41 Euclid Lucifuge

Plok! Plok!

Diablo menepukkan tangannya.

Seketika, dunia tampak melengkung, memudar, dan kehilangan warnanya sejenak. Touji dan rekan pengusir setannya merasa bahwa ruang tempat di mana mereka berada telah terisolasi. Mereka tahu bahwa ruang keberadaan mereka telah dipindahkan.

"Apa itu?!"

"Apa yang iblis itu lakukan ?!"

"Kenapa jadi seperti ini ?!"

Menghadapi lawan yang bisa memanipulasi ruang seperti Diablo, tentu saja mereka mengalami keputusasaan. Lagipula, mereka hanyalah pemegang pedang suci yang bisa menggunakan kekuatan suci di tubuh mereka, resistensi melawan pengguna sihir ruang benar-benar nol.

Artinya mereka terjebak dalam ruang buatan yang dibuat Diablo.

Padahal bukan itu yang terjadi.

"Selamat datang di dunia ilusi yang ku buat~"

Mereka semua bingung. Dunia ilusi? Yang dilihatnya adalah langit berwarna merah dengan tanah datar yang luasnya tidak bisa dilihat dengan mata.

Ini adalah salah satu skill Diablo, Paradise Time, yang mampu mewujudkan dunia ilusi di mana waktu dihentikan untuk semua orang selain Diablo dan kesadaran target. Tubuh target tidak akan bergerak seolah-olah pikiran dan tubuhnya terpisah. Pikiran mereka di bawa masuk saat tubuh aslinya terkena efek penghentian waktu. Di dunia ini mereka menghabiskan waktunya berjam-jam, dengan waktu yang nyata hanyalah satu detik.

Sekarang Diablo sudah mencapai efek itu walaupun dia melakukannya dengan mudah. Eksistensinya sendiri merupakan masalah di dunia ini, dia mampu menghancurkan alam semesta dengan kekuatannya dan sudah tidak terikat lagi dengan ruang dan waktu. Bagaimanapun, itu hanya saat dia berada di dimensi asalnya. Di sini, kekuatannya berkurang beberapa persen karena belum bisa mengatasi kesesuaian dimensi ini.

"Keluarkan kami! Jika tidak, Surga akan menghukummu!" Touji berteriak seolah-olah itu perjuangan terakhirnya.

"Bukankah itu menarik?" Diablo dengan tersenyum menatap Touji, "Nah, kamu istimewa."

Tidak mengerti apa yang terjadi, Touji melihat Diablo menjentikkan tangannya, dan seketika tubuhnya menghilang, dengan kesadarannya kembali di dunia nyata.

Saat sadar kembali, Touji melihat sekeliling dengan bingung, dan adegan berikutnya sangat menakutkan baginya. Rekan-rekannya tiba-tiba terjatuh menyisakan dia sendiri yang sedang berdiri.

Ekspresi mereka tampak mengerikan, mulutnya berbusa, matanya memutih seperti telah melihat teror sejati. Dia tidak tahu apa yang dilakukan Diablo didunia ilusi.

"Sayang sekali misi telah gagal," Diablo melihat mayat pasangan itu sejenak sebelum berbalik. "Kalau begitu urusanku disini telah selesai."

Diablo terlebih dahulu membungkuk sebelum menghilang tiba-tiba dari tempatnya.

"A-apa itu ?!" Touji tergagap dengan linglung.

...

Alih-alih menghampiri para saksi mata dari golongan setan, Asheel memilih untuk menyapa Iblis kuat yang sedang mengawasi.

"Yo! Pemandangan yang menarik?" Asheel tiba-tiba muncul tidak jauh darinya.

Respon yang cepat muncul dari Iblis itu saat dia lompat menjauh.

"Siapa kamu?" Dia berkata dengan responsif.

"Wah, aku bukan siapa-siapa di hadapan Iblis berdarah murni sepertimu. Bukankah begitu?" Asheel menyeringai. Dia senang berperan menjadi babi untuk diam-diam memangsa seekor naga, atau begitulah orang lain mengatakannya.

