1 SET 1

"Assalamualaikum wr.wb," salam seorang laki-laki paruh baya

"Waalaikumsalam wr.wb,eh pak nanda masuk dulu pak," jawab lelaki yang berumur lebih muda di depannya

Mereka pun meninggalkan halaman depan rumah dan masuk ke dalam rumah

"Silahkan duduk dulu semuanya," lanjut Alvin.Pemuda tadi yang menyambut tamunya di depan pintu

"Oh iya iya,"

tak cukup lama bersenda gurau dan berbasa basi akhirnya keluarga dari Alan pmengungkapkan niat dari kedatangannya

"Jadi begini mas Alvin,kedatangan Fatih kesini dengan tujuan untuk menta'arufkan Syafi untuk menjadi istri fatih. Mas Alvin restuin?" tanya Fatih laki laki yang ingin menikahi Syafi. Adik ipar dari Alvin

"Oh jadi,tujuannya dek Fatih sama keluarga dateng ke sini mau melamar adik saya?" tanya Anis selaku istri dan kakak dari Syafi

"Betul mbak" jawab Fatih dengan antusiasnya

Anis mengangguk sambil tersenyum manis mengerti keinginan seorang pemuda yang datang kerumahnya. Setelah itu anis langsung berdiri dan hendak pergi memanggil adik-adiknya. Saat didalam kamar Syafi sudah bersiap di bantu oleh Syifa kembaran dari Syafi

"Fi lo beneran mau ta'aruf?" tanya Syifa pada Syafi yang sedang berkaca di cermin

"Iya lah masa bohongan sih gue ta'arufannya," jawab Syafi yang langsung menghadap pada kakaknya tersebut

Syifa yang mendengar penuturan Syafi langsung memasang wajah sendu

"Berarti nanti lo bakal tinggalin gue sendirian dong?" tanyanya masih dengan wajah sendu

Syafi langsung terdiam dan menghentikan aktivitasnya yang sedang memperbaiki hijab tadi,ia langsung memeluk Syifa dengan penuh kasih sayang pada jiplakan dirinya ini

"Jagan sedih dong..kan dulu kita pernah janji siapapun yang duluan nemu jodohnya,dia boleh duluan nikah kan," Ucap Syafi menenangkan Syifa

"Ya tapi kan,besok kalau lo udah nikah gue bakal sendirian di rumah!" Balas Syifa sambil melepas pelukan Syafi dan menangis

Syafi tidak tau apa yang akan ia lakukan pada kakaknya yang sedang menangis di depannya ini,mereka sudah menjalani kehidupan bersama selama delapan belas tahunan dan Syafi merasa iba dengan kakaknya,memang benar malam ini Fatih. Laki-laki yang dekat dengan Syafi tersebut akan melamarnya.Walaupun Fatih masih berumur sembilan belas tahun dan ia masih menjadi mahasiswa tahun kedua di salah satu Universitas di Jakarta.

"Fa gak usah gini ya besok juga lo bakal ketemu jodoh lo kok." kata Syafi mencoba menenangkan Syifa tetapi kembarannya itu malah tidak mendengarkannya dan langsung memeluk Syafi yang lahir lima menit lebih awal

Di balik pintu Anis sudah akan memanggil si kembar adiknya ini untuk keluar. Ia pun masuk ke dalam kamar,melihat kedua saudara kembar itu saling berpelukan rasanya ia tidak tega memisahkan

"Dek ayo turun Fatih sudah nungguin kamu lo dari tadi kasian dia sama keluarganya," ucap Anis pelan sambil mengelus lembut kepala kedua adiknya itu

"Yaudah yuk turun,lo suka banget bikin gue tambah mellow begini Syafi" kata Syifa yang langsung berdiri menggandeng Syafi untuk keluar begitu juga dengan Anis

Setelah keluar mereka duduk di samping Alvin dan dua keluarga tersebut,membicarakan hari pernikahan kedua sejoli muda yang sedang ingin menjalani kehidupan suka dan duka bersama. Tetapi selama pembicaraan Syifa bosan sekali dengan keadaan yang terlalu formal baginya,ia pun memainkan kuku-kuku tangannya

"Oh ya ini saudara kembarnya syafi ya?" tanya Salsa,ibu dari Fatih

"Eh,iya tante saya Syifa," jawab Syifa yang langsung kehilangan rasa kantuknya lalu mencoba memfokuskan diri pada ibu-ibu yang sedang bertanya padanya,Syifa tebak itu adalah ibu dari si Fatih karna memang terlihat sedikit mirip

