webnovel

The Fleeing Chaos Demon

Asheel Doom, iblis yang lahir dari kekacauan, dan orang yang terlahir sebagai raja, kabur karena takut dengan mimpi yang dia alami. Dia pergi sambil mengajak rekan-rekannya yang ia temui di masa lalu, dan mereka tiba di sebuah dunia modern yang terdapat iblis, malaikat, malaikat jatuh, dan dewa. Ini hanyalah kehidupan sepasang Dewa yang dibuang ke Alam Fana.

Nobbu · Anime & Comics
Not enough ratings
289 Chs

Aku akan menjadi Raja Iblis:v

"Benda besar ini benar-benar sasaran yang cocok untuk menguji sihir selanjutnya."

Merlin menatap Skeleton raksasa dengan senyum meremehkan, matanya seolah melihat Skeleton itu hanya sebagai uji tesnya.

"Aku memiliki banyak sihir yang ingin kucoba langsung, tapi untuk jaga-jaga aku harus menyisakan banyak cadangan mana, ya?"

Memikirkan Zeldris yang masih berada di istana dan sedang memulihkan diri, membuatnya tertarik dan bertanya-tanya apakah dia bisa mengambil kekuatan Raja Iblis darinya.

Tapi itu tindakan yang ceroboh dan membahayakan mengingat Raja Iblis terus mengawasi Britannia selama ini. Selain itu, kekuatan Raja Iblis didalam diri Zeldris seperti bom waktu, seolah-olah Dewa itu bisa mengambil alih tubuhnya kapan saja.

Merlin lalu mengalihkan pandangannya ke Meliodas yang masih terjebak dalam teknik «Anta no Mayu» milik Melascula, yang padahal pengguna teknik itu sudah disegel didalam tabung reaksi.

Menggeser pandangannya, dia lalu melihat Skeleton raksasa yang masih menggeliat dengan aneh, seperti monster yang telah kehilangan kewarasannya, hanya bisa berteriak ke langit dengan agresif.

"Sudah kuduga, alasan kenapa Skeleton itu masih bisa bergerak karena dipasok oleh energi magis milik Meliodas yang terjebak dalam kepompong itu. Tapi karena atribut yang bertentangan dari Skeleton dan energi yang masuk ke dalamnya juga merupakan energi iblis, maka terjadi ketidakseimbangan yang menggoyahkan dirinya. Ini benar-benar kesempatan emas untuk menyerangnya, tapi ... rasa penasaranku tidak akan terpuaskan jika berakhir begitu saja! Aku ingin tahu apa yang terjadi dan apa yang dihasilkan dari ketidakseimbangan itu. Apakah kekacauan? Apakah akan meledak begitu saja? Apakah kekuatan gelap akan mendominasi dirinya? Ahhh, rasa gatal di otakku akan segera terjawab!"

Merlin memiliki ekspresi menyeramkan saat mulutnya berbicara sendiri. Oleh karena tidak ada orang lain disekitarnya saat ini -- dan Meliodas juga sedang terjebak dalam keadaan tertentu, rasa yang dia pendam selama ini meluap hingga dia mengekspresikan semua yang ada didalam hatinya.

Skeleton itu semakin menggeliat saat mulut tengkoraknya meraung ke langit, namun bukan tangisan atau raungan yang keluar, melainkan daya tarik kuat seolah-olah terdapat tornado yang menyeret apapun dalam jarak raungannya.

"Kahahahaha, rupanya begitu. Skeleton itu memiliki kecerdasannya sendiri. Betapa cerdasnya dia untuk menyerap sisa-sisa kekuatan cahaya untuk menyeimbangkan dirinya!" Merlin tertawa aneh saat melihat apa yang bisa dilakukan Skeleton itu.

Untuk menciptakan keharmonisan didalam diri Skeleton setelah pasokan energi Meliodas membuatnya tidak seimbang, Skeleton itu menyerap sisa-sisa jejak sihir «Ark» yang Merlin gunakan sebelumnya untuk menyucikan Melascula.

Alasan Melascula sangat rapuh jika terkena sihir «Ark» adalah karena tubuhnya mengembang setelah dia mandi dalam kolam cairan plasma selama 300 tahun, yang dalam prosesnya menyerap semua racun itu dalam tubuhnya, dan membuat tubuh yang awalnya hanya sebesar cacing tumbuh menjadi seukuran raksasa. Melascula juga mendapatkan kemampuan untuk merealisasikan wujud humanoidnya sendiri.

«Ark» menyucikan semua racun itu didalam tubuhnya hingga Melascula kembali ke ukuran awalnya. Benar-benar menyedihkan, upaya 300 tahun gagal hanya karena terkena satu serangan penyucian.

Dan sekarang, jejak sihir «Ark» yang menyebar ke udara secara paksa diserap oleh Skeleton untuk mengharmoniskan dua atribut bertentangan dalam tubuhnya.

Alasan kenapa Melascula dapat menggerakkan Skeleton itu sebelumnya adalah karena dia menggunakan jiwa Outsider yang mana sudah sangat kuat dan yang Melascula kumpulkan sendiri jiwa-jiwa itu di masa lalu, sekaligus tambahan jiwa manusia yang mana memiliki atribut cahaya dan kegelapan dalam diri mereka.

"Manusia benar-benar menarik, setidaknya begitu. Aku tidak tahu kenapa Asheel yang seorang Dewa senang bermain dengan makhluk fana, namun apapun alasannya aku tidak akan menghentikannya!" Merlin lalu melambaikan tangannya dan sebuah buku berupa Grimoire muncul.

Itu adalah buku kuno yang memancarkan sinar kebijaksanaan hanya dengan keberadaannya didunia ini. Sampulnya berwarna hitam-merah, dan ditengah sampul itu juga terdapat permata berharga yang tertancap disana.

