webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Berangkat!

Tiga hari berlalu.

Hari ini adalah hari mereka berangkat ke Kyoto untuk liburan. Semua orang bersemangat dan sudah mempersiapkan segalanya.

Asheel sedang berdiri di depan kondomoniumnya dengan koper di sampingnya. Dia mengenakan kemeja aloha berwarna merah, celana pendek, dan sandal. Dia juga mengenakan kacamata dan topi, dengan rambutnya di kucir pada bagian tengah. Tatonya terlihat karena dia mengenakan kemeja lengan pendek. Tato kirinya terlihat menyerupai ular yang menjalar ke batang tangannya, sedangkan tato tangan kirinya adalah bunga merah yang merambat di mana-mana. Kancing baju bagian atasnya dibiarkan terbuka memperlihatkan dadanya yang berotot ramping dan sedikit coretan tatonya.

Di sampingnya Aura dan Mare mengenakan pakaian kembar yang lucu berwarna putih. Mereka juga mengenakan tas punggung yang sama. Sementara Aura memakai pakaian pria, Mare mengenakan pakaian wanita.

"Asheel-sama, kenapa tidak menyimpan barang kita di ruang penyimpanan?" Aura bertanya saat tangannya bersilang di belakang kepalanya.

"Ini adalah cara liburan manusia, karena kita sedang menyamar sebagai menusia, kita akan melakukannya sesuai dengan caranya!" kata Asheel dengan semangat. Sebenarnya bukan itu yang terjadi, dia hanya ingin melakukannya seperti ini.

"Seperti yang diharapkan Asheel-sama!" Aura dan Mare memujinya.

Asheel menggosok hidungnya karena malu pada dirinya sendiri, dia merasa bahwa yang baru saja dilakukannya adalah menipu seorang anak kecil yang manis dan polos.

"Bagaimana dengan saya, Asheel-sama? Apakah ini cocok untuk saya?"

Suara yang manis dan gugup terdengar di belakangnya.

Asheel, Aura, dan Mare menoleh ke belakang dan melihat Shalltear yang mengenakan pakaian gothic loli berwarna gelap, tapi yang ini berbeda dari biasanya karena tanpa lengan dan desainnya juga lebih lucu.

Shalltear merasa gugup sekaligus bersemangat saat Asheel menatapnya. Dia mencoba menggoyangkan tubuhnya sehingga roknya berkorbar dengan cantik.

"Masih sama seperti biasanya ya, Shalltear. Bantalan dadamu sangat mencolok!" Aura mencibir saat melihat Shalltear.

"Aura! Apakah kamu mencari masalah denganku?!"

Mereka berdebat cukup lama, lalu Asheel akhirnya menenangkan mereka berdua. Tapi harus diakui bahwa saat melihat mereka berdua sangat akrab seperti ini, rasanya sangat menenangkan seperti menyaksikan anak-anaknya telah tumbuh dewasa.

"Kamu sangat cocok mengenakan pakaian itu, Shalltear." Asheel memuji Shalltear dan menepuk kepalanya.

Shalltear sangat senang saat Asheel memujinya dan juga menepuk kepalanya, dia akhirnya tidak tahan lagi dan melompat ke arah Asheel. Dan seperti yang di harapkan, Asheel menangkapnya dan juga memeluknya yang membuatnya sangat bahagia.

"Shalltear, kamu terlalu berlebihan untuk Asheel-sama!"

Suara yang berat dan tidak menyenangkan terdengar di belakangnya. Albedo terlihat di sana tepat di luar pintunya. Dia mengenakan pakaian putih lucu dengan dasi merah, dan rok putih panjang.

Dia berjalan dengan perlahan ke arahnya, setelah hanya beberapa langkah jaraknya, dia berhenti. Ekspresinya tidak terlihat dan setelah itu, dia tersenyum dengan malu-malu.

"Bagaimana, Asheel-sama? Apakah ini cocok dengan seleramu? Saya sudah berpikir semalaman untuk memilihnya, kuharap Asheel-sama menyukainya."

Asheel melihat Albedo dan langsung terkesima melihat kecantikannya, Albedo juga memasang wajah yang manis membuat menambah poin plus untuknya.

Dia berjalan ke arah Albedo, lalu menggunakan tangannya untuk membelai wajahnya.

"Asheel-sama?" Wajah Albedo memerah. Dia mendongak dan langsung menatap matanya.

"Kamu sangat cantik, Albedo. Pakaianmu sangat cocok, dan aku menyukainya. Aku sangat senang memilikimu, Albedo."

"Asheel-sama.. aku.. aku juga sangat senang bisa berada di sisimu, Asheel-sama!" Albedo langsung memeluknya.

Asheel menepuk punggungnya dan juga memeluknya kembali.

"Ehem!"

Tindakan mereka di sela oleh kecantikan berikutnya. Sera datang dan melihat Asheel dan Albedo saling berpelukan yang membuatnya tidak bisa menahan cemburu.

Kedua orang yang berpelukan berhenti dan menatap ke arahnya. Albedo sedikit kecewa karena sesi pelukannya selesai, sementara Asheel hanya tersenyum canggung.

Asheel lalu datang ke arahnya dan memujinya, lalu dia juga memeluknya.