"Cantiknya..,kalau Fatih punya kembaran pasti tante udah suruh dia sama kamu." canda Salsa sambil tertawa

Semua tertawa renyah mendengar candaan yang bisa dibilang receh itu terkecuali Syifa yang masih bingung,dimanakah letak kelucuannya?Semuanya mengobrol membicarakan Syifa dan Syafi.Apa bedanya Syifa dan Syafi,kok pada cantik cantik sih,dan satu lagi pertanyaan yang paling dibenci oleh Syifa,loh syifa belum punya pacar?Tetapi saat di tengah obrolan Syifa meminta izin untuk masuk ke dalam kamarnya dengan alasan ia memiliki banyak tugas. Semua menyetujui dan percaya pada alasan itu,ya..walaupun sebagian besar kecuali Fatih dan Syafi yang tahu alasan dibalik semuanya. Setelah sampai di kamar Syifa menutup pintu dan langsung menghempaskan dirinya ke kasur Queen Size miliknya

Ya allah capek banget,mana udah jam sembilan lagi batin Syifa

"Enaknya ngapain ya?Salat aja lah belum solat isya juga," gumam syifa pelan

Syifa menuju kamar mandi lalu langsung melepas hijabnya kemudian melipat lengan gamis yang melekat ditubuhnya dan segera mengambil wudhu untuk salat. Setelah salat Syifa melihat syafi yang masuk ke dalam kamarnya

"YA ALLAH CAPEK BANGETT," teriak Syafi yang langsung berbaring di kasur Syifa

"Eh kok lo ngomong gitu sih,untung untung bentar lagi bakal nikah," cibir Syifa saat selesai berdoa mencoba melepaskan satu persatu mukena yang terpasang pada tubuhnya

"Ish! lo mah gak pengertian banget!" balas Syafi melempar bantal pada Syifa yang di sambung tawa renyah dari kembarannya itu. Syifa pun ikut berbaring di samping Syafi

"Kira-kira besok kalau lu nikah gimana ya?" tanya Syifa sambil memejamkan matanya

"Mm..gak gimana mana lah,gue kan tinggal pergi dari rumah ini beres lu pasti seneng ya?" jawab Syafi dengan sedikit ragu

"Enak aja seneng dari mana? nanti kalau lu pergi gue gimana nasibnya?" sedih Syifa

"Makanya lu nikah juga gih biar samaan,"

"Gak semudah itu masalahnya..."

Syifa menjeda kalimatnya,ia sedang memikirkan laki-laki yang selama tujuh tahun berada di hatinya

"Jadi..lo masih suka sama dia?" tanya syafi pelan tidak ingin menganggu hati kecil saudaranya itu

"Yaa gitu dehh,abisnya baru tujuh tahun sih kan gue pernah bilang mau nungguin dia dua belas tahun,yaa walau satu tahun terakhir gak pernah ketemu dia," curhat syifa tersenyum nanar pada syafi

Syafi yang mendengar itu langsung bangun dari tidur,lalu menghela nafasnya dan mengelus pundak saudaranya

"Ya udah sih kalok gitu,lo harus tetep sabar," ucap Syafi yang dibalas anggukan oleh Syifa walau itu hanya anggukan lemah

"Oh ya gue mau kekamar dulu mau solat terus tidur,lo sekarang tidur gih udah malem juga,"

"Iya,"jawab syifa dengan senyuman lembut di bibirnya

 

"Semoga hati gue tetep teguh."

©©©

Keesokan paginya saat Fatih sedang bersiap untuk menjemput Syafi untuk pergi membeli cincin pernikahan mereka,kegiatan ta'aruf sudah selesai di selenggarakan satu minggu sebelumnya.Hari pernikahan mereka di jatuhkan dua minggu setelahnya

Hari pernikahannya masih dua belas hari lagi namun Syafi terus memaksa Fatih dengan alasan 'apa salahnya di persiapkan lebih awal?' Kalau sudah Syafi fatih tidak bisa menolak lagi akhirnya hari ini ia memutuskan akan pergi membeli cincin

Saat akan menuruni tangga ia menemukan ada sepupunya yang sudah lama menghilang entah kemana

"Loh Ahmad Afif Farhansyah udah kemana aja bapak baru keliatan?mati lo?" sapa Fatih langsung merangkul Afif

"Eh Mas Fatih ngapain coba langsung rangkul orang baru keluar kamar,"marah Syafi pada Fatih

"Loh kok kamu ada di sini sih?bukannya nanti aku bakal jemput kamu?" kaget Fatih yang langsung melepas rangkulan tangannya pada pundak sepupunya

