250 Black Robe, Yanshen

Mendaki tangga menuju puncak gunung, Asheel memperhatikan jika hal-hal yang sangat dia inginkan ternyata terdapat di gunung ini.

Banyak sekali elixir dan ramuan berharga yang tersebar di tanah subur gunung ini, dan masing-masing dari mereka adalah harta surgawi tertinggi.

Jika saja salah satu elixir itu jatuh ke alam bawah, Dao Surgawi akan menunjukkan reaksi yang menunjukkan jika harta karun tertinggi telah turun ke dunia mereka.

Tapi apa yang disebut harta karun itu seperti lobak disekitar gunung ini.

"Oyaji pasti sudah tahu apa yang paling kubutuhkan saat ini, makanya dia mengirimku ke sini ..."

Setelah puas melihat-lihat tanaman sekitar, Asheel menyadari jika perjalanannya selama ini bahkan tidak sepersepuluh dari tempat tujuannya.

"Berjalan akan memakan waktu terlalu lama, aku akan terbang ..."

Maka dari itu, Asheel memutuskan untuk terbang, yang mana seharusnya bahkan Dewa Omniverse pun tidak akan bisa menggunakan kekuatan mereka di area yang mencakup susunan formasi ini.

Setelah melaju menembus angin selama beberapa saat, dia sampai di sebuah paviliun kayu, bangunan yang terlihat kuno. Bangunan itu memang didesain seperti ala-ala sekte karena pemiliknya adalah seorang kultivator.

Asheel bahkan tidak mengagumi pemandangan yang ditawarkan saat dia langsung memasuki bangunan. Bangunan itu sangat sepi, tapi kebersihan tempat ini selalu dijaga karena susunan formasi selalu menjaga tempat ini.

Kemampuan yang mampu dilakukan oleh susunan formasi kebanyakan sangat praktis, apalagi untuk mempermudah kehidupan sehari-hari seperti ini.

Untuk lebih rumitnya, susunan formasi adalah sebuah progam yang harus diatur secara manual, baru kemudian mereka bisa terlihat kegunaannya.

Tapi untuk Asheel yang seorang Chaos, susunan formasi kebanyakan tidak berguna padanya karena konsep kekuatannya sendiri bisa langsung merusak susunan formasi.

Meski memiliki kelebihan yang sangat merusak, hal itu juga memiliki kelemahan. Selain kekuatan dari Energi Primordial, Origin Primordial, dan Primal Chaos, kekuatan apapun tidak akan bisa memberi buff peningkatan padanya.

Sihir pendukung yang ditargetkan pada Asheel tidak akan bekerja padanya, yah itu tergantung Asheel sendiri. Jika sihir pendukung mau bekerja padanya, Asheel harus menstabilkan Energi Kekacauan dalam dirinya agar tidak sampai mengacaukan energi sihir yang diterima dari orang lain.

Intinya, selain energi yang lebih tinggi dari Energi Kekacauan, kekuatan apapun tidak akan bisa bekerja padanya. Meski tubuh fisiknya hancur sekalipun, dia akan bersikap seolah-olah tidak terluka.

Itu juga menjadi alasan kenapa Asheel bisa mengabaikan pembatasan formasi susunan yang menekannya saat ini hanya dengan mengedarkan Energi Kekacauan dalam tubuhnya, yang prosesnya sendiri sebenarnya sangat menyakitkan.

Sekarang, Asheel telah sampai di pusat formasi, yang letaknya sendiri terdapat di puncak paviliun.

Asheel merasa sedikit tidak senang karena tidak ada yang menyambutnya bahkan saat dia sudah berdiri di depan paviliun selama lima menit.

"Lupakan, mungkin orang aneh lagi." Asheel menggelengkan kepalanya dan dengan cepat masuk.

Di sepanjang lorong terpasang barang-barang antik dengan kemewahan yang terkesan kuno. Lukisan tinta, kaligrafi, ukiran permata, dan lain sebagainya.

Asheel sudah banyak melihat harta benda seperti itu, tidak lagi memiliki keinginan untuk merampoknya. Meskipun dia tahu jika setiap benda yang diabadikan memiliki nilai yang tak terkira.

Menurutnya, merampok dari pembendaharaan Supreme One lebih memuaskan, apalagi saat mengambil wine berharga miliknya.

'Meh, sejak kapan aku begitu kejam seolah sudah biasa saat merampok seseorang.' Asheel segera menyingkirkan pikiran jahatnya.

Kleek!

Asheel membuka pintu pada ruangan tertinggi di paviliun. Dia tidak tersesat karena dia telah merasakan sebuah hawa kehadiran disini. Meskipun indera ilahinya diblokir sebelum dia masuk ke bangunan dan dia juga tidak repot-repot untuk menembusnya.

Pertama kali yang dilihat Asheel adalah sebuah patung kayu berbentuk wajah yang menumpuk satu sama lain. Setiap wajah memiliki rupa seperti iblis, tapi dengan penampilan yang bisa diplesetkan menjadi lelucon.

Asheel memandangi patung itu sejenak, bukan karena terkagum atau semacamnya, hanya karena dia tahu jika patung itu adalah pusat formasi yang terdapat di seluruh gunung ini.