Dia tidak menyembunyikan dirinya saat dia berjongkok di atas bangunan dengan kimono-nya berkibar.

"Setidaknya kamu tahu diri, ya?" Pria itu menegakkan tubuhnya saat melihat orang yang menyapanya.

"Hahaha, kamu lucu sekali! Apakah kamu orang dibalik konspirasi ini? Eh, apa namanya.. menghapus bukti?"

Ekspresi pria itu menjadi muram setelah mendengar hal itu.

"Kamu mengetahui terlalu banyak hal yang seharusnya kamu tidak tahu. Yah, terserah. Karena kamu dengan bodoh memutuskan untuk menunjukkan diri, aku hanya akan membunuhmu!" Pria itu berseru.

Klik!

Pria itu tertegun setelah melihat cahaya dari pria itu. Melihat apa yang ada di tangannya, dia menjadi marah.

"Hmm, aku sebenarnya tidak tahu siapa kamu. Aku akan bertanya pada seorang kenalan setelah ini, sepertinya kamu orang yang cukup penting, ya? Yah, siapa tahu." Asheel mengangkat bahu sambil memegang kamera di tangannya.

Urat tebal muncul di dahi pria itu setelah mengetahui Asheel benar-benar mengabaikannya.

Asheel akhirnya benar-benar memperhatikan sosok yang dia ambil gambarnya. Dia memiliki penampilan pria muda tampan yang muncul di awal dua puluhan dengan rambut perak yang diikat dengan gaya rambut dikepang.

Euclid Lucifuge, itulah namanya. Salah satu Lucifuge yang masih hidup, sekaligus saudara laki-laki dari Grayfia Lucifuge, ratu terkuat di dunia bawah. Hanya sedikit orang yang mengetahui bahwa ia masih hidup.

Seorang loyalis Lucifer yang fanatik, Euclid memegang kesetiaan tertinggi kepada Lucifer asli sebagai penguasa Klan Lucifuge. Karena kesetiaan ini, Euclid sepenuhnya mendukung ambisi dan gagasan Lucifer asli tentang dominasi dunia sebagai anggota Fraksi Setan Lama.

Lucifuge sendiri melayani di bawah Lucifer asli, dan karena itulah dia melayani keturunan Lucifer saat ini, Rizevim Livan Lucifer. Dia percaya bahwa Iblis seharusnya menjadi simbol kejahatan dari ajaran Lucifer itu sendiri.

Tentu saja Asheel tidak tahu dan tidak repot-repot untuk mencari tahu.

"Cukup main-mainnya, aku akan membunuhmu!" Euclid akan mengeluarkan sihirnya sebelum dia tiba-tiba diserang.

BAM!

Tubuhnya terpental ke bawah menghasilkan retakan di tanah. Setelah itu, sebuah sosok yang memegang pedang tiba-tiba muncul di depan dan menebasnya. Dia akan menghindar tapi tubuhnya terlalu berat untuk digerakkan, dan akhirnya dia terkena serangan itu.

Slash!

"Argghh!" Lengannya terpotong rapi, membuatnya mengeluarkan banyak darah yang bocor ke mana-mana.

"Serangan diam-diam, menyenangkan juga." Asheel bersiul sambil melambaikan pedangnya, akibatnya darah di bilahnya menyiprat ke tanah.

Euclid berdiri dan mengeluarkan botol kecil sebelum membukanya dan meneteskannya ke lengannya yang terpotong. Dia segera terkejut setelah melihat tidak ada efek yang diinginkannya.

"Percuma saja, serangan pedangku akan sangat sulit disembuhkan bahkan menggunakan Air Mata Phoenix." Asheel berkata karena melihat tindakan Euclid. Yah, dia tahu beberapa hal tentang Iblis dan salah satunya keluarga Phenex yang mampu menghasilkan Air Mata Phoenix sebagai alat penyembuh super.