"Iya tadi sih gitu tapi Bunda nelpon aku,dia bilang suruh dateng ke sini jadi..yaudah," jelas Syafi pada calon suaminya itu

"Oh gitu,eh iya Fi kenalin nih sepupuku udah lama ngilang,"

"Afif,"

"Syafi,"

Mereka memperkenalkan diri tanpa menjabat tangan satu sama lain

"Eh iya astaga Mas Afif ini minumannya," beri Syafi pada Afif secangkir kopi panas

"Lah aku kok gak di buatin sih?" rengek Fatih

"Iya iya sekarang aku bikinin,diminum Mas Afif," kata Syafi yang di balas anggukan oleh Afif

"Dia.."

"Iya dia calon istri gue! lo sih ngilangnya lama banget kan gue mau nikah," kalimat yang akan dikeluarkan oleh Afif terpotong karna Fatih langsung memotong perkataannya dengan ucapan pedas

"Udah tau,"jawab Afif singkat

"Hah?lo dah tau Syafi calon istri gue?"tanya Fatih yang di balas anggukan oleh Afif

"Lo tau saudara kembar si Syafi itu.."

"Tau,"

Fatih berkedip beberapa kali karna tingkah laku sepupunya ini memang sangat berbeda dari yang lain

"Jadi sekarang lo udah tau,jadi mau ngapain?" tanya Fatih santai menyandarkan badannya pada sofa yang tengah ia duduki

Afif belum menjawab,ia mengambil kopi yang tadi syafi suguhkan untuknya

"Hah?Fif lo mau ngapain?ya elah baru juga satu tahun gak ketemu," tanya Fatih tak sabaran pada afif

"Lo udah ta'arufan sama dia?" tanya Afif balik

"Udah lah kemarin lusa.saudaranya mau lo apain Afif?!" tanya Fatih jengkel

Afif kembali meletakkan cangkir kopi itu lagi,tak berselang waktu Syafi datang kembali membawa kopi hitam didalam nampan

"Nih kopinya," suguh Syafi pada fatih

"Udah cocok banget jadi istri emang. Oh ya, kamu besok bukannya mau daftar kuliah kan?" tanya Fatih pada calon istrinya yang di biarkan duduk di single sofa didekatnya

"Yaa gitu deh,rencananya sih,kan baru lulus juga besok aja samaan Syifa,"

Mendengar kata 'Syifa' Afif langsung memandang Syafi dalam,Fatih yang melihat itu langsung berdecak kesal melihat sepupunya memandang Syafi dengan arti

"Ck apaan lo natep calon istri orang,dosa woi dosa!" marah Fatih sambil mengusap wajah Afif

Drrrttt

Handphone milik Syafi berdering,Syafi melihatnya dan tahu bahwa Syifa lah yang sedang menelponnya

"Mm..bentar ya ini Syifa nelpon" izin Syafi untuk meninggalkan pembicaraan sebentar untuk mengangkat telpon Syifa

"Assalamualaikum,syafi!!!" teriak Syifa yang langsung terdengar oleh kedua orang pria di belakangnya

"Astagfirullah Syifa kecilin dikit volumenya,lagi di rumah orang nih," tegur Syafi pada lawan bicarannya yang tengah berada di balik telpon

"Ya abisnya! lo pergi gak ngajak gue sih,"

"Ya kan tadi gue berangkat pagi takutnya ganggu lo,lagian gue pergi sama Fatih mau beli cincin kawin,"

"Yahh gue di rumah boring banget ni,ya udah gue daftar kuliah aja,"

"Eh jangan dong,besok aja barengan,"

"Tapi,ada syaratnya,"

"Apaan?"

"Beliin gue oleh-oleh,"

"Hah?! oleh oleh?!"

"Iya oleh-oleh.beliin gue es krim sepuluh biji oke!"

"Lah tapikan lo baru makan es krim kemarin siang,lima lagi es krimnya,"

"Ih tapi pengen lagii,yaudah kalau gak mau gue daftar kuliah sen-"

"Iya-iya,assalamualaikum,"

"WAALAIKUMSALAM."

setelah berbincang sedikit dengan Syifa di via telpon hati Syafi sedikit kesal dibuatnya,ia hanya bisa menghela nafas.Syifa adalah seorang mafia es krim jika sedang senggang ia lebih baik memakan es krim daripada harus menyusahkan diri dengan makanan lain

setelah itu Syafi langsung duduk lagi ketempatnya semula,suasana canggung antara tiga orang tersebut

"Dia..masih sama ya?"

 

000

avataravatar
Next chapter