Itu adalah Nameless Book of Spells, atau disingkat Nameless Spellbook. Buku yang Merlin sendiri sudah menganggapnya sebagai kitab suci. Bahkan jika dia tahu terdapat kekurangan seperti yang dikatakan Asheel saat memberikan World Item ini kepadanya, dia tetap memujanya secara aneh.

"Sudah lama aku tidak menggunakan item ini secara langsung. Skeleton, berbahagialah dengan kepuasan yang akan kuberikan lewat kitab ini!" Merlin bertindak chuuni.

Nameless Spellbook bersinar merah saat lembaran-lembaran buku itu terus membalik tanpa henti.

"Terima api penyucian ini, «Fallen Down»!"

Merlin berteriak kegirangan saat belasan lingkaran sihir besar mengelilingi dirinya, sebelum tiba-tiba pilar cahaya putih yang membutakan mata bersinar sampai menembus langit.

BOOM!

Pilar cahaya itu juga jatuh di Skeleton, menguapkannya seketika. Tulang-tulang itu secara perlahan terkikis dan berubah menjadi abu saat dimandikan oleh panas yang sangat terkonsentrasi itu.

Sebuah kawah besar terbentuk tepat diluar istana, dan Merlin memiliki ekspresi kosong untuk sesaat sebelum menghela napas dalam kepuasan.

Alasan dia terkejut sejenak karena Super-Tier Magic yang baru saja dia kerahkan memiliki waktu rapalan singkat dalam aktivasinya. Super-Tier Magic seharusnya memiliki rapalan yang lebih lama, dan itu merupakan kekurangan terbesarnya.

Dia lalu mengingat saat hari-harinya bersama Asheel, saat yang terakhir pernah mengajarinya ketika dia bertanya tentang Super-Tier Magic. Saat itu Asheel mengatakan jika waktu perapalan Super-Tier Magic bisa disingkat menggunakan Cash Item, meski Merlin tidak tahu apa itu, tapi intinya Super-Tier Magic bisa disingkat perapalannya menggunakan Item khusus.

Padahal dia sebelumnya memanfaatkan keadaan Skeleton yang tidak stabil untuk merapal sihir yang pengaktifannya lama, tapi ternyata Nameless Spellbook membawa kebahagiaan tak terduga kali ini.

"Aku tidak menyangka Nameless Spellbook memiliki fitur yang belum aku ketahui." Merlin tersenyum kecil saat mengelus buku itu, sebelum memindai dirinya sendiri. "Terlebih lagi, aku tidak membutuhkan mana untuk menggunakan sihir selevel ini. Yah, karena aku merapalnya melalui Nameless Spellbook, aku seperti meminjam energi sihir dalam buku ini."

Merlin sendiri sebenarnya tidak bisa menggunakan Super-Tier Magic tanpa adanya Nameless Spellbook. Karena beberapa Super-Tier Magic yang tercatat dalam buku itu telah diuraikan menjadi Ultimate Magic, seharusnya membutuhkan mana super besar hanya untuk mengeluarkannya.

Dengan keberadaan Nameless Spellbok, masalah itu teratasi.

"Sekarang...." Merlin lalu mengalihkan pandangannya ke Meliodas setelah merasakan fluktuasi sihir yang menakutkan hingga meretakkan kepompong gelap itu.

Crack!

"Ini masalah....!" Merlin memiliki ekspresi kosong diwajahnya saat memperhatikan pergerakan dalam kepompong itu. "Bisakah Danchou menggunakan otaknya dari pada menggunakan kepercayaan diri yang berlebihan pada kekuatannya sendiri?"

Retakan kepompong gelap itu semakin menyebar ke seluruh bagian.

"Haruskah aku menambalnya?" Merlin pernah memiliki pemikiran itu dibenaknya sebelum membuangnya begitu saja. Jika dia mencoba memperbaiki retakan kepomong itu, Meliodas akan lebih berjuang dalam menghancurkannya, membuatnya lebih tidak bisa dikendalikan.

Tyar!

Retakan itu akhirnya pecah dan menyebar seperti pecahan kaca, sebelum kabut gelap menutupi siluet dimana seharusnya Meliodas berada.

Saat itu, Merlin membelakan matanya karena terkejut. "T-Tidak mungkin...! Danchou baru saja mati dan dihidupkan kembali melalui kutukannya?!"

Sosok Meliodas akhirnya terlihat jelas sepenuhnya setelah kabut gelap menyebar seperti polusi.

Meliodas memiliki tanda Iblis di wajahnya saat dia mengedarkan aura gelap untuk menciptakan jubah kerennya sendiri menggunakan kekuatan kegelapan miliknya. Kakinya juga diselumuti zat hitam dan dibentuk menjadi cakar.

Ekspresinya dingin dan mati rasa, matanya yang terlihat seperti lubang keputusasaan seolah-olah mengabaikan semua bentuk kehidupan.

Keberadaannya saja membuat getaran di udara menjadi sangat menakutkan.

"Merlin." Meliodas membuka mulutnya.

Merlin balik menatap Meliodas dengan berani, mengabaikan segala macam aura intimidasi yang ditargetkan padanya. Dia menunggu Meliosas membuka mulutnya lagi.

Setelah itu, Meliodas mengeluarkan senyum merendahkan yang terlihat cukup jahat. "Aku akan menjadi Raja Iblis."

Saya merasa seperti menulis ulang cerita di canon. Padahal jika langsung skip ke pertarungan Tujuh Dosa Mematikan vs Raja Iblis, akan terasa sangat aneh dan terkesan tidak bertanggung jawab.

Yah, satu minggu ini saya mendapat sangat sedikit power stone. Mohon donasinya.

Nobbucreators' thoughts