Euclid melihat pedang di tangannya dan matanya berbinar. Pedang itu adalah sebuah katana dengan gagang dan bilah berwarna hitam, motifnya sendiri menjalar di seluruh tubuh pedang. Dan di sekeliling pedang itu, aura gelap menyelimuti tubuh pedang.

"Begitu, aura gelap itu memiliki karakteristik yang mirip dengan biotoksin, karena energinya mampu membunuh organisme saat bersentuhan, bukan hanya organisme tapi energi magis itu sendiri." Euclid mengamati pedang itu lalu melihat ke lengannya yang terpotong. Dia sendiri berkeringat, Air Mata Phoenix tidak bisa menyembuhkan lukanya dan malah bertambah buruk karena energi gelap yang menempel di tubuhnya terus memakan khasiat ramuan itu.

"Tidak ada pilihan lain, sepertinya aku harus menggunakannya begitu cepat."

"Balance Breaker !!!"

Setelah mengatakan itu, tubuhnya tiba-tiba bersinar dan baju besi menyelimuti dirinya. Itu adalah baju besi putih yang terkesan sci-fi dan terlihat sangat kuat.

"Kamu memaksaku menggunakannya. Walaupun aku tidak tahu siapa kamu, tetapi karena berani mencampuri rencanaku, kamu akan menjadi orang yang akan menguji Armor ini! Aku akan menunjukkan kepadamu apa itu Iblis Sejati!"

"Ho, apa bedanya memakai zirah atau tidak, pada akhirnya aku akan memotongmu."

Asheel menjentikkan jarinya dan sebuah penghalang muncul mengelilingi kawasan sekitarnya. Dia menyiapkan pedangnya dengan aura gelap menyelimuti dirinya.

"Frankestein, sepertinya kamu bisa bermain."

Aura gelap pada pedang menjadi semakin intens saat kegelapan menjalar ke seluruh lengannya. Dia mengangkat pedangnya ke langit.

"Jawab panggilanku, Dark Spear!"

Cuaca berubah, awan hitam semakin tebal di langit, dan sebuah lubang muncul di tengah awan itu. Guntur terus berderak saat kilat mengamuk menaungi awan gelap dan berenang di dalamnya. Di tengah lubang itu, energi yang sangat terkonsentrasi tiba-tiba jatuh seperti pilar menuju Asheel.

BOOM!

Dirinya di selimuti kegelapan saat tubuhnya berubah menjadi ungu gelap, rambutnya berkibar karena energi yang meluap darinya.

Euclid menjadi berkeringat saat merasakan energi yang sangat intens itu. Fenomena itu bukan karena musuh menggunakan sihir cuaca, tapi energinya sendiri mampu mempengaruhi cuaca itu sendiri!

Juga, dia menyadari bahwa penghalang yang dipasang oleh musuhnya memiliki efek lain.

"Sepertinya aku berlebihan."

Asheel sekarang memiliki perubahan warna di kulitnya, di seluruh tubuhnya dipenuhi rune gelap yang bersinar menggantikan tattonya.

Ini adalah wujud asli zanpakuto-nya. Alih-alih menuangkan reiatsu-nya sendiri saat masih menjadi asauchi, dia mengambil jiwa acak dari dimensi lain untuk membangkitkan roh zanpakuto-nya.

Dan itulah keberadaan Frankestein, nama sejati zanpakuto miliknya.

Senjatanya bukan lagi katana melainkan tombak dua sisi, dengan gagangnya berada di tengah tombak. Tombak itu tidak berbentuk karena wujudnya sendiri adalah kegelapan pekat dari energi gelap murni yang terkondensasi menjadi tombak.

"Bersiaplah untuk menerima satu serangan milikku, jika kamu bisa mengatasinya, aku akan membiarkanmu pergi."

Alih-alih gugup atau takut, Euclid menunjukkan semangat saat matanya bersinar dengan ketertarikan.

"Sepertinya aku diremehkan. Baik, jangan menyesalinya, sebutan Iblis tingkat Ultimate bukan hanya nama!"