"Kamu sangat cantik, Sera. Aku merasa tidak ingin melepaskanmu selama-lamanya."

Sera juga mengenakan pakaian putih tanpa lengan dan topi matahari. Kulit putih pucatnya dibiarkan terkena sinar matahari, membuatnya berkilau seperti giok. Mata merah darahnya juga terlihat indah dipadukan dengan wajah cantiknya.

"Kamu sangat ahli saat memuji istrimu!" Sera menggeliat di pelukannya.

Setelah itu, Demiurge dan Sebas datang. Demiurge dan Sebas mengenakan kemeja aloha dan celana pendek sama seperti Asheel, yang membuatnya mengacungkan jempolnya.

Lalu satu persatu, angggota pleiades datang. Asheel memuji mereka semua saat tatapan mereka terlihat memintanya.

"Kita akan menggunakan apa saat kesana? Apakah menggunakan gate?"

Shalltear bertanya saat semua orang sudah berkumpul.

"Aku akan kecewa jika kita tidak menggunakan kendaraan." Sera berkata saat dia menatap Asheel dengan tanpa ekspresi. Ini adalah liburan eksklusif mereka, jika mereka menggunakan gate atau sihir teleportasi, dia akan sangat kecewa. Menikmati perjalanan menuju tujuan adalah salah satu esensi dari sebuah liburan.

"Tenang, aku sudah mempersiapkannya." Asheel menatap mereka semua sebelum menepukkan tangannya. "Sebas!"

"Ya, Tuan! Saya akan mempersiapkannya!" Sebas membungkuk dan berjalan menuju garasi.

Semua orang penasaran dengan kendaraan apa akan mereka naiki? Aura, Mare, dan Shalltear bahkan berdebat tentang itu.

"Jika itu Asheel-sama, setidaknya harus pesawat canggih yang akan kita naiki!"

"Tidak, menurutku kita akan menaiki mobil super dengan kecepatan tercepat yang bahkan melebihi bicorn Albedo!"

"Kasar sekali! Aku yakin dengan Asheel-sama bersama kita, tentu saja Sleipneir yang akan kita naiki!"

Saat mereka saling berdebat, tiba-tiba pintu garasi terbuka. Suara mesin terdengar dari dalam. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya kendaraan yang ada di dalam akhirnya keluar.

Kepala melengkung yang datar, kaca besar, body tinggi, tubuh mobil yang panjang. Warnanya hijau dan putih, memiliki banyak roda terpasang, dan dua pintu.

Seketika ekspresi semua orang berubah. "Itu saja?"

Asheel yang selama ini tersenyum, bingung dengan reaksi mereka. "Apa apaan ekspresi kecewa kalian itu?"

Sera menghela nafas dengan nada kecewa. "Kupikir mobil yang akan kita naiki setidaknya akan terlihat keren."

Asheel menggelengkan kepalanya dan meninggikan suaranya. "Jangan mengeluh, aku hanya bisa memikirkan ini saat kita semua ada empat belas orang."

Sera menganggukan kepalanya dengan mengerti, lagipula mobil kecil dan keren dipikirannya hanya bisa muat beberapa orang. Sementara minibus di depannya bisa memenuhi kebutuhan mereka saat ini.

"Jika ini yang Asheel-sama pilih, kita tidak akan mengeluh." Albedo berkata dengan tabah dan senyumannya yang tidak pernah pudar, tapi matanya menunjukkan beberapa perubahan.

"Pasti ada arti di baliknya saat Asheel-sama yang memutuskan!" Demiurge menyesuaikan kacamatanya sebelum tersenyum.

Asheel hanya menggelengkan kepalanya sebelum berpikir sendiri, 'Seperti yang diharapkan Demiurge, terlalu paranoid.'

"Letakkan barang-barangmu di bagasi, lalu naiklah. Kita akan membuat kenangan indah bersama melalui liburan kali ini!" Asheel berkata dengan semangat sebelum membuka bagasi untuk mereka.

Setelah Asheel mengatakan itu, satu persatu semua orang meletakkan barang bawaan mereka yang memang perlu di letakkan di bagasi.

Semua orang menaiki minubus dan memilih kursinya sendiri-sendiri, itulah yang akan dipikirkan Asheel. Tapi..

"Akulah yang akan duduk disebelah Asheel-sama!"

"Tidak, sebagai istrinya, aku yang akan berada di sebelahnya, iya kan darling?"

"Untuk berjaga-jaga jika ada bahaya yang tidak bisa kita prediksi, saya Albedo akan menjadi perisainya! Maka dari itu, saya akan dengan senang hati berada di sisinya."

"Ano.. etoo.. aku juga ingin berada kursi yang sama dengan Asheel-sama!"

"Tidak, saya harus menjalankan tugas saya sebagai sekretaris baru Asheel-sama, dengan berada di dekatnya saya bisa belajar satu atau dua hal darinya!"

Sementara itu Asheel menghela nafas tak berdaya melihat keributan di sekitarnya. Semua bagian tubuhnya ditarik-tarik dan diperebutkan oleh mereka semua.

"Sebelum kita memutuskan itu, saya ingin menanyakan satu pertanyaan." Sebas bertanya saat dia mengangkat tangannya.

"Apa?"

"Siapa yang akan menjadi supirnya?"

"....."

:)

Nobbucreators' thoughts