Jelas jika pusat formasi itu diserang, sebuah pertahanan tersembunyi akan aktif dan menyerang si penyerang.

Asheel kemudian mengalihkam pandangannya pada pria yang sedang memunggunginya.

"Ternyata itu kamu."

Asheel mulai berbicara pada pria yang sedang minum teh sambil menikmati pemandangan langit terbenam di luar. Sebenarnya itu adalah orang yang pernah Asheel temui di masa lalu.

"Apakah pemimpin mengirimmu?" tanya pria itu tanpa berbalik menatapnya.

"Ya, dia bilang ingin mengenalkanku pada seseorang, ternyata orang lainnya yang pernah kupukuli." Asheel juga tidak sopan dan mulai duduk di depan patung yang menjadi pusat formasi, bahkan bersandar padanya.

Pria itu terdiam dan tidak menunjukkan ekspresi tersinggung, ketenangannya sangat menakjubkan saat dia hanya melanjutkan menyesap tehnya.

Asheel tidak merasa diremehkan atau apa karena saat mulai masuk paviliun, dia sudah menerima perlakuan yang dapat menekan keberadaannya.

Itu hanya menunjukkan, bahkan pria yang menjadi lawan bicaranya saat ini memiliki standar tinggi untuk berinteraksi dengannya.

Ya, Asheel tidak tersinggung karena setelah ini ... dia akan merampoknya...

"Omong-omong, karena orang tua itu mengirimku ke sini, jelas dia tahu apa yang sedang kuinginkan. Mari lakukan begini, aku akan mengambil beberapa tanaman hiasmu di bawah, lalu aku akan pergi."

"....." Pria berjubah hitam itu terdiam, menyesap tehnya dengan tidak bisa berkata-kata. 'Apa untungnya bagiku? Apakah mengusirmu menjadi keuntunganku?'

Setelah menyesap tehnya lagi, pria berjubah hitam itu membuka mulutnya. "Silahkan ambil semaumu."

"Oh, sangat murah hati! Kalau begitu, aku tidak akan sungkan!" Asheel berdiri dengan bersemangat dan berbalik akan pergi. "Karena kita sudah saling mengenal, maka permisi. Oh, aku belum tahu namamu!"

"Namaku Yanshen."

"Aku akan mengingatnya!"

Setelah mengatakan itu, Asheel menghilang dengan cepat. Sampai-sampai menjadi daya tarik Supreme One, pria bernama Yanshen ini sudah pasti adalah orang yang hebat.

Asheel merasa tidak akan rugi berkenalan dengannya, lagipula ... pria Yanshen ini adalah petani tanaman yang hebat!

Jika dia kekurangan bahan lagi, maka yang harus dilakukan hanyalah pergi ke gunung ini, dan masalahnya akan selesai.

Apalagi, tidak seperti Dewa Omniverse yang lain, sepertinya orang Yanshen ini tidak takut padanya.

Ini adalah situasi win-win!

Jika Yanshen mendengar pikirannya, dia pasti akan muntah darah. Win-win pantatmu! Ini hanya perampokan sepihak!

...

Asheel pulang ke rumah dengan suasana hati yang gembira. Dia bersiul di sepanjang jalan.

"Oh, harimu sangat baik? Apa kau menemukan sesuatu di sana, misalnya ... seorang wanita?"

Mendengar perkataan Sera, kegembiraan Asheel tenggelam. "Hah? Aku hanya mendapatkan sayuran berkualitas untuk memberimu makan."

"Jadi, bukan wanita?"

"Mengapa kau berpikir jika setiap orang yang kutemui adalah wanita?" Asheel menatapnya seolah dia terluka.

"Itu sebenarnya adalah salah satu pria yang pernah kupukuli. Kalau tidak salah, orang itu adalah powerhouse dari High Abyss yang terdampar di Low Abyss, yang kemudian dia membangun sektenya di sana. Karena sesi jalan-jalanku saat itu, keberadaannya secara tidak sengaja terekspos."

Saat Asheel menceritakannya, akhirnya Sera mengingatnya. "Oh, yang itu. Ayah kemudian tertarik pada pria itu dan mempromosikamnya sebagai Dewa Omniverse dengan keuntungan jika dia akan membawa sektenya bersamanya."

"Yah, walaupun kasusnya berakhir sama sepertiku. Saat seseorang sudah terikat pada sebuah dunia, maka orang itu akan menjadikannya menjadi dimensi miliknya sendiri. Ini menjadi kemenangan bagi Oyaji, mengorbankan sebuah dimensi kecil untuk jenius dengan potensi tak tertandingi. Apalagi, dia sangat murah hati saat membawakanku oleh-oleh beberapa tanaman bernutrisi."

"Baguslah."

Sera juga ikut senang.

...

Sementara itu, Yanshen turun ke ladangnya untuk sesi penyiraman sebelum matahari benar-benar terbenam.

Tapi dimanapun dia berkeliling ladangnya mencari tanaman yang seharusnya ada disana, dia tidak menemukannya sedikitpun. Saat dia terus berkeliling, dia akhirnya menemukan tanamannya di sana.

Hanya saja, itu hanya sepetak tanah...

"Orang itu ..."

avataravatar
Next chapter