Asheel mengayunkan tombaknya dengan santai, dan tebasan energi gelap terbang menuju Euclid.

Euclid menggunakan kemampuan armornya saat dia bersinar dari dadanya yang berfungsi sebagai pusat kekuatan.

"Scale Mail, Shield!"

Aura naga yang berasal dari armor itu membentuk perisai di depannya. Armor itu sendiri bukanlah Sacred Gear, namun hanya tiruan dari Balance Breaker Longinus tipe naga.

Dia adalah peneliti gila yang memimpin sekelompok penyihir liar di bawahnya, dan penelitiannya akhirnya membuahkan hasil berupa armor yang dikenakannya.

Tebasan energi gelap bertabrakan dengan dengan perisai armor, menghasilkan suara berderit. Hasil dari tabrakan itu menghancurkan segala hal di sekitarnya, membuat tanah retak dan pepohonan berkarat.

"Arggh!!!" Euclid berusaha sekuat tenaga untuk mengimbangi kekuatan tebasan, tapi sangat sulit untuknya yang bahkan kekuatannya sendiri bisa setara dengan empat maou dunia bawah. Dia sendiri tahu bahwa penghalang yang terpasang di sekitarnya bisa menahan energi apapun yang keluar, tapi itu juga memiliki fungsi yang sangat menakutkan baginya.

Aturan dunia!

Bidang penghalang mampu menaikkan aturan dunia itu sendiri, bahkan jika dia memiliki kekuatan untuk menghancurkan gedung bertingkat dengan pukulannya, di dalam penghalang ini pukulannya hanya bisa menghancurkan sebuah rumah. Dia tidak merasa lebih lemah, bahkan dia merasa kekuatannya masih sama kuatnya, tapi bidang penghalang ini membuatnya seolah-olah kekuatannya melemah. Keberadaannya menjadi lebih rendah di dalam dunia penghalang ini, dan dunia penghalang memiliki keberadaan yang lebih kuat dari dunia tempat dia biasanya hidup.

Artinya, dunia di dalam penghalang ini mempunyai aturan dunia yang lebih kuat daripada dimensi di mana dunia dia tinggal.

Dia ingin sekali meneliti penghalang yang dipasang oleh Asheel dan ekspresinya tergila-gila untuk itu, bahkan dia memiliki beberapa spekulasi menakutkan di dalam pikirannya. Tapi dia tidak bisa terus memikirkannya karena keadaannya diharuskan untuk memblokir energi gelap yang sedang bentrok dengan perisainya.

Desing!

Bahkan hanya butuh tiga detik untuk perisai itu pecah dan energi kegelapan mengenai Euclid. Tubuhnya terbang menghantam beberapa bangunan berturut-turut, kesadarannya terasa bahwa dia akan sekarat.

Dia hanya bisa berbaring di tanah, tubuhnya terluka parah saat dada dan perutnya robek, lukanya sendiri terkorosi oleh energi hitam yang menempel, terus menggerogoti energi di dalam tubuhnya.

"Rizevim-sama..."

Dia hanya bisa memikirkan Tuannya akan menyelamatkannya. Dia gagal untuk pertama kalinya di hadapan musuhnya, bahkan saat perang antara Fraksi Setan Lama dengan Fraksi Anti Setan, dia tidak mengenaskan seperti ini.

"Lumayan, kamu bisa bertahan dari Frankestein. Seperti yang kukatakan, aku akan melepaskanmu saat ini karena aku merasakan bantuanmu akan datang."

Tubuh Asheel sudah kembali normal, dengan tidak ada pakaiannya yang robek, masih kimono hitamnya yang biasa. Kulitnya juga normal kembali dengan tattonya yang biasa dilihat.

"Nah, jadilah badut untukku, jadilah penjahat seperti yang kau inginkan, aku akan menonton hiburanmu."

Setelah mengatakan itu, dia menghilang dengan penghalangnya juga pecah berkeling-keping.

Beberapa saat kemudian, sesosok muncul di tempat yang sama.

avataravatar
Next chapter