia melakukan pergerakan kecil.

"Bagaimana bisa!? Seharusnya cambukmu sudah robek menjadi beberapa bagian!"

Tidak hanya mengikat tubuhnya, cambuk itu malah melilitnya lebih erat. Tubuhnya bahkan bengkok seperti spons yang diikat di beberapa tempat.

"Aku lupa memberitahumu lagi. Meski cambukku juga merupakan anggota tubuhku, aku bahkan tidak akan terluka jika cambuk itu hancur, yah, seperti rambut yang terpotong. Sayang sekali kau tidak bisa menghancurkannya. Sekarang, karena kau tahu jika aku bisa memperlakukan cambuk ini seolah-olah adalah tanganku sendiri, kau harus tahu sendiri apa yang bisa dilakukan selanjutnya, kan?" Galla menyeringai.

Maksud perkataannya adalah, Galla bisa menyalurkan kekuatan sihir spesialnya melalui cambuk, karena seperti penyihir pada umumnya yang mengeluarkan sihirnya melalui tangan atau anggota badan mereka, Galla juga bisa melakukannya lewat cambuknya.

"K-Kau ... sialan!" Fraudrin menggertakkan gigi sambil meronta-ronta.

"Tidak usah khawatir begitu, kau hanya akan kujadikan daging panggang.

"«Hellblaze»!"

Cambuk Galla tiba-tiba bersinar sebelum memanas dan api biru meledak dari pori-porinya.

Whuush!

Api ungu menyala-nyala dengan liar, membakar Fraudrin hidup-hidup.

"Galla."

Suara Merlin tiba-tiba terdengar, membuat Galla langsung menghentikan semburan nyala apinya.

Galla tahu apa yang sebenarnya diinginkan Merlin dengan membiarkan tubuh Fraudrin tetap utuh, karena dia memang berniat untuk membakarnya menjadi abu sebelumnya, oleh karena itulah Merlin menghentikannya.

"Merlin! Merlin! Bagaimana? Apakah aku sudah melakukannya dengan benar?!" Galla tiba-tiba berseru sambil membungkuk tepat didepan Merlin.

"Jangan bertingkah imut!" Merlin memalingkan muka, tapi dia melihatnya sekilas ekspresi Galla yang mengharapkan pujian darinya.

"Merlin! Merlin!"

Merlin masih ragu-ragu, tapi pada akhirnya menghela napas. Tangannya bergerak secara perlahan ke kepala Galla, sebelum menggosok rambutnya dengan pelan.

Poof!

Tubuh Galla tiba-tiba berubah menjadi asap dan sesosok bola bulu besar muncul darinya.

"Merlin! Merlin!"

"....."

"Wanita itu berubah menjadi makhluk imut..!" seru Howzer dengan tidak percaya.

Yang lain juga mengungkapkan keterkejutannya masing-masing.

'Imut dari mananya?!' Merlin berpikir sendiri dalam benaknya, sebelum menghela napas:

"Karena sudah begini, kurasa aku harus memperkenalkanmu pada lainnya." Merlin mendorong Galla ke depan agar semua orang dapat melihatnya. "Dia memiliki nama Galla, makhluk yang aku tangkap di masa lalu."

"Merlin! Merlin! Jangan lupakan identitasskku sebagai seorang Iblis!" Galla tidak puas dengan perkenalan Merlin.

"Diamlah! Kau akan mendapat masalah jika terlalu banyak bicara." Merlin menyubitnya.

"Oww! Oww! Mengerti, Merlin!"

"....."

"Kenapa seorang Iblis bisa berakhir seperti itu?" Howzer masih mengatakan keheranannya.

"Dia pernah berbuat dosa di masa lalu, kemudian dikutuk."

"....."